Dering
Aku tak lagi menunggu dering handphone itu lagi, sejak malam yang katanya hanya milikku berdering, sebab aku yakin seseorang yang telah memberi batas tak lagi mau dihubungi. Aku selaku wanita yang punya pakem tak ingin memulai menghubungi cukup diam dan menaruh semua pertanyaan, mungkin terkesan munafik, tapi itulah sikapku jika, sudah berhadapan dengan hati.
Aku bukan pemburu yang baik, apalagi soal cinta, cinta bagiku adalah kemerdekaan, kebebasan memberi dan menerima kekurangan juga kelebihan, cinta bagiku adalah sesuatu yang nyata dan sangat kuagungkan keberadaanya. maka kubiarkan dering handphone itu sepi bahkan aku tak perduli dengan kesenyapannya.
Mungkin setiap orang mempunyai cara mencintai bukan hanya dengan dering handphone untuk tetap menggenggam, bisa dengan doa, sebuket bunga atau puisi cinta, tapi bagiku yang senang kala mendengar dering handphone adalah sebentuk rasa cinta yang nyata.
Di jaman jarak seperti sekarang ini dengan tehnologi simple, komunikasi bisa kapan saja dan dimana saja, tak perlu menunggu berhari-hari hanya untuk mengetahui kabar atau mencurahkan kasih sayang yang di kirim lewat tukang pos, telegram atau serupa alat komunikasi jaman dulu. sekarang nomor handphone adalah pintu yang sangat mudah untuk tetap bersama meski, beribu kilometer jarak.
Dering handphone sangat ampuh menautkan hati, bisa menguatkan perasaan dan serasa bersama melewati kehidupan, tapi kali ini dering handphone itu tak lagi berbunyi, seperti nisan dengan namamu disana memilih hening.
semakin hari aku membaca keterbatasanmu, dirimu pernah berhari-hari tanpa kabar, kukira waktu telah usai untukku, ternyata tidak.Dering handphone berbunyi lagi menghantarkan beribu maaf di telingaku, namun kini entah siapa yang memenangkan kemalangan, aku atau handphone itu.
Andai saja tak ada kalimat istimewa mengatakan tentang sebuah malam hanya milikku, mungkin aku tak akan menunggu dering handphone yang membuat mataku pedih, melihat lampu handphoneku tak juga menyala. Sebegitu istimewanya kalimat itu hingga, aku bak ratu semalam ( konyol kan? ) ha ha ha....
Namun Handphone adalah benda mati, hanya yang punya hati mampu menggunakannya dengan baik, rasa yang mengunakannya lewat naluri, jika, hati sudah mati dering handphone tak ada lagi, bahkan nomor sebagai pintu sudah terganti atau senyap dalam kekekalan.
Congratulations @ratuayu! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of comments
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
thanks
Jangan-jangan terispirasi harus registrasi nomor sim card prabayar ya, teh @ratuayu? Hahahaha
Salam haneut :)
koq tau ya hahaaa
salam wilujeung leleson