[Sebuah Cerpen] Tatang, Siti dan Semboyan Mematikan; Halalkan atau Ikhlaskan?
"Suatu hari Siti dan Tatang pulang dari kondangan seorang teman. Siti memang paling suka pergi ke kondangan. Meskipun setelah pulang dari sana ia selalu baper. Tapi tetap, pergi kondangan adalah agenda sunat muakkat yang harus dijalani. Ini persis seperti representasi dedek-dedek mahasiswa jaman now. Doyan pergi kondangan, setelah itu baper dan sebarin foto bareng pengantin di Instagram dengan kepsyen yang sudah ditebak "pergi kondangan orang dulu, mana tahu cepat ngundang" hukhukhuk.."
Ini adalah kisah tentang Tatang dan Siti. Dua pasangan kekasih yang memiliki pandangan berbeda tentang hidup dan pernikahan. Tatang sangat humoris. Ia adalah laki-laki yang berpegang teguh pada prinsip bahwa hidup harus dinikmati sesantai mungkin. Panik adalah lawannya. Air mata adalah musuh baginya. Pernah suatu hari seorang teman bertanya padanya kapan terakhir kali dia menangis. Saat itu Tatang sambil membalas chat Siti menjawab sekenanya, "Kayaknya pas gue lahir ke dunia kalau gak salah haha". Selalu begitu. Rasa-rasanya tak ada masalah dalam kepala laki-laki ini.
Ini sangat kontras dengan kekasihnya, Siti. Siti adalah jelmaan perempuan melankolis dan sendu. Ia bisa sedih dengan hal-hal absurd yang sulit dinalar. Pernah suatu ketika Siti pulang kuliah dengan muka dibasahi air mata dan ingus yang bercampur menjadi satu. Tiba di rumah, kakaknya yang paling tua menanyakan perihal yang membuatnya menangis. Dengan melow Siti menjawab, "Tadi pas pulang dari kampus gue nginjak cacing tanah. Kayaknya dia mati. Gimana kalau itu ternyata ibu cacing yang sedang cari makan untuk anak-anaknya? Kasian kan mereka tunggu mamaknya pulang. Nah mamaknya mati gue injak." Jawaban Siti membikin sang kakak ngakak sepanjang hari.
Tatang dan Siti sudah lama menjalin kisah asmara. Meski keduanya memiliki sifat yang sangat berbeda, tapi cinta benar-benar menyatukan mereka. Menurut gosip yang menyebar di kampus, keduanya bertemu di tempat paling asoy yang ada di kampus: kantin. Kantin adalah tempat di mana dedek-dedek gemesh mahasiswa kongkow sambil melupakan tugas-tugas kuliah yang tak ada habisnya. Kantin juga tempat di mana mahasiswa bisa merdeka berargumen, berkumpul dan menulis bon tentu saja. Nah, di kantin lah Tatang bertemu dengan Siti.
Di suatu hari yang tak disengaja, Tatang sedang berdiskusi tentang rencana demo kenaikan BBM. Tatang memang aktif untuk hal-hal seperti itu. Dia paling rajin ikut diskusi sejenis itu. Ya, meskipun saat demo dia adalah manusia yang berdiri di barisan paling belakang. Yang penting dia anak diskusi. Saat sedang asyik diskusi, tiba-tiba Siti datang dan singgah ke kantin yang sama. Ia membeli gorengan dan makanan berkomposisi micin lainnya. Di tengah diskusi, mata Tatang beralih ke Siti. Dan setengah menit kemudian Tatang mulai suka sama Siti. Lantas ia meminta nomor Whatsapp Siti. Kok cepat? Ya harus cepat. Emangnya nunggu lebaran lama kali wkwkwk.
Setelah hari itu, keduanya sering bertukar kabar. Tatang yang humoris dengan cepat merebut hati Siti. Siti yang kebetulan sudah lama menjanda, ehh..menjomblo maksudnya dengg, langsung nyaman dan mulai wellcome sama Tatang. Setelah dua minggu bertukar kabar dan saling kenal, akhirnya mereka pacaran. Mereka mulai sering telpon malam-malam. Sering keluar bareng. Dan bertukar pikiran tentang kuliah tentu saja. Beberapa kali Siti merajok sama Tatang karena ia sering mendapat IPK jelek kayak taik ayam.
