Antropologi Aceh
Assalamu'alaikum Wr, wb... Alhamdulillah pada kesempatan kali ini saya akan mereview kembali kajian Acehnologi pada bab Antropologi Aceh. Antropologi Aceh tidaklah menghasilkan terhadap budaya orang lain, sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh para antropolog yang terdahulu, dari sejak Zaman penjajahan yang telah lampau, namun para antropolog Aceh telah berusaha untuk membangun kembali akan budaya orang Aceh dan spirit nya, guna membantu orang Aceh dalam memahami kebudayaan mereka sendiri dan dapat mengetahui untuk tidak hanya berdiam diri saja, namun juga harus meningkatkan pengetahuannya untuk dapat menghadapi duni kontemporer, maka dengan pola ini antropologin aceh, dapat mendapatkan aspek-aspek “insider” to “insider” dengan tidak menganggap objek penelitian sebagai penelitian yang tidak beretika.
Adapun perubahan sosial dalam masyarakat Aceh, sangatlah menuntut adanya penjelasan secara antropologis, dikarenakan penjelasan mengenai keilmuan Aceh sejak zaman penjajahan telah dijelaskan dengan kajian antropologis, keilmuan yang ada di Aceh focus dalam nilai-nilai kesufian kedalam ruang publik, dikarenakan hadirnya Belanda dimasa penjajahan,jadi nilai tersebut telah dihancurkan olehnya, dimulai dari aspek metafisika, sampai dasar kehidupan masyrakat Aceh, untuk mengetahui lebih mendalam mengenai keilmuan antropolog yang ada di Aceh adalah sebagai berikut, dari segi religi, budaya, dan mitos, dan perjalanan sejarah yang telah berlalu di aceh adalah secara tradisional, modern dan post-modern, adapun masyarakat sangatlah mempertahankan akan semua pemahaman haruslah dimulai dari paham religi yang hakikat, dalam perjalan hidup masyarakat Aceh kajian yang dianut paling mendasar adalah Islam, Kebanyakan masyarakat Aceh melaksanakan Islamnya Yang bermanhaj, Syfi’iyyah, Asy’ariyyah, Alghazalilyah. Walaupun ada beberapa sejarahn yang tertulis bahwa adanya Syi’ah dan Ibn ‘Arabi. Bisa kita katakan, bahwa aceh pada dahulunya condong kepada Persianisme dan juga Syi’ahnisme.
Kajian antropologi lebih berarah kepada “Faktor persatuan bangsa”, Daripada mengenai berkembangnya ilmu pengetahuan, terkhusunya kajian antropologi itu tersendiri, dalam istilah lainnya kajian antropologi adalah guna untuk proses Integrasi bangsa.
Salah satu kajian mengenai kajian antropologi adalah kajian mengenai budaya, bagian ini sangatlahlah pentng untuk dikaji, bisa dikatakan bahwa ini adalah tugas utama oleh sang anropolog dalam menjelaskan suatu tempat ataupun kawasan yang ia kaji, kajian ini melalui pendekatan antropologi sangatlah mudah untuk menjelaskan akan budaya Aceh, walaupun ini sangatlah sulit untuk diungkapkan kearena kajian antropologi Aceh belumlah amat dikenal, bahkan sangatlah banyak kajian antropologi Aceh menggukan kajian antropologi Barat.
Yang menjadi basis pada kajian antropologi adalah Islam, namun apabila kajian mengenai antropologi diperuntuk kepentingan colonial dan kristianiti, bukanlah kondep antropologi membelaterhadap tindakan kolonialisme dan tersebarnya akan keyakinan Kristen, yang perlu kita ketahui adalah kajian antropologi adalah ingin mengetahui dan membongkar menegenai system kebudayaan yang ada di Aceh, apabila dilihat dari latar belakangnya Aechnologi, dapat kita akui akan pengaruh kristenisasi tidak dapat di abaikan. Disebabkan sangat banyak antropolog menjadikan Kristen sebagai objek penelitian mereka, untuk dapat mengetahui penemuan-penemuan terbarunya.
Perlu diketahui untuk mengkaji secara mendalam mengenai budaya Aceh, sangatlah memerlukan alat dan cara pandang ke-Acehan, oleh karena itu untuk dapat menjelaskan ilmu antropologi haruslah dengan berhati-hati. Dalam memahami bagaimana perjalanan dan tata cara antropologi Aceh, salah satu cara nya adalah dengan mengkaji kembali budaya Aceh pada masa konteporer, proses urbanisasi yang ada di Aceh tidaklah sama dengan halnya kajian yang ada diprovinsi lain, hanya saja diletakkan budaya Aceh pada masa yang sekarang ini.
Mungkin inilah penjelasan singkat dari hasil review saya pada bab ini, Trimakasih.