Gila
Nyaris semua protes kepada Bupati Shaifannur mendarat dalam bentuk hujatan. Dari yang nyinyir hingga sampai pada taraf kurang ajar.
Bupati Bireuen gila, tak waras, jumud, diskriminatif dan sampah masyarakat. Itu adalah lakab baru Haji Shaifan. Ajaib, sebab lakab itu ia dapatkan dari orang-orang yang mendaku diri sebagai intelektual, kaum berwawasan dan sering piknik.
Apa yang dilakukan oleh Bupati Shaifannur itu bagian dari penegakan syariat Islam, yang berbasis pada interpretasi dan pemahaman pihaknya terhadap Syariat Islam, itu pendapatnya. Dan setidaknya ia punya alasan yang cukup kuat. Bukan asal cari sensasi.
Tak ada yang menghadang standarisasi warung kopi itu dengan bangunan argumentasi fiqh, kaedah ushul fiqh, maqashid syariah atau seperangkat teori-teori lainnya dalam hukum Islam. Semua pemprotes itu malah mengajukan perspektif Barat dalam ketidaksetujuannya. Bukankah ini lebih gila dari gila itu sendiri, bahkan dalam kadar dan level yang lebih tinggi.
Jika kau terus melihat Islam dan realitas di sekitarmu melalui kacamata Barat, maka dari masa Kura-kura berjanggut hingga era Kucing Bertanduk pun, kau akan tetap gila.
Bek na rencana neu peuget "Ini Dia Daftar Caleg Penentang Edaran Dukungan Ulama" beuh haha
Hahahaha Rencana na bang.