Sabtu Siang Bersama FAMe (How to be a Great Short Story Writer)
Jadikan menulis sebagai hobby
Sebaris kalimat di atas ialah quote yang memang sudah sangat sering di dengar oleh para pegiat literasi. Termasuk Pak Muhammad Nasir Age yang menjadi pemateri di kelas FAMe (Forum Aceh Menulis) Chapter Lhokseumawe sabtu kemarin yang juga menyebutkan hal serupa. Namun, nyatanya merealisasikan apa yang diharapkan tak semudah diucapkan. Termasuk menjaga konsistensi menulis sebagai perwujudan atas apa yang disebutkan dalam quote di atas. Jadikan ia sebagai hobi!
Ya, dalam kesempatan seminggu sekali kemarin kami membahas mengenai kiat-kiat untuk menjadi cerpenis handal langsung dari seseorang yang memang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya, Pak Nasir Age. Selain aktif sebagai penulis beliau juga berkantor di Humas pemerintahan Aceh Utara. Tak jauh-jauh, di sana beliau juga berkiprah di dunia kepenulisan. Dalam pemaparannya kemarin, banyak hal baru yang kami dapat selaku newbie atau pemula yang menaruh minat pada dunia karangan pendek alias cerpen. Diantaranya hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis cerpen, how to find ideas bagaimana menemukan ide, serta motivasi yang menggerakkan diri untuk menjadi a real writer yang disampaikan di bagian awal diskusi.
Ternyata apa yang saya yakini selama ini searah dengan apa yang disampaikan oleh Pak Nasir kemarin. Menjadi penulis tak hanya cukup dengan kemampuan teknis yang dimiliki. Kepekaan terhadap situasi sekitar adalah poin utama untuk menjadi penulis yang baik. Karena bagaimanapun dengan aktif melihat sekitar akan memudahkan kita dalam menulis. Ide-ide akan lahir dari sana dan apa yang disebut dengan faktual juga dapat diraih. Baru kemudian motivasi berikutnya mengikuti seperti perbendaharaan kata yang kaya, dapat dipercaya, dan sikap kritis yang wajib dimiliki oleh seorang penulis.
Kata Sifat No! Kata Kerja Yes!
Selanjutnya untuk menjadi cerpenis, dalam hal penulisan yang perlu diperhatikan ialah cara menulis yang tidak dianjurkan untuk menggunakan kata-kata sifat. Biasakan penggunaan kata kerja yang bersifat deskriptif. Dengan begitu apa yang hendak disampaikan dalam cerita tersebut dapat tersampaikan dengan lebih nyata. Kemudian Pak Nasir juga mengingatkan bahwa tidak perlu menuliskan kalimat yang terlampau panjang. Ini bertujuan untuk menghindari dualisme makna atau ambiguitas dari kalimat tersebut. Dan juga jangan terlampau terikat akan teori-teori kepenulisan, karena bagi beliau menulis cerpen adalah sesuatu yang bebas berdasarkan imajinasi dan mengalir begitu saja. Tentu dengan bekal yang diperoleh melalui kebiasaan membaca karya orang lain, perbendaharaan kata, kepekaan, dan pengetahuan akan apa yang hendak ditulis. And I totally aggree with that!👆👌
Pak Nasir juga menjelaskan teknik-teknik menulis cerpen secara sederhana dan dicontohkan lewat beberapa karya beliau yang sudah ada. Seperti pemilihan judul yang unik dan memikat, gaya bercerita, penggunaan kalimat, teknik penyajian, pengutipan pemikiran orang lain (jika perlu), serta bagaimana memasukkan makna di dalam cerpen yang kita tulis. Di bagian ini beliau berkeyakinan bahwa tak perlu menuliskan secara gamblang makna yang dimaksud. Biarkan ia tersimpan di sepanjang cerita yang kita buat. Lalu serahkan sisanya pada sang pembaca. Mereka yang akan menangkap sendiri makna yang dimaksudkan. Dan ini pula yang saya amini hingga saat ini.
Selain itu beliau juga memaparkan tentang pengalamannya dalam menulis. Mulai dari ketidaktahuannya akan karyanya yang dimuat pada harian nasional (tahunya dua tahun kemudian), hingga pekerjaannya saat ini sebagai seorang Humas Bupati yang sering menulis isi pidato. Banyak kesamaan antara beliau dengan penulis lokal sekelas nasional bahkan internasional, Arafat Nur. Tentu dalam hal sudut pandang akan kepenulisan prosa. Keduanya sependapat bahwa tak ada teori berakar dalam menulis. Hanya perlu banyak membaca karya orang lain dan jangan pernah jenuh untuk terus mencoba. Intinya konsistensi. Dan ini pula yang masih menjadi PR penting bagi tiap penulis. Entah itu seorang maestro ataupun pemula seperti saya.
Ya, demikianlah sharing singkat perihal apa yang saya dapat di pertemuan FAMe Sabtu kemarin. Semoga memberi manfaat bagi kalian yang sudah sedia menyempatkan diri membaca. Dan diharapkan koreksi serta kritikan membangun dari steemians sekalian. Thanks and see ya!😉
(Nb: Beberapa dokumentasi di atas diambil dari foto rekan FAMe Lhokseumawe via whatsapp group FAMe)
Salam hangat ❤
@putrianandass
mohn bantuan ny y....
vot back
Kalau bagi sadra kak kan
Jadikan menulis itu sebagai kebutuhan.
😊
Wesss ini udah lain gradenyaaaaa. Mantap jiwa!
Huhh pengen bisa ikut pelatihan menulisbjuga kak😣
Marii dek. Ini pelatihannya free loh. Dtg aja ke sekolah sukma sabtu siang jam dua ya.. hehe ditunggu!
Sukses selalu FAMe
Siaaap.. terima kasih
sama-sama
asik banget put. wait for me i will join you when i get there ! :D
Asliii utiii! I'll wait for you! Cepetan gabung yaaaaa
nice post...
i like this....
So thanks!😊
terima kasih @putrianandass untuk catatan tentang kelas kemarin
Kembali kasih yaaaa sudah mau mampir dan baca juga. Hehehe salam🙏😊😉
Wesss harus join FAMe sabtu depan nihh
Mariiiii kak😂😆😆