Introducing Gayo To The World : Burni Kelieten (2930.Mdpl)
The Journey To The Rooftop Of Gayo : Burni Kelieten (2836,2930,2950.Mdpl)
Tidak seperti mendaki Burni Telong yang terus menanjak, mendaki Burni Kelieten bukan tentang kekuatan, tapi tentang ketahanan. jadi jangan coba coba mendaki kalau anda sedang dalam keadaan kurang sehat. karena bisa saja hal tersebut bisa berakibat fatal bahkan sampai merenggut nyawa, belum lagi kondisi tubuh yang sakit akan menghambat pendakian teman-teman lainnya.
Aku sendiri telah mengalami hal serupa, tepatnya 17 Agustus 2016 yang lalu. ketika itu Tim dari MAPALA (Mahasiswa Pencinta Alam) MAHAGAPA mengadakan "open trip" pendakian Burni Kelieten dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 2016. dua hari sebelum keberangkatan aku terserang demam tinggi hingga tak sanggup beranjak dari peraduan, pada awalnya aku sudah menyerah untuk mengikuti pendakian, namun keesokan harinya aku sudah merasa baikan, bahkan sudah merasa segar bugar walau masih terasa sedikit pusing.
Tepat di hari pendakian aku pun hadir untuk berangkat bersama menuju ke lokasi awal pendakian. padahal kondisi tubuh belum benar-benar pulih, namun tetap saja aku memaksakan diri, karena merasa tidak enak hati meninggalkan teman yang beberapa minggu yang lalu aku ajak mendaki bersama.
Cerita tentang Pendakian
Menikmati Sunrise, Sunset, dan Udara dingin.
Awal mulanya pendakian berlangsung mudah dan santai, namun ketika melintasi hutan Pinus dada mulai serasa terbakar, rongga mulut menjadi kering dan nafasku serasa menjadi mengecil. akan tetapi aku masih sanggup untuk mendaki, perlahan lahan tapi pasti akhirnya aku sudah berada jauh dari pos awal pendakian. kami berhenti sejenak.
Mulai berjalan lagi kondisi tubuh mulai menunjukkan dampaknya, perasaan lelah seakan membuat oksigen berkurang mengalir ke otak, aku hampir pingsan, kurebahkan tubuh di atas carrier yang aku gendong. Rasanya aku ingin bermalam di sini saja, melanjutkan tidur.
Teman-teman yang lain aku persilahkan untuk berjalan duluan, nanti aku susul ucapku bohong. Ada pergolakan batin saat itu, antara kembali pulang atau melanjutkan perjalanan. Hampir nyeyak tidurku tiba-tiba aku dibangunkan oleh Zen alias GPS yang merupakan salah satu panitia acara dan juga salah seorang anggota MAHAGAPA.
Zen akhirnya menggantikan aku untuk menggendong carrier yang aku punya. sesaat badan terasa ringan, bahkan merasa aku bisa terbang. perjalalanan dilanjutkan dan akupun berhasil menyusul rombongan lainnya.
Hunting foto dan Sensasi badai di Puncak MAHAGAPA
Di dalam perjalanan ada banyak sekali tempat yang bagus untuk di foto, bukan hanya tempat, ada banyak tumbuhan-tumbuhan yang jarang sekali kita lihat, bunga-bunga liar yang indah, pohon-pohon menjulang tinggi hingga tak terlihat pucuknya. Ada juga rimba yang pohon-pohonnya dipenuhi oleh lumut-lumut basah. Keberadaan kami di tengah hutan hujan ini benar-benar menakjubkan.
berbeda dengan Burni Telong yang treknya terus naik, di Burni Kelieten treknya naik turun melewati beberapa bukit kecil dan beberapa bukit besar sebelum akhirnya terus-menerus mendaki hingga sampailah kami di puncak batu atau disebut juga puncak MAHAGAPA.
Tak disangka kedatangan kami disambut oleh badai besar yang menerjang puncak mahagapa, udara begitu dingin hingga terasa seperti terkena tumpahan air dari dalam kulkas dalam skala yang lebih besar bernama hujan. angin bertiup sangat kencang hingga kami harus bersembunyi di balik bebatuan untuk menghidupkan api.
Kami di tuntun untuk masuk ke dalam satu tenda besar untuk memulihkan kondisi fisik yang terkuras, setelah minum air hangat dan makan sepiring Mie Instan. Aku keluar dari tenda karena tenda tersebut diperuntukkan bagi kaum hawa yang ikut dalam pendakian. aku berusaha mencari tempat untuk bisa menghangatkan diri, tapi yang aku temui hanyalah tenda terpal besar yang digunakan sebagai dapur juga, asap mengepul begitu hebatnya membuatnya seperti gas air mata, mataku menjadi perih dan gatal.
