Share First or Act First? (Sebuah Renungan)
Perhatikan gambar di atas. Berantakan banget ya.
Nah, jika menemukan kondisi tersebut di lingkungan kerja, apa yang pertama kali akan Anda lakukan?
Mungkin Anda akan langsung ambil foto lalu share di wag kantor bahwa Anda menemukan ‘kekacauan’ di suatu tempat dan mohon agar seseorang bertanggung jawab.
Kemudian beberapa kawan mungkin akan berkomentar : jorok, kerjaan siapa sih itu?, geli banget ngeliatnya, ga bertanggung jawab banget tu orang, dan banyak komentar yang bernada sama.
Lalu, apakah ada orang yang mengaku bahwa itu perbuatannya?
Ya enggaklah.
Saya rasa orang yang melakukan itu akan malu sekali. Kalau pun mau bertanggung jawab pasti akan melakukannya tanpa diketahui orang lain. Atau lebih memilih diam dan tidak perduli.
Akhirnya kondisi tersebut akan tetap begitu adanya sampai Office Boy datang membereskan.
Pernah suatu waktu di kantor saya, seseorang menemukan pembakut bekas pakai di toilet wanita, dan kebetulan OB sedang tidak ada ditempat dan tidak ada seorang pun yang berkenan menyingsingkan lengan bajunya untuk merapikan ‘kekacauan’ tersebut.
Setiap kali orang yang keluar dari toilet hanya bisa ngedumel dengan memasang wajah jijik atau pura-pura ingin muntah. Beberapa bahkan rela untuk menahan keinginan buang air nya sambil mencari toilet lain.
Tidak ada seorang pun yang mau bertindak.
Miris sekali.
Ternyata di jaman sosmed seperti ini, banyak diantara kita yang lebih memilih share first act later. Kita lebih memilih menyebarluaskan keluhan dan complain ketimbang melakukan sesuatu lebih dahulu.
Padahal, andai kata orang yang pertama menemukan itu mau sedikit membereskan, sebisanya, semampunya. Baru kemudian mengingatkan kawan-kawannya di grup untuk lebih menjaga kebersihan toilet. Menghimbau agar cek dulu sebelum meninggalkan toilet. Tentunya akan lebih bernilai edukasi. Semua orang akan menerima dengan baik dan berkomentar positif. Terutama orang selanjutnya yang memakai toilet tersebut tentu akan berterima kasih dengan tindakan tersebut.
Hanya perlu sedikit usaha, namun hasilnya indah bukan?
Buat saya pribadi, ketika menemukan ‘sesuatu’ yang tak sedap di depan mata seperti itu, tandanya saya sedang diberikan kesempatan untuk berbuat baik. In Syaa Allah akan bernilai sedekah selaiknya orang yang menyingkirkan duri dari jalanan.
Semoga bermanfaat.
Tulisan yang menyentuh.
Wkwkwkwk ... akhirnya. Makasih bung ...