Pada momen seperti itu Tatang adalah laki-laki paling diuji iman dan kesabarannya. Siti adalah tipikal perempuan tukang ceramah kalau ada hal-hal salah yang dilakukan Tatang. IPK Tatang jelek adalah masalah yang tak bisa ditolerir olehnya. Maka setiap akhir semester adalah waktu mendengarkan ceramah bagi Tatang. Tapi Siti adalah pemaaf. Meski berceramah berjam-jam, nanti ujung-ujungnya dia yang nangis dan minta maaf. Begitulah Siti.
Hubungan keduanya makin serius. Tandanya? Ya, mereka makin sering pergi kondangan dan pesta sejenisnya berdua. Biasanya, setelah pulang dari kondangan, Siti paling suka membahas perihal nikah muda. Tatang berbeda. Ia adalah laki-laki yang berprinsip bahwa tak ada kata-kata nikah sebelum mendapatkan pekerjaan. Dan perkara inilah yang sering membuat keduanya berdebat lucu. Jossss!!
Suatu hari Siti dan Tatang pulang dari kondangan seorang teman. Siti memang paling suka pergi ke kondangan. Meskipun setelah pulang dari sana ia selalu baper. Tapi tetap, pergi kondangan adalah agenda sunat muakkat yang harus dijalani. Ini persis seperti representasi dedek-dedek mahasiswa jaman now. Doyan pergi kondangan, setelah itu baper dan sebarin foto bareng pengantin di Instagram dengan kepsyen yang sudah ditebak "pergi kondangan orang dulu, mana tahu cepat ngundang" hukhukhuk..
Saat pulang, Siti mulai menanyakan keseriusan Tatang. "Jadi kapan datang ke rumah adek?"
Dengan santai Tatang menjawab, "Ini mau pergi ke rumah adek, kan?".
"Bukan itu, maksudnya datang melamar." Siti memperjelas.
Tatang pura-pura begok dan menjawab lagi. "Opooo... boro-boro melamar, IPK abang aja tak naik-naik dari dulu."
Siti mulai panas, "Ini kondangan yang kesekian kali kita pergi bareng. Mosok iya pergi kondangan orang terus? Kita kapan ngundang orang?"
Suasana mulai tegang. Tatang pasang wajah tengik minta dijitak. Setelah bingung, ia menjawab "Selesaikan kuliah dulu, baru dilamar yess.."
Siti mulai emosi dan habis kesabaran, "Eh bang, gak usah pura-pura pikun, gue wisuda bulan depan yess! Sekarang pilih, halalkan atau ikhlaskan?!"
Tatang panik dan tak menjawab. Adapun Siti masih menatapnya sambil menanti jawaban. Angin yang sedari tadi dingin dan menggemaskan tiba-tiba menjadi panas dan tak diinginkan. Siti menagih keseriusan Tatang. Adapun Tatang masih mematung serta mencoba menerjemahkan kata-kata ini sebaiknya "Halalkan atau ikhlaskan?"
Sekian..
Regards
@samymubarraq sangat berkesan..ada sedih juga ya hehehe
Salam fatany..
Insya allah akan setia follow mu kawan
Hehehe.. Terima kasih.. Salam :)
@samymubarraq sama sama..
Sya sngat berharap saran dan kritikan untuk mndorong sya agar mmpu mebulis posting yg bgus dan bermanfaat..
Terima kasih abg mau mendorong saya.
Semoga mnjadi kawan steemian setia upvote
Insyaa allah sya sllu stia follow bg
Yaa.. Yang penting tetap konsisten membuat postingan bagus. Maka sukses akan datang sendirinya @fatany. Keep Steem On.. :)
Intinya takut tidak mapan setelah nikah, padahal nikah dulu baru mapan, bukan mapan dulu baru nikah...hahaha
Iyaa.. Itu yang benar.. Tpi kebanyakan kita masih berpikir demikian. Mapan dulu baru nikah.. 😂😂
Hmm, cerpen yang cukup menggigigit dan keluar gregetnya, saya tidak bisa berkomentar banyak, takut termotivasi, dan akhirnya kawin lagi, hehehe intinya memang itulah logikanya sekarang, bukti laku keras sementara janji gulung tikar, jadi beralihlah sekarang @samymubarraq .
Hahaha.. Jangan sampai. Satu sudah cukup yesss.. 😂😂