Steemit untuk Siapa?

Masih seputar @steemit. Maklum anak baru. Belum paham medannya. Jadi masih ngutek-ngutek nyari tau apa itu steem? Steem power? Steem dollar? Longok-longok di steemd.com trus melongo ga ngerti, Etc.

Adakah yang bisa menjelaskan apa arti yang tertera di atas?

Lalu ga sengaja nemu beberapa postingan yang mengulas tentang hal itu dengan tulisan yang enak dibaca sama pemula di @rismanrachman dan @ipulhayat. Tapi sepertinya belum terlalu paham juga. Kudu di baca bolak-balik sambil di praktekin baru dong kayanya. Learning by doing.

Oh ya semalam bandwith ku anjlok sampe 40%. Nurut bang @rismanrachman di komennya, bahwa untuk meningkatkan bandwith bisa dengan cara vote for witnesses. I did and taraa ... pagi ini bandwithnya naik 😍. Walau sebetulnya ga paham juga sih apa itu bandwith dan apa gunanya di @steemit. Dodol 😅.

Selain itu, setelah seharian kemarin aku ngeluh sana sini karena voteku ga bisa nambah $ buat yang di vote, hari ini akhirnya bisa nyumbang $ buat tulisan bagus dari kedua abang yang aku sebutkan di atas.

Takjub juga saat memperhatikan postingan sendiri ada perubahan. Vote dan $ nambah 😍.
Apa karena sudah mulai aktif upvote, follow, reply dan resteem, jadi modalnya nambah? Mungkin juga.

Btw, kembali ke judul di atas, @steemit untuk siapa?

Dengan rumitnya pengaturan dan peraturan di @steemit, begitu asingnya istilah-istilah yang harus di kuasai, sampai-sampai aku berpikir @steemit hanya diperuntukan untuk orang-orang yang bergelut di bidang informatika atau yang memahami perihal teknologi digital.

Untuk orang awam, ini benar-benar sesuatu yang jauh dari mudah.

Aku hanya ngerti nulis dengan gayaku seperti ini. Lalu terjerumus di @steemit, yang kebetulan aku belum melihat tulisan orang dengan gaya suka-suka, semuanya nulis serius, bahasan berat, berbau dollar, bisnis. Fiiuuhh.

Apakah @steemit tidak diperuntukkan untuk para penulis pemula yang ingin mengembangkan tulisannya?

Kemudian di ingatkan oleh @bangmimi, ‘berikan kualitas terhadap apa yang kamu tulis’. Plok ... bener juga ya. Dimana pun media menulis, kualitas tetap menjadi point nomer satu yang harus di perhatikan. Kedua adalah jaringan pertemanan.

Sama seperti di blog multiply, wordpress, blogspot atau bloger dulu, kalau tulisan ‘tak berbunyi’, tak ada yang melirik. Jika tak pernah mempublikasikan tulisan atau blogwalking, maka tak ada yang akan berkunjung dan mengapresiasi. Sepertinya kedua prinsip dasar ini bisa aku terima.

Pada akhirnya, serumit apapun @steemit, tetap menjadi hal yang menarik. Aku melihatnya bagai ‘mainan baru’ yang menantang untuk di taklukan lalu di bongkar pasang 😆. Mungkin juga bisa dijadikan terapi dan pengalih kejenuhan ya mba@horazwiwik 😆.