Logo KSI Chapter Banda Aceh, Kebaikan Alam dan Steemian Hivemind

@kemal13

---

Beberapa hari ini, kami di Komunitas Steemit Indonesia Chapter Banda Aceh, hadir logo komunitas hasil kreasi @orcheva. Logo KSI Chapter Banda Aceh ini langsung menarik perhatian kawan-kawan dan beragam respon apresiasipun bermunculan. Bahkan, beberapa Steemian langsung menyertakannya dalam postingan di Steemit.

Saya juga tertarik dengan logo dari Steemian yang kerap tampil dengan post doodle dan desain di Steemit, yaitu @orcheva. Sejak berkenalan dengan anak muda pendiam ini, saya memang sudah terkagum dengan tarian jemarinya saat menarik garis di kertas, lalu memindahkannya ke photoshop, dan kemudian menjadikannya sebagai bahan postingan di Steemit. Terkadang saya dihinggapi cemburu karena tidak memiliki kemampuan pemilik nama lengkap Andhya Rusian Orcheva.

Salah satu hasil karyanya yang memikat hati saya ya kreasi artistiknya di logo Steem, yang awalnya juga menjadi logo bagi media Steemit. Keberaniannya memberi sentuhan alam di logo Steem benar-benar membangun imajinasi saya dalam membayangkan gerak Steem - Steemit. Dan, ketika kreasi artistik bernuansa alam itu dijadikan logo KSI Chapter Banda Aceh, dalam bentuknya yang sekarang, juga semakin mengembangkan imajinasi saya secara lebih dalam, tapi tetap dalam spirit kebaikan alam.

Memberi sentuhan alam pada logo Steem seperti menegaskan bahwa Steem adalah cryptocurrency yang dibuat tanpa melukai alam raya. Buktinya, dengan proof of brain membuat Steem berbeda dengan Bitcoin yang disebut menghabiskan banyak energi. Untuk mengetahui konsumsi energi dari Bitcoin bisa merujuk ke Indeks Konsumsi Energi Bitcoin.

https://digiconomist.net/bitcoin-energy-consumption

Lembaga riset Morgan Stanley memperkirakan, kebutuhan energi bitcoin dan cryptocurrency tahun ini akan menembus angka 140 Terrawatt-Hour (TWh). Sebagai gambaran, kebutuhan energi di Indonesia pada tahun 2016 adalah 216 TWh. Sumber

Kebaikan alam lainnya yang hari ini saya dapat adalah ketika @kemal13 menitip link dari @steemitblog yang menyebut soal hivemind. Istilah ini mengingatkan saya dengan kebaikan alam yang melekat pada lebah. Bagi saya, lebah yang disinggung dalam al-quran ini memberi pelajaran berharga bagi Steemian, yang bisa menjadi sumber inspirasi dalam membangun komunitas.

https://steemit.com/steem/@steemitblog/update-communities-hivemind

Sayangnya, mengacu pada penjelasan Louis Rosenberg banyak yang salah sangka bahwa komunitas model lebah madu tidak demokratis dan secara cerdik berujung pada membungkam oposisi. Ini hanya penglihatan sekilas pandang. Padahal jika merujuk kepada bahan-bahan bacaan yang sarat kajian terhadap perilaku lebah diperoleh informasi bahwa lebah dalam mengambil keputusan dipenuhi dengan referensi yang kuat, dan posisi lebah ratu sama sekali tidak dalam posisi sebagai penentu, melainkan sebagai sosok yang menyatu dalam konsensus berdasarkan informasi yang dibawa. Jadi lebah madu buka penentu dari koloni, melainkan selalu bernegosiasi dan berkompromi dalam suasana happy ketimbang memilih membangun kubu-kubu.

The amazing thing is that honeybees, as studied by Seeley, converge on the optimal decision 80% of the time. They don’t get mired in stagnation and indecision. They don’t get hijacked by special interest groups. Instead, they pool their diverse knowledge and preferences, and through the natural process of swarming, efficiently reach an optimized decision that is best for the survival of the group as a whole. Louis Rosenberg

Kebaikan alam inilah yang secara teknologi internet diadopsi untuk memungkinkan komunitas online memandu perjalanan mereka untuk mendapatkan ragam keberkahan. Lebih dari itu, berkomunitas, mengambil inspirasi dari lebah madu juga mendorong kesiapan untuk berkerja keras, mendasarkan keputusan pada informasi dan preferensi yang cukup kuat, sekaligus tetap berada dalam kelompok untuk menemukan rasa aman dan nyaman. Kerja kerasnya juga didasarkan kepada kebaikan sehingga apa yang dibawa pulang (rewarnya) juga kebaikan. Adakah madu lebah dihasilkan dari sumber-sumber yang buruk? Jika tidak, lalu mengapa melakukan keburukan untuk menghasilkan reward?

Source

@kemal13

Kembali kepada desain logo KSI Chapter Banda Aceh. Logo ini seakan sedang berkata bahwa kebaikan berkomunitas yang tampak dipermukaan hanya sebahagian kecilnya saja, dan ada kebaikan besar lainnya yang mungkin didayagunakan untuk menuju sukses.

Mengutip para motivator, kebaikan yang tampak dipermukaan itu baru berupa keterampilan dan pengetahuan yang kita miliki. Inilah yang bisa kita tampakkan dalam wujud hadirnya ragam konten kreatif di Steemit. Namun, ada kebaikan lain di dalam berkomunitas yang dapat mendayagunakan kesuksesan kita, dan itu berupa sikap atau attitude. Dengan post yang kita hadirkan di Steemit memang menjadi citra diri kita, atau merek dagang bisnis konten kita. Namun, sukses tidak cukup dengan merek dagang saja jika tidak ditopang oleh attitude/sikap. Karena itu, perjuangan tanpa henti justru bukan di bagaimana membangun merek, melainkan pada bagaimana sikap diasah terus menerus sehingga menghasilkan daya dorong yang benar-benar menjadi pendorong kesuksesan. Jadi, tidak rugi memiliki pandangan positif, mental positif agar bisa mekerja secara positif pula, berkomunikasi secara positif juga dan ujungnya reward yang positif. Khusus reward ini, agama selalu membimbing bahwa kebaikan adalah buahnya kebaikan.

Semoga ulasan sederhana ini menginspirasi kawan-kawan di KSI Chapter Banda Aceh. Mari makin kuat berada di jalur kebaikan, sebab kita sudah tiba pada identitas Steemian Hivemind.