Pembelajaran dari Game Yang Tak Pernah Tuntas

Source

---

Tiga hari, tanpa mengakses Steemit. Bukan karena mentok di ide, tapi lebih kepada waktu mandiri untuk menyelesaikan tulisan menjadi mampet persis seperti orang terkena flu dan demam.

Berakhir di cafe "hedonis " sebut salah seorang kawan yg notabene seorang pekerja di imigrasi namun lulusan sarjana ekonomi pembangunan.

Topik yang dibahaspun pedas dalam rasa, ditemani @lontuanisme dan Rahmad R, dia mengupas tentang Economic Distruption dengan Referensi dari buku megah Rhenald Razali "disruption".

Sejujurnya sebagai pembaca yang pasif, terkadang kita butuh sumbangan pemikiran dari intelektual muda berbagai bidang yang mampu memberi sudut pandang baru, sehingga membuka simpul yang sering disebut "pencerahan". (dikesempatan lain, Insya Allah akan memberi alasan mengapa pencerahan diberi tanda kutip).

Namun beberapa waktu, Kesempatan semeja dalam denting gelas kopi berisi hikmah jadi langka jika gerak kita semakin tunduk pada sebuah paham "bertindak dalam kerangka kerja".

Maksudnya lebih kurang, hidup kita sesuai alur permanen yang berjalan sesuai SOP. Tidak ada lagi proses pembelajaran yang ada hanya proses pelaksanaan.

Masalah yang dihadapi pun dapat di diselesaikan dengan kecerdasan emosional. Semua baik baik saja. Stagnan dalam kondisi lama. Nyaman dalam hal reward dan gaji serta tak butuh lagi tantangan. Segitunya. Memang ada ??

Kembali pada topik, rasa penasaran yang berlebih pada hal hal baru menjadikan seseorang lebih antusias dalam belajar, baik secara bertanya langsung maupun mengerjakan sampai menemukan masalah.

Ada dua kenyataan dalam perjalanan hidup yang menjadi "sesuatu" bagi penulis sendiri setelah menyerap ilmu yang tertumpah.

Mohon maaf atas keterbatasan pemahaman atau bila ternyata gagal paham.

Pertama.

Sebuah bisnis yang bergerak dibidang kuliner yang punya hasil produksinya tetap dan dibatasi dalam jumlah tertentu. Penambahan hanya bila ada kasus pesanan khusus.

Setiap jam makan malam, bila jam 20.30 anda ingin mencicipi rasanya, maka anda harus siap dengan jawaban "habis" dan mempercepat langkah anda pada malam berikutnya.

Unik dan khas adalah nilai lebih yang diberikan dan bila anda harus lebih cepat datang untuk mendapat layanannya. Ada persaingan sesama pelanggan yang terjadi, tentu saja ini membuat produk tersebut terkadang ludes sebelum waktu tutup makan malam.

Pengusaha tersebut seperti paham benar dengan Break even Point (BEP), Laba maksimum dan hukum pertambahan hasil yang semakin menurun (the law of diminishing marginal return).

Apakah pemilik usaha tersebut belajar dari alam atau memang ada guru bisnisnya ??

kedua

Semasa kuliah S1, penulis pernah memainkan game PC bergenre First Person Shooter (FPS). Namun yang paling menyakitkan adalah level terakhir yang tak pernah selesai.

Pembelajaran dari kesalahan, penerapan strategi yang berbeda sampai dengan percobaan yang berulang kali namun tetap gagal menuntaskan game tersebut. Mengapa ?

Keputusan akhirnya tentu saja melupakan dan beralih kepada game lain untuk di mainkan.

Beberapa bulan kemudian sebuah kenyataan menyempurnakan jawaban kegagalan menyelesaikan apa yang sudah kita mulai.

Bila sesuatu sudah mentok maka carilah ahlinya untuk menohok.

Konsep kesendirian dalam kredibelitas dan peningkatan kapasitas diri akan terbentur pada akumulasi kepentingan dalam interaksi sosial yang saling bersebrangan.

Kebijakan pribadi bisa jadi pilihan paling rasional menurut kita dengan alasan kepakaran di bidangnya. Namun mahkluk sosial melekat dalam atau inherent dengan sisi individualistik.

Kebenaran bukan ditentukan oleh posisi jabatan tinggi namun sebuah refleksi dari cermin diri dalam hubungan antar lini.

Share inilah yang terkadang mengejantahkan kelemahan.

Game tersebut memang tidak pernah selesai, namun pembelajaran hidup telah menambah kunci yang harus kita pegang dari sebuah gangguan yaitu Sharing.

Banda Aceh, 9 April 2018

---