Melawan Takdir Hamdan Juhannis
Halo sahabat steemians,
Kali saya akan me-review sedikit sebuah novel karya Prof. Hamdan Juhannis yang berjudul Melawan Takdir.
Dalam novel itu menceritakan tentang kehidupan seorang anak yatim yang sangat miskin dan hidup di sebuah gubuk reok, sampai akhirnya bisa menempuh pendidikan keluar negeri dengan beasiswa.
Dari halaman sampulnya kita sudah melihat hal yang menarik. “Bagaimana mungkin dari desa terpencil, yatim, keluarga buta huruf dan sangat miskin mampu S2 dan S3 di luar negeri dan menjadi professor termuda?” sungguh suatu yang hebat dan pencapaian yang luar biasa kan.
Beliau (Prof Hamdan Maksudnya) telah menulis aoutobiografinya dengan judul yang membuat pembaca menjadi penasaran dengan isinya. Begitu juga dengan saya yang saat itu sangat penasaran. Awalnya saya berasumsi bahwa buku ini berkaitan dengan seorang manusia menolak keras takdir tuhannya (ALLAH).
Tapi saya salah, ternyata buku ini (Melawan Takdir) sangat berbeda dari apa yang saya pikirkan. Padahal, jika kita membaca lebih detail secara keseluruhan, kita akan mengetahui bahwa novel ini merupakan memori kehidupan dan perjuangan seorang professor yang mampu mengubah kehidupanya melalui pendidikan.
Setidaknya ada tiga yang menjadi catatan saya, pertama pak Hamdan tinggal di sebuah desa terpencil dengan askes yang sangat sulit. Sehingga dalam lingkunganya jarang sekali anak-anak melanjutkan ke-jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Saat sekolah dulu dia bahkan sambil berjualan roti pawa yang di buat oleh neneknya. Semangat itu juga yang ia jaga sampai akhirya mendapat predikat murid teladan dan naik ke podium.
Kedua, menjadi seorang yatim sejak usia 3 tahun dan hidup bersama ibunya yang berprofesi sebagai penenun sarung. Sedikit kutipan tentang ucapan terimakasih prof. hamdan kepada ibunya yang membuat saya terharu ketika membacanya. “kesabaran dan ketabahanmu adalah pelita yang akan terus menyala menyinari ruang kalbu anakmu ini hingga akhir nati. Ibu, dirimu adalah inspirasi terbesar bagi anakmu ini, penyemangat yang terus mendorong untuk tidak menyerah dalam ketiadaan secara material. Tiap tetes keringatmu yang jatuh di atas mesin rajutan tenunmu adalah tetes cinta yang menjadi cerahan cahaya kehidupan bagiku. Aku tau ibu tidak pernah sekolah tapi ibu telah memberikan gelora semangat padaku untuk terus bersekolah. Semoga Allah menganugerahimu dengan balasan terindah”.
Membaca novel prof. Hamdan akan membuat kita terhanyut dengan ceritanya yang sangat menyentuh. Ketiga , menjadi seorang professor di usia 37 tahun dan mendapatkan beasiswa keluar negeri di Australian National University (ANU) yang merupakan universitas bergengsi di negeri kangguru. Selain itu, ia juga melanjutkan masternya di McGill University Canada dan Ph.D di ANU Canberra.
Terakhir, buku ini mengajarkan saya untuk berani bermimpi lebih besar, berusaha dengan keras dan berdoa dengan takdirnya karena tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk hambanya. Itulah takdir yang sebenarnya. Menerima ketentuan tuhan bukan dari apa yang di inginkan, tapi tuhan memberikan dari apa yang dibutuhkan oleh hambanya.
Mohon maaf jika reviewnya terdapat banyak kekurangan, terimakasih sudah membaca.
Gambar di bawa adalah tokoh-tokoh yang menginspirasi
Aamiin ya Allah, terima kasih nur ku yang sangat menginpirasi
Sepakat dengan @nurhayati
Hehee... Aamiin, bapak juga sangat menginspirasi @zainalbakrie dosen favorit
Kayaknya menarik ni. Boleh dong pinjemin saya bukunya @nuribrahimlingga
Hehe.. Boleh banget bang 😂
Luar biasa Bg. Terus lah berusaha untuk lebih keras, karna yang namanya usaha keras itu pasti hasil dari usahanya nanti akan terasa indah dan manis pula.
betul banget, hasil gak akan pernah mengianati setiap usaha.
Sangat menarik
banyak inspirasi yang didapat
Terimakasih bg @nuribrahimlingga
Alhamdulillah... Semoga kita bisa saling menginpirasi bang
Amiin
Siap, Terimakasih
Melawan takdir 😦😦
kenapa dik?