“Judul Di Belakang”, Kicauan Para Burung Berkemaluan dan Berkelamin

in #indonesia7 years ago (edited)

Bila burung bisa berkicau dengan bebas, maka apa yang saya tuliskan ini anggap saja sebagai kicauan. Walaupun saya bukan burung dan tak memiliki burung, namun saya ingin bisa seperti burung yang bebas berkicau. Tanpa sekat dan tanpa kurungan, meskipun yang dikurung bisa dijual dengan harga tinggi, tetapi tetap saja jauh lebih menyenangkan bisa bebas merdeka terbang menjelajah semesta sambil berkicau. Meskipun juga tidak selalu merdu dan enak didengar, namun setiap kicauan selalu memiliki arti dan makna bagi yang mau mengerti.

IMG_20180116_105829.jpg

Setumpuk buku, majalah, koran, dan berbagai tulisan baru selalu ada di atas meja setiap hari Senin tiba. Mereka semua mengundang saya untuk membaca dan saya selalu senang untuk menerima undangan mereka. Hanya saja, waktu hanya terbatas 24 jam sehari, sehingga tidak selalu semua bisa sempat saya ulas. Benar-benar harus sabar mereka menanti antrian, hanya mampu satu saja sehari saya berikan ulasannya. Tak mungkin saya ulas bila saya tak habiskan dulu bacaannya, karena penulis semua tulisan buku itu pasti bukan udel yang seenaknya, sehingga patut diapresiasi dan dihormati.

Situasi spesial jatuh pada sebuah buku pertama yang dibuat dari hasil kicauan para burung yang bebas merdeka menikmati keindahan alam semesta ini di Steemit. Terutama lagi karena semua kicauan para burung itu sudah pernah saya baca jauh hari sebelumnya dan masih saya ingat dengan sangat jelas di dalam benak. Tersimpan juga di dalam hati sebab semua para burung dan kicauannya itu memberikan saya harapan besar bahwa benar di Aceh sana masih ada burung-burung bebas dan merdeka, burung-burung yang memiliki kemaluan walau tidak perlu malu-malu dan menjadi memalukan karena tak memakai penutup.

Ya, mereka memang burung-burung yang lebih manusiawi daripada kebanyakan manusia pada saat ini. Mereka memiliki kemaluan dan teguh tegas berani menunjukkan kelamin mereka yag menjadi kepribadian mereka. Tidak ada yang mereka perkosa, tidak ada juga membuat malu yang malu-maluin. Mereka begitu terbuka, tidak ada yang ditutupi dan tidak juga memakai kemaluan orang lain untuk menutupi kemaluan mereka. Mereka benar-benar sungguh menggairahkan dan mengundang birahi!

Burung-burung itu berkerumun di pohon rindang bernama komunitas @kanotbu, sebuah komunitas seni yang berbudaya. Sebuah komunitas yang bukan sok seniman tetapi tak tahu bagaimana menjaga budaya lewat seni, tetapi mereka berusaha keras untuk terus melestarikan apa yang dulu pernah ada dan terlupakan agar terus bisa ada. Segala bentuk tulisan khas sastra satire ala Aceh tercermin dengan jelas pada setiap kicauan mereka. Perjuangan itu benar terasa jelas dikicaukan, tanpa memakai otot dan urat, tetapi lebih kepada perpaduan otak dan hati. Inilah yang juga membuat hati saya begitu bahagia, ternyata burung-burung Aceh itu benar masih ada dan tidak semuanya terkurung atau dikurung.

Kicauan para burung ini juga menjadi contoh penting bagi para burung yang merasa berkemaluan dan memiliki kelamin di Steemit ini. Mereka bisa terbang bebas dan merdeka ke sana ke mari tanpa harus takut tidak dihargai dan tidak dipuja-puji, tanpa takut tidak mendapatkan bayaran pula. Yakin saja semua itu ada hasilnya bila kesabaran, ketekunan, keseriusan, dan keikhlasan itu benar diberikan. Toh, buku mereka ini menjadi bukti bahwa ada yang lebih penting dari reward yang dihasilkan di Steemit, buku dari hasil kicauan mereka tidak bisa dibandingkan dengan mata uang apapun di dunia ini. Berlian segunung pun tidak bisa membeli dan mengurung mereka! Celana dalam dan bra hitam yang mereka gantungkan di tiang bendera dan kentut Setnov yang mereka kicaukan bisa lebih kuat bertahan daripada sekedar makanan dan minuman enak termahal yang esok hanya akan menjadi kotoran dan dibuang di kamar mandi.

