Community Steemit Cultural Meeting
To my surprise, Steemit account users in Indonesia are rapidly increasing. Really like a virus. On Saturday evening March 24, 2018, the initiator of Steemit Culture Community, Mustafa Ismail gathered us in a Meetup Steemian forum at a coffee shop in Kalibata City.
As a matter of recognition, Mustafa Ismail (journalist Tempo ) has known Steemit since November 2017. When he enrolled, no one taught him. After studying deeper and seeing the many benefits, he invited many friends of writers to become users of Steemit. According to him, it is not the time we write without financial reward. In Steemit, the authors and photo uploaders will get responses from other users of vote and comments. With that response there are values that can be cashed some kind of honor or royalty.
That night we were gathering and listening to the more senior Steemit users talking, knowing that Steemit could be used as an investment medium. So, in addition we can work, share experiences, friendly with account owners around the world, can also provide income. Dynamic interaction among the "Steemian" is certainly like the ethical order in social life that is mutual respect for each other.
In the world of Steemit also known stratum of its members measured from the power of steam (steem power). The position also shows "his wealth" in the form of investment. Anyone new to Steemit account users, even as a famous writer or a youtuber, will still start from scratch. Except those who start with "buy" investments to occupy positions as "whales" with high “steem power”. It's not cheap.
In that meeting I learned a lot though not fully understood. Two speakers, Ayi Jufridar and Razack Pulo provides plenty of experience and advice for the novice Steemian. Hopefully this social media is uplifting, both writing and investing. However, do not be surprised if in the world of Steemit there is also a crime because everything that uses the medium of internet will be easy to enter hacker. Watch Out!
Pertemuan Komunitas Steemit Budaya
Di luar dugaan saya, para pengguna akun Steemit di Indonesia dalam waktu singkat meningkat cepat. Benar-benar seperti virus. Pada Sabtu malam 24 Maret 2018, penggagas Komunitas Steemit Budaya, Mustafa Ismail mengumpulkan kami dalam forum Meetup Steemian di sebuah kedai kopi di Kalibata City.
Sebagamana pengakuannya, Mustafa Ismail (jurnalis Tempo¬) mengenal Steemit sejak bulan November 2017. Saat ia mendaftarkan diri, tak seorang pun mengajarinya. Setelah mempelajari lebih dalam dan melihat banyak manfaatnya, ia mengajak banyak teman penulis untuk menjadi pengguna Steemit. Menurutnya, sudah bukan zamannya kita menulis tanpa penghargaan finansial. Dalam Steemit, para penulis dan pengunggah foto akan mendapatkan respon dari pengguna yang lain berupa vote dan komentar. Dengan respon itu ada nilai yang kelak bisa diuangkan semacam honor atau royalti.
Malam itu kami yang berhimpun dan mendengarkan para pengguna Steemit yang sudah lebih senior berbicara, menjadi tahu bahwa Steemit bisa dimanfaatkan sebagai media investasi. Jadi, selain kita bisa berkarya, berbagi pengalaman, bersahabat dengan pemilik akun seluruh dunia, dapat juga memberikan penghasilan. Interaksi yang dinamis di antara para “Steemian” ini tentu seperti tata etika dalam kehidupan sosial yakni saling menghargai satu sama lain.
Dalam dunia Steemit dikenal juga strata para anggotanya yang diukur dari kekuatan steem (steem power). Kedudukan itu menunjukkan juga “kekayaannya” dalam bentuk investasi. Siapa pun yang baru menjadi pengguna akun Steemit, meski sudah terkenal sebagai penulis atau youtuber, tetap akan dimulai dari nol. Kecuali mereka yang memulai dengan “membeli” investasi untuk menempati posisi sebagai “paus” dengan steem power yang tinggi. Itu tidak murah.
Dalam pertemuan itu saya belajar banyak meskipun belum sepenuhnya memahami. Dua pemateri, Ayi Jufridar dan Razack Pulo memberikan banyak pengalaman dan saran bagi para Steemian pemula. Mudah-mudahan ini media sosial yang membangkitkan semangat, baik menulis maupun berinvestasi. Namun demikian, jangan kaget jika dalam dunia Steemit ada juga kejahatan karena segala hal yang menggnakan medium internat akan mudah dimasuki hacker. Hati-hati!
Kef, 25 Maret 2018
Thanks sharingnya. Sy baru banget dan belum tahu seluk beluk dunia Steemit. Tapi uraian di atas memperkuat keinginan saya untuk bergiat di Steemit. Hehe hampir tiap hari posting di sosmed cuma dapat kepuasan bathin. Kalau plus kepuasan dompet, kenapa tisak??
Acara yang luar biasa bagi teman teman steemian di Jakarta Kef, anda dan teman teman kedatangan dua speaker dibidang nya, @ayijufridar penulis segala zaman menurut hemat saya, dan juga @razackpulo investor pertama di platform media steemit dari Indonesia, semoga kedepan teman teman di Jakarta memiliki komunitas yang besar seperti di Aceh, peran komunitas sangat membantu saya selama ini di media social ini.
Karya-karya @kurnia-effendi akan jadi bernilai lebih lagi di steemit. Passion sastra yang kontinyu itu akan jadi energi lebih dari seorang sastrawan seperti anda
semoga semakin berkembang komunitas di Indonesia
Teman baru dengan energi baru, tentu akan lebih dahsyat. salam
Dinamika di Steemit memang sangat cepat Pak @kurnia-effendi. Saya juga belum sepenuhnya memahami. Tapi di situlah pentingnya komunitas. Semoga kita bisa berkembang bersama komunitas.