Serunya Menjadi Steemian Mom!
Calon mom insya Allah
Menjadi steemian mom itu seru! Pasalnya berbagai aktivitas rumah tangga yang kita lakukan justru menjadi sumber inspirasi sebagai kreasi konten di Steemit. Jika selama ini pekerjaan-pekerjaan rumah tangga tersebut dilakukan dengan setengah hati, maka sekarang dilakukan dengan lebih cermat, dengan sepenuh hati. Sebab jangan sampai cerita yang akan dibagikan kepada orang lain nanti mengandung cacat cela. Bisa berdampak pada reputasi diri. (:-D)
Aku juga steemian mom walaupun belum berstatus sebagai istri. Aku tidak ingin mengecilkan makna kata 'ibu rumah tangga' yang seolah-olah hanya berlaku untuk para perempuan yang sudah menikah saja. Buatku, siapa pun yang mengurus rumahnya adalah ibu rumah tangga. Aku lebih suka menyebutnya ratu rumah tangga.
Seorang perempuan mungkin saja belum menikah, tapi pasti punya orang tua yang harus diurus/dilayani. Mungkin belum punya anak, tapi ada adik/kakak/abang yang harus diperhatikan. Atau, jika dia tinggal terpisah dari keluarga, dia juga harus mengurus dirinya sendiri. Dalam hal tugas dan tanggung jawab sebelas dua belas dengan yang sudah menjadi istri.
Sebagai steemian mom apa saja aktivitas yang kulakukan hingga setengah hari ini? Oh ya, seorang ratu rumah tangga juga seorang manajer andal. Ia harus bisa mengatur ini mengatur itu, agar semuanya berjalan ideal dan teratur.
Berbelanja
Ikan tongkol sedang murah, seekor sedang Rp25 ribu
Aktivitasku hari ini dimulai dengan berbelanja ke pasar. Aku bersyukur sebab acara yang dibuat BEM Unsyiah hari ini batal. Jelang sore kemarin panitianya menghubungiku dan memberitahu jika mereka akan mengatur ulang waktu untuk acara tersebut. Itu artinya hari ini aku bisa menikmati banyak waktu di rumah. Lagipula di rumah juga ada paman, jadi tidak mungkin juga aku keluyuran seharian hahah. Karena ada paman pulalah hari ini aku memutuskan berbelanja pagi-pagi.
Aku juga 'bersyukur' Bang @meja not well hari ini, rencananya kami mau minum kopi siang ini. Sudah berulang-ulang buat janji tapi belum kesampaian juga, padahal kami bertetangga kampung, yang kalau ngesot pun bisa juga ketemu hahaha. Tapi begitulah...
Pukul setengah tujuh aku sudah berangkat menuju pasar Peunayong, cuma dua menit dari tempat tinggal di Gampong Peulanggahan, Kutaraja, Banda Aceh. Aku membeli ikan tongkol, setumpuk telur ikan, terong ungu, dan sayur pucuk labu jipang, serta beberapa bumbu dapur. Agar lebih praktis ikannya langsung dibersihkan di pasar.
Mungkin karena aku suka memasak, aktivitas berbelanja di pasar pun menjadi salah satu aktivitas yang kusukai. Aku tidak merasa geli atau jijik walaupun harus masuk pasar ikan yang becek, atau pasar sayur tradisional yang tingkat kebersihannya kita semua tahu seperti apa. Aku suka ke pasar karena ini salah satu bentuk interaksi sosialku dengan orang-orang di luar lingkunganku. Aktivitas memilih-milih ikan atau sayur, menawar harga (kebiasaanku cuma menawar sekali), atau cuma saling bertukar senyum ketika saling berpapasan dengan orang lain, terasa sangat menyenangkan. Lebih dari itu, 'main-main' ke pasar adalah upayaku untuk mengayakan pengalaman spiritual.
Memasak
Sure asam keueng
Pukul tujuh aku sudah kembali ada di rumah. Adikku D sudah selesai mencuci piring, sudah menanak nasi, sudah membuat teh dan sudah merendam cucian. Sebelum ke pasar aku mendelegasikan beberapa pekerjaan padanya sebelum dia berangkat kuliah. Kami terbiasa berbagi tugas. Walaupun sebagai kakak tugasku tentu lebih banyak, enaknya pekerjaan yang ringan-ringan seperti cuci piring atau membeli minum tak perlu kulakukan lagi.