Para burung yang sedang mengarungi samudra, mendaki gunung tinggi, terbang ke angkasa, berjalan di atas tanah, hingga yang sedang menggali setiap lubang tikus, semuanya berkicau dengan kelamin masing-masing dan bersatu padu membuat sebuah nyanyian merdu dalam sebuah buku berjudul “Judul Di Belakang”. Buku yang diterbitkan oleh Tansopako, siapa yang peduli, ini patut sekali dibaca dan dijadikan contoh bagaimana berkicau. Biarpun sendiri-sendiri tetapi tetap rendah hati untuk berkumpul bersama, sehingga semuanya menjadi benar merdu bukan hanya pura-pura merdu ataupun dipaksakan merdu. Tidak perlu ada pesan sponsor yang memenggal mereka, menjadi bukti juga bahwa benar ada gunanya menabung di Steemit.

Tanggal 14 Januari kemarin, buku para burung ini diluncurkan ditemani dendang irama para pemusik yang juga tak memakai kolor. Sebuah kehormatan turut dibajak dan bisa ikutan bersenang-senang bebas menikmati keliaran semesta alam yang merdeka di bumi Aceh. Tepuk bahu bagi para burung ini, mereka adalah : @altha15, @zeds, @senja.jingga, @marxause, @fooart, @gabrielmiswar, @only.home, dan @bookrak. Mari kita doakan semoga kelamin yang berkemaluan milik mereka itu bisa terus berkicau merdu tanpa harus ditutupi dan dikurung. Semoga juga apa yang telah mereka lakukan bisa membebaskan para burung lainnya yang masih terkurung tanpa kemaluan dan kelamin di Aceh, di Steemit, di Indonesia dan seluruh dunia ini. Follow mereka kalau nggak mau rugi!

aezre9o752.jpg
Sumber: salah satu postingan yang dipajang di blog @kanotbu

Anggap saja ini sebagai kicauan burung tua yang sudah lelah mencari dan menjadi amat sangat bahagia ketika sudah mendapatkan mimpinya. Ini bukan promosi, tetapi rugi kalau tak memiliki kicauan para burung ini! Silahkan hubungi pohon rindang tempat mereka berkumpul, @kanotbu, semoga tak kehabisan!

Bandung, 16 Januari 2018

Salam hangat selalu,

Mariska Lubis

Sort:  

wow

Selain memanjakan mata, satu hal yg slalu buat saya tertarik dari burung, mreka itu adlh makhluk yg sangat setia pada pasangan, kita bisa cntoh dari burung merpati, bgaimana setianya sijantan, sebaliknya juga, poinnya contoh lh burung klu mau bhagia dan aman dlm hidup, terimaksih [email protected], sudah berkunjung ke aceh, meski ada kcewa sdikit, krn gk bisa jmpa dgn mbak kurator cerdas @mariska.lubis , tapi saya tetap mrasa senang, krn tlh berkunjung ke daerah asal saya

Nice post.. tulisan yang memiliki nilai indah

Very good post my friend.

Luar biasa mbak @mariska.lubis dan juga @kanotbu..👍👍

mereka luar biasa memang.... saya yang ikut tepuk tangan saja.. hehehe ;)

Saya tegang ketika membacanya.

segera luruskan! hahaha...

Segera tidurkan dia seperti semula

Ah, dia ingin pulang ke sarang.

awas salah sarang! hahaha....

Waaah penasaran sama bukunyaa

saya akan kirimkan hari ini ya!

Asiik!! Thank youuu teh!

artikel yang menarik dan bermakna, izinkan saya follow @mariska.lubis

Buku yang menarik @mariska.lubis.Smoga dapat bermakna bagi para pembacanya

dijamin bermakna!

Aku penasaran gimana bukunya. Apa harus di baca dari belakang halaman dulu?

hahaha besok saya bawa...

Asyikkk.. Jadi lengen cepet cepet beaok deh hehe

saya mau mbak, biar kicauan merdu terdengar ketelinga dan anak-anak baik disekolah...

kontak aja @kanotbu... buku mereka bagus banget!

siap. entar dikabari lagi