Mudik: Lebaran di Rumah Mertua
Baru saja, Sakapol membaca status dari temannya pada akun media sosial yang bertuliskan "Semoga tahun depan bisa berlebaran di rumah mertua." Sebuah status yang singkat, pikirannya.
Namun, status tersebut mendapatkan 76 penyuka. Hal ini menunjukkan bahwa di antara teman dari temanya itu turut mendukung sebuah hal yang disemogakan oleh teman Sakapol untuk tahun depan.
Terkait dengan status itu, Sakapol mulai mendatangi beberapa terminal yang ada di kotanya. Terlihat, calon pemudik yang memadati terminal dengan tujuan yang berbeda. Sakapol sendiri bermaksud memesan tiket untuk keberangkatan mudiknya di saat malam lebaran nanti.
Sebenarnya, Sakapol bukanlah pemudik yang sungguhan. Ia hanya ingin menganalisis bagaimana karakter (peukateun) dari pemilik jasa transportasi saat melayani calon pemudik jelang lebaran.
Hasil yang diperoleh sementara menujukkan bahwa pemilik jasa transportasi sangat meupeukateun. Mereka tidak lagi membujuk pemudik untuk menggunakan jasa dari transportasinya. Pemudik sendiri dituntut lebih proaktif dalam upaya keberangkatan ke kampung halaman.
Tidak mudah berlebaran di rumah mertua, pikir Sakapol. Namun demikian Sakapol turut menjadi salah satu dari 76 pengguna media sosial yang menyukai status temannya itu.
Nyan kiban bereh kana gampong kedua, WL.
Haha, harus meunan memang kak. Ngat na kolaborasi bacut. Meuhan bak soet-soet sabee.
Alhamdulillah. Ka meu iseuk dari aceh rayek.
Haha, kakak pajan mudik? Lon tertarik that keu gamba Stemenenten malam nyoe. Rumoh meugoek lagee tas ransel.
Kak Idrus ka di merdu pertengahan puasa. Awai mudik kali nyo, wak.