Akan tetapi karena sudah terlanjur lelah akhirnya aku tertidur juga.
Melihat danau Lut Tawar dan Kota Takengon dari Puncak Burni Kelieten
Pagi hari setelah matahari terbit banyak para pendaki yang sudah terbangun dari tidurnya, aku sendiri sebenarnya tak bisa tidur pulas, tapi cukuplah untuk membalikkan kekuatanku. mendaki batu yang lumayan terjal akhirnya aku berhasil melihat Danau Lut Tawar dan Kota Takengon dari puncak tertinggi Aceh Tengah ini. ada perasaan bangga bercampur haru mengingat betapa kerasnya aku berjuang untuk bisa sampai kemari. aku bersujud syukur.
Tampak Kota Takengon terlihat sangat kecil dari puncak Mahagapa, dan birunya air Danau Lut Tawar menambah kesan indah yang aku dapat dari pendakian ini, jam 08:00 WIB kamipun mengibarkan bendera merah putih berukuran 17 x 10 meter.
Selesai Upacara kami pun beranjak turun, satu persatu rombongan turun setelah selesai berkemas. dan akhirnya pendakian pun dilanjutkan dengan camping di pinggir Danau Lut Tawar.
Tips Mendaki Gunung Burni Kelieten
Adapun tips-tips untuk mendaki Burni Kelieten adalah sebagai berikut.
- Jangan lupa untuk mengabarkan ke keluarga atau teman-teman anda tentang pendakian anda ke Burni Kelieten
- Apabila kita belum pernah melakukan pendakian sebelumnya, ada baiknya untuk menggunakan jasa pemandu.
- Dilarang keras untuk merusak atau memetik tumbuhan yang ada di sekitar Burni Kelieten (Bila kedapatan anda akan didenda dengan jumlah uang yang sangat besar)
- Bawalah pakaian yang bisa menghangatkan, karena udara di atas gunung sangat dingin .
- Ada baiknya untuk membawa perlengkapan p3k ketika mendaki.
- Bawa perlengkapan seperlunya saja dan bawalah barang secukupnya, agar tidak terlalu terbeban ketika mendaki.
- Waspada dan tetaplah berhati-hati, karena trek yang curam dan sangat ekstrem.
- Sebagai pencinta alam sejati, jagalah kebersihan dan kelestarian Burni Kelieten.
- Berdoalah sebelum melakukan pendakian, agar diberi kesehatan dan keselamatan dalam mendaki Burni Kelieten.
Berikut di bawah ini adalah sumber Referensi foto dan juga berbagai cerita tentang pendakian Burni Kelieten.
Referensi 1
Referensi 2
Referensi 3
Referensi 4
Referensi 5
Referensi 6
Referensi 7
Referensi 8
Mantap dibya bng
berijin bg rizkan.
tak disangka ternyata burni kelietan benar-benar sangat indah, makasih infonya @lingkargayo
iya bang, mari kita jaga apa yang kita punya bg. hehe salam kenal.
Luar biasa, post yang menarik.
Jadi ingin track ke burni keliten. 👍
ayyooo, mari mendaki bersama hehehe.
Siap, kalo ada waktu panjang.
Hehe..
Luar biasa pemandangannya.. 😀
Keren...pemandangannya
Mantap !!! kiriman yang bagus
terimakasih bg sudah selalu mampir, semoga kita bisa terus istiqomah bikin postingan bg ya.
Good post. Thumbs up.
thanks udasfrow, have a nice day.
Keren.. Sebagai orang Gayo sya sangat kagum dengn para pencinta alam, sy juga seorang pencinta alam. Sngat rugi rasanya sampai saat ini blum pernah mendaki Burni telong dan burni kelieten.. Semoga suatu nanti bisa menjelajah alam Gayo yg dahsyat ini..
Aamin..
waaaah, mantap betul niatnya bg @awalisme, semoga nanti bisa mendaki bersama dengan teman teman di atas juga.
Bagus tulisannya
terimakasih bg, masih belajar juga nih bg, sebelumnya udah jarang nulis.
Wooowwww
ayooo mendaki bersama kapan kapan bg.
semoga suatu saat nanti bisa mencapai puncak burni
ayoo bang, kita bikin pendakian sesama Steemian.
jika kesempatan dan kesehatan , ayok kita lakukan
semoga segera bisa mendaki bersama hehe.