Makanan Bisa Saja Merusak Jiwa
Milyaran manusia berkarir mengais rezeki di hamparan bumi. Ada yang berambisi membabi buta menghalalkan segala cara ada juga yang bersahaja, berhentu ketika kebutuhan telah tercukupi. Harta dari dulu selalu menjadi hal yang menggiurkan. Menumpuk harta, memoles fasad ragawi dan pernak pernik aksesorisnya demi sebuah kebanggaan sosial menjadi tujuan hidup. Berlomba-lomba menempa diri untuk mencapai strata sosial untuk menjadi orang kaya. Sikut menyikut, baku hantam itu adalah hal biasa. Mengapa kita memilih angkara murka demi sebuah fatamorgana? Esensinya harta bermuara pada dua hal, kalau tidak pindah tangan, ya menjadi sumber angkara murka yang mencabik persatuan keluarga, karena rebutan harta warisan. Namun mengapa hal ini terus terjadi dan menjadi siklus yang tak terpisahkan dalam kehidupan Manusia.
Makanan ternyata punya peran penting sebagai penyebab keserakahan jiwa. Wajar dulu semua Agama membuat perundangan tentang tata cara makan. Makanlah sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Tafsir himbauan Tuhan tentang makanan sangatlah luas, tidak berhenti hanya di tafsir untuk raga dan kesehatan belaka. Makanan dapat memicu dari keserakahan manusia. Hal ini perlu dikendalikan dan sangat penting untuk diperhatikan. Semua agama telah memberikan panduan tentang tata cara meredam efek buruk dari makanan, yaitu dengan menganjurkan manusia untuk berpuasa. Puasa bukan hanya untuk merasakan bagaimana rasanya jadi fakir miskin. Makanan salah satu kebutuhan pokok manusia. Kalau dikaji, segala pencapaian yang diusahakan manusia, semua itu berujung untuk memenuhi atau mendapatkan makanan untuk memuaskan nafsu makannya. Makanan secara tidak langsung tidak menjadi visi misi sebuah pencapaian sebuah keinginan manusia, namun hakikatnya kita semua melakukan dengan segala daya untuk menghilangkan rasa lapar. Karena makanan adalah menjadi ujung sebuah pencapaian manusia untuk tetap nyaman di dunia. Maka, kita harus dapat mengendalikan nafsu makan tersebut.
Anda kaya atau miskin tidak menjamin kalau anda dapat mengendalikan nafsu makan ini. Hal ini sering disepelekan oleh kita, padahal dampaknya sangat luas. Makanlah makanan secukupnya. Mungkin anda tidak menyadari bagaimana raga kita dapat mengambil alih semua sistem rohani yang ada di diri kita. Ketika banyak makanan dihidangkan dengan segala macam kelezatannya. Cobalah anda kendalikan kemauan raga yang menggebu itu, boleh mencicipi kelezatan makanan namun jangan terus menerus dipenuhi. Puasalah, agar anda dapat menolak kerakusan raga ketika raga mulai mencoba mengambil alih diri anda.
Untuk memulainya cobalah anda makan makanan yang menunya hanya satu jenis saja dalam jangka waktu tertentu, seminggu, sebulan kalau kuat ya setahun. Latihan ini akan membentuk diri anda kuat melawan pengaruh ragawi. Ketika ragawi sudah anda kendalikan maka ragawi akan patuh pada keinginan anda. Hati-hati dengan makanan, makanlah secukupnya, makanlah makanan yang bersumber dari sumber yang halal. Semakin tua umur bumi semakin banyak pula jenis makanan, makanlah dengan bijak, hati-hati dengan sifat rakus. Bukan makanan yang merusak jiwa tapi nafsu ragawilah yang membutakan jiwa anda ketika menghindar dari rayuan fatamorgana nafsu angkara dunia.