Telur ikan tangkap
Aku segera mengeluarkan barang-barang belanjaan. Sembari menunggu D selesai mandi, aku memetik sayur agar tidak ada waktu yang terbuang percuma. Setelah itu baru membersihkan ikan diikuti dengan meracik bumbu asam keueng. Menu ini kupikir cocok untuk pamanku yang sedang sakit, orang sakit kan lidahnya biasanya tabeu, gulai ikan asam keueng yang asam-asam pedas pasti terasa segar. Sisanya kugoreng, biar bisa disambal lado dengan terong. Sementara telur ikannya kugoreng ala-ala ayam tangkap dengan tambahan daun teumeurui, daun pandan, cabai hijau, dan rajangan bawang merah.
Mencuci
Ilustrasi
Nah, ini pekerjaan paling spesial dari seluruh rangkaian aktivitas pagi ini. Sudah bertahun-tahun aku tidak mencuci pakaian sendiri, begitu juga dengan menyetrika pakaian. Selama ini aku mempercayakan pakaianku ke binatu, kecuali untuk pakaian-pakaian yang memang tidak mungkin dititip cuci pada orang lain.
Sebelumnya aku pernah menuliskan tentang reward untuk diri sendiri. Tidak mencuci pakaian sendiri juga salah satu reward yang kuberikan untuk diri sendiri karena sebagian besar waktuku sudah kupakai untuk bekerja. Sejak kelas tiga SD aku sudah terbiasa dengan ragam pekerjaan domestik: mencuci piring, memasak, membersihkan rumah. Mungkin terlalu dini bagi anak-anak lainnya yang seusiaku saat itu, tapi aku senang melakukan semuanya. Ada kebahagiaan setiap kali melihat senyum Ibu yang senang melihat rumah sudah rapi jali begitu ia pulang dari ladang. Ibu bilang, capeknya terasa langsung hilang.
Aku pribadi berpendapat, berbagai pekerjaan domestik itu bukanlah pekerjaan wajib perempuan, karena para lelaki pun bisa melakukannya. Tetapi mengapa seolah-olah itu menjadi tugas utama perempuan? Barangkali karena perempuan lebih cakap dalam hal ini. Sama seperti pria yang lebih cakap dalam hal kelistrikan atau mekanika. Jadi apa pun yang kulakukan bukan karena aku terpaksa, melainkan karena aku ingin dan mau melakukannya.
Di rumah kami, almarhum Ayah dulu juga terbiasa membantu Ibu ketika kami masih kecil-kecil. Ayah tidak sungkan-sungkan bereksperimen di dapur, bahkan kata Ibu, Ayah cukup mumpuni dalam hal memasak. Ayah juga mau membereskan pekerjaan rumah ketika Ibu sakit atau melahirkan. Barulah ketika anak gadisnya ini besar beliau tak lagi berkutat pada pekerjaan rumah. Di keluarga besar kami, para pria terbiasa membantu pekerjaan rumah tangga.
Akhir-akhir ini karena aku punya banyak waktu, aku sering membantu Ibu mencuci (kalau Ibu di Banda beliau tidak izinkan kami membawa kain ke binatu, biar Ibu ada kerja katanya hehehe). Dalam minggu ini saja sudah dua kali aku mencuci hahaha. Dan untuk yang pertama kalinya setelah bertahun-tahun, aku menyetrika dalam jumlah yang banyak. Itu sukses membuat pinggang jadi encok. Pagi ini setelah rumah beres dan selesai memasak, aku mencuci manual dengan hati riang gembira.
Dan akhirnya semua pekerjaan domestik tersebut selesai, saatnya leyeh-leyeh, saatnya membuat postingan dan saatnya tidur.[]
Enjoy,,, :)
hehehhe....terimakaseh...
tetap semangat
tetap ceria juga....
Ah..calon mom
Ah... calon pom
Steemian yg satu ini memang serba bisa😄
hahahahah mana ada, kalau cuma asam keueng doang semua juga bisa wkkwkw
Semoga segera menjadi benar-benar Mom ya...hehehe
aaminn Insya Allah....
Telur ikan yg menggoda :)
hahaha iya, Ihan suka kali barang tu
That mangat Kak Ihan Hana seumeurah😊
Kak Ihan pandai masak ternyata😋
Lihat hasil masakannya sangat menggiurkan. Yummy! Semoga menjadi Mommy 100% ya Kak😍
hek seumeurhah hahahhaha, leubeh mangat masak
Hehehe, yang caring masak Mangat that masak😊 yang Hana carong masak galak that seumeurah. Meskipun buana galak seumeurah harus tetap seumeurah kami Kak😁
Bang @meja not well itu karna kebanyakan meneliti dunia pertoiletan. Hahaha.
masuk akal wkwkkwkww
Ya Allah telur ikan itu, foodstylist Kalilah fotonya
Telur ikan itu ditumeh pun mantapnya ntak amponnn
Cie,Cie yang full time ratu rumah tangga sekarang 😁