Bertani Jadi Lebih Gampang dengan Blockchain
Dunia blockchain sudah sangatlah luas dan mencakup berbagai lini, salah satunya penyimpanan data yang relevan dan transparan. Pengarsipan data tersebut nyatanya bisa diterapkan berbagai bidang yang malahan jauh dari dunia teknologi. Salah satunya dunia pertanian..
Indonesia dianggap Negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, tanah yang subur dan berada di garis katulistiwa menjadikan Negara sentra pertanian. Di era 80-an negeri kita terkenal dengan proses swasembada berasnya dan potensi ini bisa terus dilanjutkan.
Menurut data dari menteri pertanian, ada sekitar 8,19 juta hektar lahan persawahan yang ada di Indonesia dan jumlah ini bisa terus meningkat. Serta 39,6 juta orang yang bekerja di sentra pertanian, jumlah yang cukup besar bagi sentra pertanian negeri kita.
Namun masalah pangan khususnya beras lkadang jadi polemik, mulai dari kebijakan pemerintah dalam proses impor beras, alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan, bencana alam yang membuat gagal panen hingga petani yang beralih profesi karena tidak menguntungkan.
Polemik ini jadi sebuah hambatan di dunia pertanian, tak jarang setiap tahunnya kita harus mengimpor beras sebagai cadangan dari Negara tetangga. Serta embel-embel Negara swasembada beras hanya tinggal nama.
Blockchain solusi bidang pangan
Penerapan blockchain nyata punya manfaat yang cukup besar dalam bidang pertanian. Dunia digital saat ini sudah menyasar berbagai bidang tanpa terkecuali bidang pertanian. Penerapan ini bisa mengetahui secara pasti hasil produksi yang dihasilkan.
Sistem ini terkomputasi pada jaringan desentralisasi yang melibatkan petani, bank, pemasar, perusahaan asuransi, dan credit scoring. Saat ini banyak data pertanian masih berupa offline dan hanya pihak petani yang mengetahuinya.
Saat krisis terjadi, barulah pemerintah yang kelabakan sehingga mengambil inisiatif dengan cara mengimpor pangan dari luar. Adanya blockchain akan mengetahui informasi detail jumlah pangan secara jelas. Sehingga bisa mengakumulasikan dengan jumlah penduduk serta faktor lainnya.
Tak hanya itu saja, pemerintah dan petani bisa melakukan tindakan pencegahan sehingga krisis besar tidak terjadi. Data yang tercatat di blockchain berupa data umum terkait identitas dan latar belakang petani, data geo-tagging luas lahan, aktivitas pertanian yang dihasilkan, factor cuaca dan tanah serta faktor harga pasar dan transaksi.
Nantinya dengan segala data di atas yang desentralisasi, mampu menyejahterakan petani serta melindungi hak-haknya. Tak tertutup kemungkinan menjadi petani adalah pekerjaan yang menggiurkan bukan lagi sebagai profesi rendahan.
Semoga postingan ini menginspirasi dan silakan komentarnya.
Have a Nice Day
Halo @iqbalsweden, terima kasih telah menulis konten yang kreatif! Garuda telah menghampiri tulisanmu dan diberi penghargaan oleh @the-garuda. The Garuda adalah semua tentang konten kreatif di blockchain seperti yang kamu posting. Gunakan tag indonesia dan garudakita untuk memudahkan kami menemukan tulisanmu.Tetap menghadirkan konten kreatif ya, Steem On!
terima kasih kembali @the-garuda