Steemit Merubah Budaya Ngobrol Menjadi Budaya Membaca dan Menulis
Membaca dan menulis adalah dua hal yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Untuk bisa menulis orang harus mau membaca supaya dia paham apa yang sebenarnya dia tulis, selain itu membaca juga akan menambah pengetahuan kita. Dengan membaca kita akan banyak menyerap kosakata baru tiap harinya.
Aku bukanlah seorang yang cepat dalam membaca, satu buku bisa lebih dari seminggu untuk kubaca sampai habis. Tapi aku suka dengan aktivitas membaca, bukan sekedar untuk mengisi waktu luang. Aku pernah mendengar sebuah kalimat begini bunyinya.
Jika kamu ingin mengenal dunia membacalah.
Dengan begitu aku menjadikan membaca sebagai jembatanku untuk mengenal dunia. Bahkan dalam satu bulan aku selalu memiliki budged khusus untuk membeli buku yang harus aku baca, entah itu novel, atau buku motivasi yang dapat menggugah semangatku.
Sedang menulis, yah sudah setahun ini aku mulai intens lagi untuk menulis di beberapa tempat setelah berhasil mengumpulkan kepingan-kepingan semangat yang sempat hilang. Buatku menulis lebih dari sekedar menyusun rentetan kata-kata tak bermakna, menulis adalah berbicara lewat kata.
Jika kamu ingin di kenal dunia menulislah.
Dan beruntung sekali, tiga bulan lalu aku mengenal Steemit yang bagiku adalah salah satu media untuk menumbuhkan kembali budaya membaca dan menulis tidak hanya buatku melainkan kepada semua orang yang selama ini sedikit melupakan kedua aktivitas tersebut.
Disadari atau tidak, kehadiran Steemit mampu melahirkan penulis-penulis baru yang lihai memainkan kata. Mereka yang awalnya kesulitan merangkai kata demi kata di paksa harus mampu melakukannya guna menghasilkan postingan yang menarik bagi pembaca.
Tak seperti media sosial lain yang di penuhi kicauan penggunanya untuk berkeluh kesah, menebarkan kebencian, atau bahkan sekedar ngobrol ngalur ngidul yang mungkin nggak berfaedah.
Di Steemit setiap individu di tuntut untuk berkarya sekreatif mungkin, menghasilkan postingan yang berkualitas, serta berinteraksi satu sama lain. Meski terkadang masih ada beberapa yang memperlakukan Steemit layaknya facebook, instagram, twitter, dan media sosial lain.
Andai semua orang tahu dan paham benar bagaimana seharusnya menjadi Steemians yang baik, pasti budaya membaca dan menulis akan menjadi sebuah kebiasaan yang mengakar.
Aku pernah membaca artikel yang menyebutkan bahwa budaya membaca di masyarakat Indonesia masih rendah. Kebanyakan sih lebih memilih aktivitas lain ketimbang membaca.
Lihatlah contoh di sekitar kita, apa yang mereka lakukan saat mengisi waktu luang atau menunggu sesuatu? Tentu rata-rata akan melakukan, ngobrol, main game, atau bersosial media.
Steemit semakin di kenal, banyak pendatang baru bermunculan, tentu ini adalah hal yang menarik. Tak hanya mengubah budaya ngobrol ngalor ngidul yang kurang berfaedah, di sini kebiasaan baru untuk membaca postingan-postingan dari Steeminas lain maupun menulis sebuah postingan adalah budaya baru yang diharapkan akan menjadi sebuah tren positif dalam bermedia sosial.
Selamat membaca dan menulis..
Terima kasih kepada Kurator Indonesia @aiqabrago dan @levycore, serta teman-teman Komunitas Steemit Indonesia. Mari saling berbagi, mari saling menguatkan.
Sampai jumpa postingan selanjutnya...
Mntap trus berkarya
Terima kasih, semangat untuk terus berkarya
Wah hebat Mbak @patriciadian punya anggaran khusus untuk beli buku :)
Biasanya sih ngincernya novel mbak, hihiihi
Terima kasih kk @patriciadian atas postingan yang penuh inspiratif nya, salam kenal dari saya....
Postingan yang bagus. Benar sekali dengan adanya steemit orang-orang semakin suka membaca dan menulis, sehingga dengan demikian akan bertambah ilmu dan wawasan. Semoga semakin banyak yang bergabung di steemit dan bertambah juga orang yang suka membaca untuk mendapatkan ilmu.
Terima kasih Curator Indonesia @aiqabrago dan@levycore, serta teman-teman Komunitas Steemit Indonesia atas dukungannya.
Saya berikan vote. Dan saya bagikan postingan kakak. Lihat juga sekali-kali saya punya ya.
@mukhlisin
Terima kasih @mukhlisin, semoga bermanfaat
Haloo, terima kasih @syaisyah, salam kenal juga ya dari Semarang :)
Ia kaka kami dari aceh....
Jadi semangat menulis. :)
Harus semangat donk @tusroni :)
Sya sangat termotivasi dengn postingan anda...krna kbiasa saya yg sereng sya gunakn untuk medsos, skarang sudah saya gubakan untuk banyak2 membaca dan menulis... Thank's.. @abiumi
Terima kasih @abiumi, semoga makin produktif dalam berkarya ya
Y....follow me
Wah bacaannya makin berat ajaa.
Di tunggu sharing bukunya mbak 😉
Ini belum slese bacanya mbak dari tahun baheulak, wkwkwk
Mantap Postingannya...
Makin banyak karya makin kita menganal diri sendiri dan lingkungan kita, ayo kita saling dukung untuk mempromusikan steemit shg menjadi salah satu media silaturahmi.
Trimks
Terima kasih Pak @safwan
Membaca ibarat membuka jendela dunia Ya Mba @patriciadian.
Kita akan tahu seluk beluk yang diceritakan dalam buku yang kita baca.
Salute dengan Mba, yg menyisihkan pendapatan untuk budget buku.
Iya mbak, selain itu sekalian belajar buat menyusun kalimat dari gaya penulisan yang berbeda dari tiap penulisnya. Kebanyakan sih novel mbak, hehehhe
Lho ak baru liat postingan ini
Km baca bukunya fiersa besari juga toh mba?
Buku galau sepanjang masa wkwkwk
Hahaha iya dulu pas dia ke Semarang itu aku jadi suka treus ngikutin bukunya. Eh ada yang lebih galau lho. Kamu baca bukunya Boy Candra deh.
Enggak ah, sudah menjauhi buku2 macam gitu
Bikin hidup penuh kegelisahan hahaha