ChildHealth #25 : Mengenal PUCAT karena Kekurangan Zat Besi (2)

Hallo stemian, kita lanjut lagi pembahasan tentang anemia defisiensi besi ya. Postingan sebelumnya mengenal pucat telah dibahas dan dapat dilihat di ChildHealth #24 : Mengenal PUCAT karena Kekurangan Zat Besi (1)

Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan anemia karena kekurangan zat besi dan merupakan masalah kesehatan paling besar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan literatur, prevalensi ADB pada balita di Indonesia sekitar 55.5%. Gejala pada ADB yang dapat timbul adalah :

1. Pucat → tanpa adanya perdarahan (Hb < 7 gr/dL)
2. Anak mudah lelah, lemas, tidak nafsu makan
   
   Sumber
3. PICA (gemar makanan yang tidak biasa), seperti es batu, batu bata, tanah, rambut
   → Jadi orangtua jangan merasa bangga jika anak kuat bisa makan batu bata, padahal sebenarnya bisa jadi anak mengalami ADB
   
   
   Sumber
4. Milkaholics → konsumsi susu sebagai energi utama
5. Tanpa pembesaran organ hati dan spleen

Jika menemukan gejala-gejala diatas, orangtua harus mulai bertanda tanya, kenapa ya anak saya. Perlulah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter untuk menentukan diagnosa penyakitnya.

Penanganan yang dilakukan adalah memberikan preparat besi denag dosis 4-6 mg/kgBB/hari dan dilihat respons terapi dengan menilai peningkatan kadar Hb setelah 1 bulan pemberian pengobatan. Jika Hb terlalu rendah ( Hb< 4 gr/dL) harus dilakukan tranfusi darah.

Pada ADB bisa terjadi komplikasi yang mengganggu tumbuh kembang anak, terjadi perubahan tingkah laku dan gangguan imun tubuh pada anak sehingga anak gampang terkena penyakit infeksi. Jangan sampai anak-anak kita mengalami ADB, jadi sudah dilakukan pencegahan terlebih dahulu dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi akan kandungan zat besi dan menghindari makanan yang menghambat absorbsi zat besi seperti teh.

()
Sumber

Semoga bermanfaat.

Regard,
dr. Ifrah Ayuna Siregar, Sp.A | @irasiregar