#Tradisi membawa 'peungat' untuk mertua.

in #indonesia6 years ago

image

Assalamualaikum teman-teman,,,
Kali ini saya akan memposting sesuatu yang berbeda dari sebelumnya, jika sebelumnya saya mereview buku Acehnologi, kali ini akan berbeda karena saya akan menjelaskan tentang tradisi yang ada di Aceh, dan tradisi ini juga masih di praktikkan di kampung saya.

Tradisi ini sering dilakukan di aceh khususnya Aceh besar, yaitu tradisi membawa "peungat" untuk mertua, dan hal ini dilakukan khususnya pada bulan puasa, peungat yang diberikan, bukan peungat biasa, yaitu ketan segitiga atau bu leukat lhee sagoe, dan kuah peungat, lalu ketan tersebut saat di olah menjadi bu leukat di bungkus dengan daun pisang, di bentuk segitiga atau lhee sago dan dimasak menggunakan santan, tidak hanya itu, saat di masak juga di tambahkan ketela, pisang dan juga nangka yang sudah matang dan kuning pekat.

imagehttps://goo.gl/images/kasyua

Biasanya peungat ini menjadi menu utama saat di bawa ke rumah mertua, namun tidak hanya peungat, biasanya seperti yang di lakukan di kampung saya mereka menambahkan menu tambahan yang terpisah dengan peungat untuk dibawa ke rumah mertua, seperti srikaya, timphan, kue lapis, dodol, dan lain lain.

Peungat yang di buat ini juga dibuat bersama sama yaitu dengan saudara terdekat dari menantu, biasanya mereka mulai melakukan persiapan di malam hari, menyiapkan apa yang perlu di persiapkan untuk dibawa ke rumah mertua, setelah itu di pagi hari, kira kira pukul 08:30, mereka sudah mulai buat apa saja yang akan dibawa, termasuk menu utama yaitu peungat. Maka dari itu, karena peungat dibuat bersama sama, maka peungat tidak dimakan sendiri saja, namun dibagikan kepada tetangga dan saudara saudara yang sudah ikut membantu.

Setelah peungat dan hidangan lainnya selesai barulah semuanya di letakkan di dalam wadah masing masing dan lalu ditutup seuhap istilah yang di sebut dalam bahasa aceh lalu di tutup dengan kain lalu diikat, persis seperti adat membawa hidang untuk dara baroe.

imagehttps://goo.gl/images/A82Txs

Gambar di atas adalah bagaimana peungat di bungkus untuk di hantarkan ke rumah mertua.

Barulah setelah itu, peungat dan menu lainnya di antarkan ke rumah mertua bersama saudara saudara, peungat memang sering dibuat, orang aceh sering membuatnya, apalagi di bulan puasa, dan keluarga dari mertua pun pasti sering dan bisa membuat peungat, namun mengantarkan peungat untuk mertua menjadikan sebuah kehormatan tersendiri bagi keluarga mertua.

Tradisi di kampung saya, peungat dihantarkan bersama sama di tiga puasa berturut-turut oleh pengantin baru, untuk hantaran setelahnya tidak se istimewa hantaran tiga kali puasa berturut-turut sebelumnya, karena tidak lagi di hantarkan bersama sanak saudara, dikarenakan tradisi di kampung saya membawa peungat untuk mertua hanya di bawa oleh pengantin baru, dan setelah tiga puasa berturut-turut ada sebagian keluarga yang masih membawa peungat untuk mertua, namun tidak di hantarkan seramai sebelumnya, hanya keluarga di rumah saja.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 58702.17
ETH 2301.76
USDT 1.00
SBD 2.46