URUNAN BUAT NONTON FILM BIOSKOP DI ACEH
Aceh Tidak Lagi Punya Bioskop. Aaah... bagi masyarakat terutama penggiat film di Aceh, mungkin sudah lelah mendengar kalimat tadi. Hampir nyaris jadi mimpi rasanya, bila hari ini Aceh punya bioskop.
Pasca Tsunami, Gajah Theater yang sebelumnya adalah satu-satunya Bioskop tersisa, ikut raib ditelan Gelombang Hijau Tsunami. Kenapa saya bilang “Hijau”?, ya walaupun gedung tidak hancur dihantam tsunami, tapi sekarang gedungnya sudah berubah menjadi warna hijau. Tidak percaya? Anda bisa cek sendiri ke belakang gedung pusat belanja pecah belah Zipy-Zipy dekat Krueng Aceh yang lebih terkenal dengan Jembatan Pante Pirak.
Padahal bila anda iseng-iseng cek Youtube, dengan mengetik; Film Aceh. Pastinya banyak anda temukan film-film yang hari ini dibuat oleh orang-orang Aceh. (terutama film pendek). Apalagi di Aceh hari ini, mulai banyak sineasnya yang produktif memproduksi film dokumenter, yang tergabung dalam Aceh Documentary @acehdoc dan sebagian besar lainnya dengan mandiri juga membuat komunitas untuk berkarya film fiksi.
Terus dengan begitu, apakah memang sudah saatnya Aceh Punya Bioskop Lagi?
Masing-masing anda pasti bisa dan punya jawabannya. Tapi bila nantinya juga Bioskop seperti XXI atau Blitzmegaplex ekspansi ke Aceh, trus apakah karya komunitas film di Aceh juga akan dapat layar dan penontonnya disana?. Nah pertanyaan ini juga masing-masing anda pasti punya jawabannya.
Terlepas dari apapun jawaban kita dari pertanyaan-pertanyaan tadi. Saya mau bilang, hari ini untuk bisa nonton film bioskop yang berkualitas di Aceh, Sudah bukan Mimpi lagi. Karena berkat hadirnya kawan-kawan sineas yang menggagas Aceh Film Festival (AFF), membuat Mimpi tadi akan menjadi Nyata.
Tahun lalu, setelah berhasil memutarkan Film Bioskop “Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak” dan “Night Bus”. Tahun ini dalam rangkaian Pre-Event AFF 2018, giliran Film Bioskop “ISTIRAHATLAH KATA-KATA” yang akan tayang di Aceh. Film Istirahatlah Kata-Kata yang saya singkat menjadi IKK, merupakan sebuah film yang disutradarai oleh Yosep Anggi Noen. Film IKK terinpirasi dari Kisah dan Puisi Wiji Thukul yang jelas bukan Tukul Arwana ini. Berdurasi kurang lebih 97 menit. Berikut di bawah ini saya cantumkan Trailernya;
SIAPA WIDJI THUKUL ITU?
Widji Thukul yang memiliki nama asli Widji Widodo ini adalah seorang legenda dalam dunia sastra. Terutama, sastra sebagai alat perjuangan bangsa. Karya-karyanya menghentak, memanaskan telinga penguasa saat itu. Puisinya menyadarkan jiwa yang takut karena penindasan yang berlarut, mengajak para proletar untuk bangkit bersama. Suaranya menggema, menembus zaman, tanpa badan.
Dia adalah aktivis yang termasuk dalam peristiwa hilangnya para aktivis dalam peristiwa 27 Juli 1998. Dia hilang bersama belasan pejuang lainnya. Sampai sekarang, kita tidak pernah tahu, apa yang sebenarnya terjadi pada penyair tanpa rasa takut ini. source
Konsep Urunan Buat Nonton Film Bioskop di Aceh
Akhirnya saya akhiri postingan ini dengan mengajak rekan-rekan stemian semua untuk meramaikan nonton Film Bioskop Berkualitas di Taman Budaya Banda Aceh, Hari Rabu, Tgl 14 Feb 2018. Dengan cara urunan dari masing-masing penonton. Kita di Aceh juga punya kesempatan untuk menonton film-film bioskop. Sekaligus mensupport AFF agar mampu terus menghadirkan film-film berkualitas di Aceh.
Salam Sinema
Terima Kasih.
wah.. sayang apa belum ada yang mau membangun bioskop disana?
Sampai hari ini yang terdengar belum ada sih. Cuma baru2 ini Bekraf ada membangun ruang nonton alternatif seperti MISBAR di Sabang dan Bireuen.
Gerakan Aceh Menonton. Salut. Luar biasaaa. Salam Sinema👍👍👍👍
Nyaban GAM,
Hamboooo!
We must survive! No matter what!
Yes, we can do it!
idroe han ek pike le! u medan keudeh kuak nonton hanjeut taharap leubeh lam nanggroe droe theuh!ujong" brat ta harap akan keucewa teuh.
Nyan keuh hai, leumoh aneuk muda.
Beuh jak ta support rakan komunitas yang sedang berjuang menghadirkan film berkualitas di Aceh. Kiban na rencana nonton Istirahatlah Kata Kata?
Masalah bioskop menjadi rumit. Sebab ketika itu berdiri maka secara total akan bicara bisnis. Atau pemerintah punya ruang buat menentukan film yg akan diputar. Polemik ini juga muncul dalam pembahasan qanun penyiaran islami. Kalau ngak salah diperlukan pembentukan badan sensor aceh... Nyan ban. Rempong kan hahha. Lbh baik bikin kayak disabang. Bikin ukuran lebih besar, putar deh karya anak aceh atau nasional yg bagus2
Iyha bang. Bahkan acara kami kmrin pun tidak mendapat izin dari walikota, dikarenakan kisruh konser Armada, menyebabkan efek domino pelarangan kegiatan seni budaya di Banda Aceh, sampai waktu yang belum ditentukan.
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by jamsphonna from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.