Negeriku

in #indonesia7 years ago (edited)

Sebuah negeri kehilangan hati...
Lihatlah… dan lihatlah wahai sang sadar..
matahari yang telah semakin membara di ufuk
memanggang tanah, seolah ingin membakar setiap sudutnya.
tidakkah kau rasakan wahai sang sadar...
gemeretak kemarahan sang ibu pertiwi mulai murka.
berderap, bergemeluruh, menggeliatkan tanah dan gunung api...
gemuruh air telah siap dimuntahkah..
untuk mengubur dan membumi hanguskan….
masih adakah lagi engkau yang sadar...?
….
dan kemarilah merunduk
membujuk sang pertiwi yang mulai murka
….
lihatlah bangsa ini ini telah porak poranda
sebuah negeri telah menjadi negeri sempurna bagi korupsi..
telah begitu akur, teratur tertib dan berjamaah
saling bantu membantu dalam korupsi..

telah hilang rasa malu menjadi pencuri..
seolah menjadi pahlawan karena korupsi..
amati dan lihatlah, dimana-mana
ketika dukun dan paranormal menjadi pujaan
dielu-elu karena kesaktiannya...
menjadi panutan dan suri tauladan
telah hilang rasa ketuhanan..
….......
lihatlah dan lihatlah sekali lagi dengan teliti....
ketika para dai dan ulama yang seharusnya memberikan tuntunan..
malah menjadi tontonan, lawakan bak para selebriti ternama...
dikawal geng motor dan para ajudan
lupa dengan ajaran Tuhan....
….....
lihatlah dan lihatlah, dimanakah bangsa yang peramah....
ketika yang nampak hanyalah aroma kemarahan
wajah-wajah beringas....
gahar, garang dan kasar, tanpa perasaaan
melempar, menampar, memukul, menyeret
memburu mereka yang tak sepaham,
mengerjar dan menghancurkan
kebencian, caci maki, saling serang, dan saling bunuh....
penjarahan, keserakahan, penindasan di antara sesama manusia...
masih adakah kasih sayang sesama manusia?.
….....
tidakkah kau dengar berita kabar angin?
anak menyelingkuhi ibunya....
ayah memperkosa putrinya....
pemuda beramai-ramai memperkosa balita..
manusia memperkosa manusia.....
seks bebas bisa dibeli, pemuka kaum agama menyebar uang.....
bak don juan membagi-bagikan harta dan rayuan kepada wanita...
membuat bola mata melotot seolah hendak loncat keluar tak percaya....
(dimanakah Tuhan bagi dia)?
dan harta hasil mencuri harta rakyat jelata...
atau kabar angin tentang sang petinggi negeri
berselancar di dunia maya menyingkap paha-paha terbuka....
tanpa merasa dosa dan salah (dimanakah Tuhan).

hukum rimba meraja lela....
siapa kuat dia menang....
siapa kuat dia benar...

….....
dimanakah kutemukan manusia yang berhati...
ketika para jin dan lelembut di puja puji...
dimanakah lagi kucari cinta...
ketika yang nambah adalah bangkai-bangkai yang berjalan....
manusia yang kehilangan hati….
maka lihatlah kemarahan sang ibu....
….
duhai ibu segala ibu…ibu pertiwi yang menanggung beban..
wahai para pemandu dan pendahulu negeri
wahai para syuhada dan para leluhur yang arif bijaksana........
wahai ruh-ruh yang tetap hidup di alam sana
… sudah saatnyakah untuk kembali turun
menenteramkan negeri yang telah carut marut
sebelum sang ibu melaksanakan perintah...

basahi jiwa-jiwa yang lembut......
suburkan hati anak negeri.....
taburkan kasih sayang dan saling mencinta...
satukan dalam persaudaraan....
…….
lihatlah dan lihatlah.....
fasilitas umum dihancurleburkan...
iblis merasuk berwajah ramah....
syetan, gondoruwo, wewe gombel, kuntilanak telah menjadi rekan sepermainan...
….
ooh negeriku … negeri para ulama …negeri para biarawan, negeri para cendekiawan,
negeri para ruhaniwan, negeri yang dibangun dari tetas darah mereka....
negeri yang dilandasi cinta dan kasih sayang Tuhan, negeri yang berdiri atas berkah dan rahmat Tuhan Yang Esa....
kemana lagi jiwa dan hati mereka, yang telah menukar dengan makhluk jadi-jadian
dimana-mana yang nampak adalah wajah beringas....
salah sedikit membentak....
beda pendapat sedikit murka....
ditegur sedikit marah....
siap bertarung dan siap murka...
ooh negeriku…

