Tentang Fragmen Rindu
Andai ada satu saja fragmen yang paling ingin dikenang-kenang saat hujan, itu adalah segala sesuatu tentang rindu, rindu dan rindu. Fragmen rindu, bagi saya, rasa-rasanya seperti bumbu wajib yang turun seketika hujan menyentuh bumi. Entah kenapa demikian.
Kadang saat hujan, kenangan yang sudah tertimbun puluhan tahun bisa seketika menguat dan muncul ke permukaan seolah-olah ia baru tempo hari terjadi. Ini tentu tak adil bagi sebagian orang yang enggan berurusan dengan masalah hati. Tapi rindu tetap datang. Acuh.
Pernah suatu hari, tepatnya tanggal lima belas bulan delapan yang lalu. Saat itu cuaca cukup terik. Matahari tanpa ampun memuntahkan panasnya ke bumi. Bunga dan dedaunan cukup puas berjemur di bawahnya. Langit biru cerah. Sangat.
Namun, tak lama kemudian, sekawanan awan hitam tebal datang mendadak dari arah utara. Burung-burung saling berebutan terbang menyilang pulang ke habitatnya. Rerumputan bersiap-siap menyambut air yang sepertinya akan jatuh dalam jumlah banyak dari langit.
Benar saja, sepersekian detik kemudian, hujan turun. Deras. Sangat deras. Kemudian dari balkon lantai dua saya mulai melihat-lihat betapa manjanya rumput dan bulir-bulir hujan. Kemudian? Sepotong-sepotong cerita ketika saya masih bocah datang dan merasuki tatap yang sudah dipenuhi imajinasi.
Dulu, saat masih bocah, hujan tak ubahnya permainan yang turun dari langit. Setiap kali hujan adalah waktunya bersenang-senang bersama teman. Main balap-balapan mobil, petak umpet, atau bahkan main kejar-kejaran. Semua permainan pasti lebih seru dimainkan saat hujan.
Tak ada kekhawatiran banjir datang misalnya. Tak ada kegelisahan karena susahnya bekerja mencari uang karena hujan mengenangi jalan-jalan. Yang saya tahu ketika itu, hujan ada untuk menyenangkan bocah-bocah seperti saya bermain ria. Cuma itu.
Tapi itu dulu. Kejadian yang terjadi belasan tahun lalu. Sekarang tak ada lagi hujan yang menarik. Tak ada lagi permainan yang bisa dimainkan saat hujan turun. Pikiran telah terpecah. Fokus sudah terbagi-bagi. Dan semuanya hanya tinggal dan membekas dalam fragmen rindu yang seringkali datang tanpa aba-aba.
Regards
Jadi rindu dan teringat om Faridz Harja saat duet dengan Nini Karlina dan bernyanyi tentang rindu.
Posted using Partiko Android
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq