Tentang Apache13, Band Folk Serambi Mekkah

in #indonesia7 years ago

IMG_20180119_183945.jpg

Saya pertama mengenal band lokal ini sekitar tahun 2016, di channel YouTube. Kala itu trailer lagu Bek Panik yang dinyanyikan oleh Nazar Shah Alam, mencuri perhatian saya.

Sebagai penikmat dangdut dan lagu qasidah serta lagu-lagu Melayu lawas, saya tentu heran dengan diri saya sendiri, mengapa bisa jatuh cinta hanya dengan mendengarkan penggalan trailer.

Saya pun mendownload trailer itu dan kemudian sering menyanyikan kala sendirian di ruang kerja atau sedang berada di tempat sunyi--saya tidak bernyanyi di kamar mandi, apalagi di toilet, karena ketika di toilet saya lebih fokus pada prosesi buang hajat yang maknyus itu-- Sehingga memantik istri saya untuk cari tahu.

Sebagai penikmat lagu yang tidak begitu paham jenis-jenis musik, saya kemudian mencoba melakukan penelusuran tentang Apache13, yang kala itu telah mencuri perhatian saya. Tidak lama kemudian. Album perdana mereka pun meluncur di pasaran. Ketika nyaris di sebuah media sosial membahas grup musik itu, baru saya tahu bila lagu-lagu mereka bergenre folk. Kekuatannya ada pada lirik, bukan pada musik.

Tidak mudah menembus pasar. Banyak produser yang menolak proposal lagu yang dimasukkan oleh Apache13. Apalagi kala itu Bergek dengan lagu campur aduk itu sedang ngetrend di tengah-tengah masyarakat. Liriknya yang asal-asalan (campuran Indonesia dan Aceh) dengan irama lagu India (dicopy secara utuh ) dari lagu aslinya, membuat Bergek melambung tinggi.

Walau sudah mencoba mendemokan lagu mereka di depan produser, tetap saja mereka menolak, dengan alasan publik tidak tertarik.

Apache13 tertolak. Tapi mereka tidak patah semangat. Dengan keyakinan bahwa lagu-lagu mereka akan diterima oleh pasar, anak-anak muda itu pun memanfaatkan YouTube sebagai media promosi. Benar saja,Apache seketika menggemparkan Aceh. Kekuatan mereka ada di lirik. Full berbahasa Aceh, lagu folk Apache diolah sedemikian menarik. Gaul, berpetuah, kocak serta ringan. Satu lagi, irama mereka asli, bukan jiplakan.

Saya pun bergembira. Melalui link YouTube saya bisa menikmati secara utuh lagu mereka : Bek Panik. Kemudian saya pun semakin jatuh hati pada Apache dan lagu Melati--salah satu singlenya dalam album itu. Pada lagu itu saya sempat dibawa perasaan dan sempat benar-benar marah kepada lelaki yang tega membunuh pacarnya hanya karena sang pacar menikah dengan orang lain. Duh!

Kini, Apache telah melanglang buana ke berbagai sudut Aceh. Menghibur kawula muda dan generasi tua yang masih bisa menikmati kesenian dengan apa adanya. Menurut saya band folk ini telah menjelma menjadi salah satu generasi musik Aceh yang mampu bersaing dengan karya luar biasa.

Apache 13 kini telah menjadi band folk papan atas Serambi Mekkah.

Sort:  

Kita memang memerlukan hiburan yang cukup di samping bekerja. Salam

Hehehehe. Semangat-semangatnya kita nih.

Assalamualaikum Bg @muhajir.juli .
Alhamdulillah luar biasa lugas dan jelas tulisan droneuh sehingga selalu menarik untuk di baca.
Sehingga saya upvote dan saya bagikan.lon Resteem balek.

Ohya. Tulisan tentang bandara lon kalheuh lon edit..kalo ada waktu luang tolong di lihat dan dikoreksi..heheScreenshot_20180122-143840.png

Thank you very much brother.

Terima kasih Teungku. Semoga tetap istiqamah dalam menulis. Kita memang harus terus giat mengampanyekan Aceh lewat tulisan-tulisan positif.

Coin Marketplace

STEEM 0.14
TRX 0.24
JST 0.032
BTC 86072.38
ETH 2189.69
USDT 1.00
SBD 0.94