Bagaimana Melatih Penjagaan Lisan?

Image Source

Apa perlunya melatih penjagaan lisan? Demi keselamatan manusia. Sebab lisan adalah sarana komunikasi yang paling efektif. Maka semua kebaikan maupun keburukan yang terkomunikasikan dengan lisan akan sangat berdampak.

Bagaimana melatih penjagaan lisan?

• Pertama; menghemat tutur lisan.

• Kedua; memikirkan sejernih mungkin yang akan ditutur lisan.

• Ketiga; melatih diri dengan kosakata-kosakata positif untuk dituturkan lisan.

Menghemat tutur adalah langkah pertama. Sebab pemborosan adalah kemubaziran yang menjadi pintu mendekatnya syaitan. Maka pada pemborosan kata akan membuat liarnya lisan. Sementara pada penghematan kata akan membuat terjaganya lisan.

Memikirkan sejernih mungkin yang akan ditutur adalah langkah kedua. Sebab pikiran tempat menyaring segala hal yang akan dikomunikasikan. Maka bila telah dipikirkan hingga tersaring jernih runutan kata dan dampaknya, tentu membuat lisan lebih terjaga.

Melatih diri dengan kosakata-kosakata positif adalah langkah ketiga. Sebab meski telah menghemat tutur dan memikirkan sejernih mungkin yang akan dituturkan, namun karena tak terlatih dengan kosakata-kosakata positif, maka tetap saja merusak penjagaan lisan.

Keselamatan manusia ada pada menjaga lisannya.

Ada satu doa Rasulullah untuk Ali bin Abi Thalib. "Ya Allah, tunjukilah hatinya dan teguhkanlah lisannya," begitu doanya.

Rasulullah telah menyandingkan ketertunjukan hati dengan keteguhan lisan. Isyarat bahwa keduanya saling terkait. Hati yang terhidayahi, akan memiliki lisan yang tertepati. Sebaliknya hati yang tanpa hidayah, akan melahirkan lisan yang tak terarah.

Seorang tabi'in nan panglima berujar merenungi tingkah kata kaum khawarij. "Aku kagum melihat akal seseorang yang melebihi bicaranya,"begitu ujar al Muhallab bin Abi Shafrah al Azdi.

Maka, marilah kita bersama meminimalisasi tutur kata. Sembari saling mendoakan di waktu menjelang berbuka. Seperti doa Rasulullah untuk Ali bin Abi Thalib.

---

Image Source