HADIH MADJA (PETUAH ACEH)
Hadih madja, banyak hadih madja yang sudah sangat booming dan populer bagi masyarakat aceh. Apa itu hadih maja, dan tak banyak juga orang mengetahui apa itu hadih madja, apakah itu hanya bait-bait pantun atau hanyalah sekedar sajak, dan tak banyak juga orang yang dapat membedakan hadih madja dengan pantun bahkan ada pula yang mengatakan hadih madja adalah pantun.
Hadih madja adalah perkataan orang tua Aceh terdahulu juga filosofi hidup orang Aceh terdahulu hingga sekarang yang masih juga di sebutkan dalam hadih madja. Hadih madja juga bersumber dari Al-Qur'an, Hadist, dan kitab-kitab para ulama sebagai dasar untuk kehidupan di bumi aceh itu tersendiri, hadih madja terdapat unsur pedoman hidup bagi masyarakat Aceh, "Blang Meu ateung, uteun Meu taloe, nanggroe meu ketua, prang Meu panglima. Lam uteun na rimung, di Krueng na buya, di laoet na paroe, di Nanggroe na ulama ngoen ummara", sebagai landasan kehidupan masyarakat Aceh bahwasanya setiap tempat ada pemimpinnya.
Hadih madja juga mengandung unsur kritik, pembinaan, pengajaran, peringatan, dan masih banyak mengandung unsur yang lainnya, hadih madja juga terbagi dalam beberapa bagian yaitu hadih madja 4 baris (4 krek Bareh), 3 baris (3 krek Bareh), 2 baris (2 krek Bareh), dan 1 baris (sikrek Bareh). Contoh beberapa hadih madja yang terdapat unsur-unsur tertentu misalkan,
Adat Meukoeh Reuboeng
Hukoem meukoeh purieh
Adat Han jeut meurangkahoe ta koeng
Hukoem Han Jeut Meurangkahoe Takieh
Hadih madja 4 baris (4 krek bareh) tersebut menjelaskan bahwa adat dengan hukum tidak bisa sembarangan dan mengandung unsur peringatan. Dan juga di hadih madja yang lain juga terdapat unsur pengajaran,
Ta Yue bak Aneuk buta siblah
Ya yue bak goep buta dua blah
Ta peu buet keudroe Baroe sah
Hadih madja 3 baris (3 krek Bareh) tersebut megajarkan bahwa melakukan sendiri itu lebih sempurna. Dan juga pada hadih madja yang lain juga mengandung unsur pengajaran,
Peugah lagee Buet Peu buet lage na
Nyang na bek ta peu Tan yang Tan bek ta peu na
Hadih madja 2 baris (2 krek Bareh) tersebut mengajarkan kita untuk berbicara sesuai dengan perbuatan dan berbuat sesuai perkataan. Dan juga di hadih madja 1 baris (sikrek bareh) juga mengandung unsur kritik,
Lage boeh trueng lam ji'e hoe Nyang singet keunan meuroen
Hadih madja tersebut mengkritik orang
Yang selalu berpegangan kepada sesuatu di karenakan banyaknya orang dengan maksud yang sama walaupun itu salah. Orang dengan tipe seperti ini tidak bisa dipercaya karna akan menyulitkan kita sendiri.
Hadih madja mengandung banyak sekali unsur bagi kehidupan masyarakat aceh, hadih madja bukan hanya sekedar sajak, sekedar bait tapi mempunyai makna yang mendalam bagi masyarakat aceh sendiri, sejak pada zaman dahulu sampai dengan sekarang hadih madja selalu di pergunakan dan selalu booming di kalangan masyarakat Aceh.
Sekian dan sekilas tentang hadih madja semoga bermanfaat.
Teurimong geunaseh ...
Sumber foto : Google.com