Day #2 Rio Flp Aceh: Masuk Koran Bukan lagi Hayalan
Tercatat ini kali ke empat ada foto aku di Koran, baguslah. Pertama di Prohaba, lalu di Serambi dua kali, dan sekali di harian Aceg? Hebatlah kan dulu tak pernah terbesit supaya bagaimana masuk Koran, sehingga Prohaba hadir, dan siapa saja bisa masuk kesana, maka ada Pak Ukis yang mengirimkan foto kami saat berfoto seusai shalat Ied di masjid Alfalah, maka kami dimasukkannyalah.
Hari itu hari antara gundah dan malu dan sedikit bangga. Kalau ada orang seluruh Aceh lihat itu, dan mengenalku, maka mereka mengirimkan screenshot dan mengucapkan selamat. Maka malulah aku, masuk ke Prohaba. Serambi Indonesia lain cerita. Aku menulis cerita supaya masuk Serambi itu dari kuliah, pakai ketikan saat email belum ditemukan, tak di muat-muat.
Aku tidak menyerah dan mengirimkan lagi, aku suruh edit sama orang berpengalaman, di cerita pertama Luzair, yang terbit di koran nasional Aceh itu di tahun 2011. Saat itu aku di kebun, di bukit Padang Tiji. Aku bersama ayahku sedang mau akan pulang, setelah menanam 2.000 tunas pisang.
Aku sebelum pulang mengecek semua barang-barang jangan ada yang ketinggalan, maka kulihatlah hape dan ada sms dari Shank, kawanku bahwasanya cerpenku masuk koran, maka jalan Padang Tiji – Sigli saat itu dipenuhi bunga-bunga dan kupu-kupu berterbangan di sisi kanan dan kirinya.
Aku puas kala itu dan tak mau menulis cerpen lagi, karena tujuan masuk koran sudah tercapai. Mantap kali cerpenmu ada juga yang mengirimkan pesan, kok bisa ya? Kau ini menulis padahal takada dalam silsilah keluargamu leluhur kamu itu penulis. Andai bisa kujawab, bakat itu 1% dan 99% lagi adalah persipasi (pengurasan keringat).
Maka usaha itu wajib, seperti ayat Alquran yang kurang lebih artinya, setiap yang bergerak di muka bumi ini sama Allahlah rezekinya. Jadi aku berharap rezekiku dari menulis, makanya aku bergerak untuk membaca, membaca dan membaca yang aku suka, biar aku bisa menulis.
Lalu tulisan-tulisan bisa sekarang kita publikasi sendiri di blog dan medsos kita, tak perlu lagi pikir bagus atau tidak karena bukan kosumsi media cetak, konsumsi teman-temanpun, asal idenya udah tersampaikan ya sudah. Haha. Kalau disuruh kirim ke koran baru kita paskan.
Dan kemarin masuk lagi berita yang ditulis kawan-kawan ke koran onlen dan Serambi Indonesia, aku tak bisa menyebutkan satu persatu temanku itu, aku hanya bisa mengucapkan terimakasih dan semoga acara-acara FLP Aceh nanti tetap kita hebohkan seperti ini.
Kalau slogan kita Berbakti, Berkarya dan Berarti, berarti saatnya kita berkarya lagi, mulai hari ini. Kalau sloganya Literasi Berkeadaban, marilah kita mengambil andil dalam memintarkan masyarakat, supaya kita menang di perihal akhlak mulia.
Dari Aula Arpus Aceh, Rio melaporkan
Selamat bang!
mantap bg rio, nepernoe lon temuleh sigoe goe