duhai negeri …negeri para ulama…negeri para pertapa, pendeta, dan biarawan
aku menangis untukmu …aku berduka untukmu
…....
kepadamu ibuku …ibu pertiwi
dimanakah kau pingit “satria-satriamu”
apakah terus saja kau simpan dan sembunyikan
apakah sudah cukup waktunya....
ataukah menunggu kehancuran yang lebih lagi
….
aku menunggunya....
biar kusiapkan sutera di hati...
kusampaikan salam sejahtera atas kedatangan para satria....
ijinkan kucuci ujung jari kaki hatimu...
dan kupersilahkan duduk di singgasana negeri
di atas reruntuhan hati yang tersebar entah kemana.....
….
telah kudengar teriakanmu ibu....
dentuman-dentuman dan geraman dari gunung-gunungmu yang menggelegar......
hentakan-hentakan kaki-kakimu yang menggetarkan bumi.....
gemuruh pasukan airbah yang siap menerjang....
aku mendengar rintihanmu.....
di langit barat kau merintih...
di ujung timur kau berduka......
kau sapa burung yang terbang ketakutan.....
kau cari satwa-satwa yang tak lagi tersisa...

kau tangisi pepohonan yang semakin lenyap....
tanah yang hijau telah gundul menghitam.....
….
aku merasakan dukamu ibu …aku mengerti sedihmu......
kehancuran hatimu yang telah remuk dan tak lagi berbentuk....
serpihan-serpihan hatimu yang tersebar di seantero negeri....
tetes-tetes darahmu mengalir bersama derita anak-anak negeri....
….
betapa lemah aku menatapmu....
hanya bersimbah air mata dan air mata....
tak mampu aku mengucap....
malu aku menatapmu....

dulu kau begitu cantik dan anggun...
kini begitu terkoyah dan hampir telanjang...
sedemikian sedikit anak-anak negeri yang mau mendengarmu....
mendengar keluhanmu, mendengar jeritanmu...

lengkingan sakitmu, menghujam jantungku dalam-dalam....
erangan tangismu mengusik jiwaku....
sedihmu membawaku terlempar ke masa indahmu..
….
kutunggu engkau memanggil anak-anakmu...
anak yang mencintaimu tanpa pamrih....
anak-anak negeri yang memiliki hati......
memiliki cinta kasih bagimu ibu negeri...
..........

masihkah aku memiliki waktu untuk melihatmu
kembali kokoh, tegak, anggun, cantik dan berwibawa....?
sebagai pengayom seluruh anak negeri
…..
ijinkan aku mengirim elegi ini
karena tanganku terlalu lemah untuk membelamu... image image image image

Sort:  

Art Of Spirit Photography - News Of The After Life

One of William H. Mumler's most famous photographs, allegedly showing Mary Todd Lincoln along with another of his deceased husband Abraham Lincoln.
Spirit photography is photography that allegedly shows ghosts or other spirit. From the late 1800s to the beginning of the 20th century, it was common for andefotography to be used by spiritist media and the views on the authenticity of the images were shared.


Sir Arthur Conan Doyle and Spirit

The American photographer William H. Mumler was first in the 1860s with the andefotography. Mumler discovered the technique by chance when there appeared another person in a photograph he took on himself, something that he realized was due to double exposure. He realized that there was a market for this and began to work as a medium. He photographed people and added pictures of deceased loved ones to the negatives, often with other photographs as a starting point. Mumler's fraud was finally discovered when he placed identifiable living persons in the pictures that breathe.


William Hopes Ghost Photo

After William H. Mumler, more and more anded photographers began selling pictures. From the 1880s to the early 1920s, andefotography continued to be popular, with advocates such as Arthur Conan Doyle and William Crookes. [2] [3] William Stainton Moses, another spiritist, claimed that the andefotography was ruled by a liquid substance called ectoplasma in which the spirits take shape. [4] Some spiritualists wrote books supporting theo-photography, such as Chronicles of the Photographs of Spiritual Beings and Phenomena Invisible to the Material Eye by Georgiana Houghton (1892) and Photographing the Invisible by James Coates (1911).


Spirit Photography Ectoplasm

An andphotography taken by William Hope
One of the latter andthotographers was William Hope (1863-1933). The researcher Harry Price managed to disclose that Hope's photographs were fraud by secretly labeling Hope's photographic records. Although Hope created several images of spirits, no one contained the marking, which showed that he had replaced the plates against prepared plates with fake portraits. In his book Fifty Years of Psychical Research, Price noted many andefotographers revealed as fraudsters. [5] Price that had spent most of his life studying psychological phenomena wrote that "There is no good evidence that an andthotography has ever been produced.


Victorian Spirit Photography & Spirituality

The faith revealing William Hope still retained a faithful number of spiritualists who believed in him, such as Charles Lakeman Tweedale author of Man's Survival After Death (1920), as well as the author and spiritist Arthur Conan Doyle, who refused to accept any evidence that Hope was a bluff and did big efforts to clean his name, including writing a book that supports andefotography, The Case for Spirit Photography

Upvote balik y

Coin Marketplace

STEEM 0.15
TRX 0.16
JST 0.028
BTC 68337.24
ETH 2445.97
USDT 1.00
SBD 2.39