Black Envelope #Thriller-misteri
hallo sahabat steemian, apa kabar?
hari ini saya datang dengan membawa cerita yang baru saya pegang. dan pertama kalinya bikin dengan genre Thriller.
semoga suka ^^
I know just how to whisper
And I know just how to cry
I know just where to find the answer
And I know just how to lie
Alunan lagu Making love out of nothing at all milik Air Suplay mengalir merdu dari penyanyi wanita yang duduk di antara tiga pria yang memegang alat musik. Menjadi pusat perhatian di tengah-tengah pria tua yang kesepian. Dress merah menyalanya begitu kontras dengan kulit putih. Rambut pirang yang ditata sedemikian rupa menambah anggun penampilannya.
Seorang pria berperawakan tambun mendekati panggung yang hanya berjarak dua meter dari meja tempat dia duduk. Mengisyaratkan dengan jarinya agar wanita itu memperhatikan apa yang akan disampaikannya. Pria itu berbicara sesuatu yang diangguki oleh wanita pirang dan tersenyum setelah pria tambun itu mengangsurkan lembaran dollar padanya.
Lagu berganti, kini alunan musik jazz memenuhi pub. Ruangan dengan pencahayaan minim itu semakin nyaman, beberapa pengunjung terbuai oleh suara indah itu bahkan bernyanyi mengikuti lirik lagu.
Di dalam ruang seluas hampir seribu meter persegi ini. Banyak terdapat deretan mini sofa berwarna merah dengan meja bundar di tiap masing-masing set sofa. Berbeda dengan kebanyakan klub malam yang sebagian orang di dalamnya berpesta pora, berdansa dengan musik yang ingar bingar. Di sini hanya ada satu home band yang menyapa pelanggan dengan musik yang mereka bawakan.
Seorang pria dengan pakaian semi kasual, duduk manis di antara deretan kursi tinggi di depan meja bar. Memegang sebuah gelas berisi cairan berwarna merah. Dua botol yang semula berisi anggur merah, kini telah tandas. Melesak masuk membasahi sepanjang lintasan usus di dalam perut. Tapi, tak sedikit pun kesadarannya menurun. Dia masih duduk tegak di kursi bar menikmati alunan musik Jazz. Sesekali kepalanya mengangguk-angguk mengikuti ketukan drum.
“Bagaimana harimu?” tanya seorang Bartender wanita sambil memberikan sebotol minuman. Bartender itu sudah hapal betul dengan kebiasaan Si Pria. Dia tidak akan pergi sebelum menghabiskan empat botol anggur dalam satu malam.
“Seperti biasa, nothing special,” jawab Si Pria sambil menegak habis gelas berisi setengah anggur.
“Sepertinya kau harus mencari wanita,” goda Bartender yang diketahui bernama Ghina itu, melempar senyum manis pada pria itu yang tak sedikitpun menanggapi godaan Ghina.
Merasa tak ditanggapi, Ghina memutuskan untuk menghampiri pelanggan lain, melayani pria botak yang duduk tak jauh dari pria sebelumnya.
Pria itu merogoh saku jaket yang dikenakannya. Mengambil sebungkus Marlboro beserta pemantiknya. Menyalakan satu lalu menghisapnya dengan perlahan. Matanya terpejam saat mengeluarkan asap putih yang membumbung tinggi. Seakan menikmati hawa panas asap yang keluar dari lubang hidungnya.
Kepalanya tertumpu di atas tangannya, dengan jari memijat pelipisnya yang terasa pening. Bukan karena tiga botol anggur, melainkan karena bayang-bayang wanita yang pernah menjadi istrinya, masih membekas di ingatannya. Perselingkuhan yang dilakukan mantan istrinya begitu menyakitkan. Apalagi mengetahui Carry yang dia anggap sebagai putri kandungnya ternyata anak dari hasil perselingkuhan Rosa dengan pria bedebah itu. Sayangnya, sampai detik ini dia tidak tahu siapa lelaki bedebah yang telah merebut istrinya. Bahkan, setelah sidang perceraian mereka berakhir. Tak lama, Rosa memutuskan untuk pindah ke Perancis bersama dengan pria itu.
Dia kembali menuang anggur ke dalam gelas hingga penuh, meneguknya dalam satu tarikan napas dan meletakkan gelas setengah membantingnya. Lalu mengisinya kembali, tangannya sudah terangkat siap memindahkan cairan merah itu ke dalam kerongkongannya ketika dilihatnya seorang wanita yang mabuk berat berjalan tertatih dan terjatuh tepat di hadapannya.
“Thanks,” ucap wanita itu saat dia membantu berdiri.
“Kau mabuk.”
“Tidak, hanya sedikit pusing saja,” jawab wanita itu mencoba berdiri. Namun, terjatuh kembali. Wanita itu terkikik, menertawai kebodohannya yang terjatuh hingga dua kali. Aroma alkohol tercium kuat dari tubuh wanita itu.
“Duduklah dulu!” Dia membantu wanita itu duduk, memesan jus jeruk berharap dapat mengurangi pusing akibat mabuk.
Wanita itu menurut. Dengan bantuan Carlos yang memegangi lengannya, dia duduk di kursi kosong di samping Carlos. Carlos memperhatikan penampilan wanita itu. Tangtop abu yang dirangkap jaket kulit hitam, rok mini sebatas paha yang tertarik ke atas seiring gerakannya menyimpan bokong di atas kursi. Dengan anggun, wanita itu mengangkat sebelah kakinya untuk ditumpangkan pada kaki yang lain. Otomatis gerakannya itu semakin menarik rok mininya ke atas, menyisakan sejengkal kain yang menutupi pahanya.
Tak sampai lima menit, segelas jus jeruk sudah tersedia di atas meja. Wanita itu mengambil dan menghisap jus jeruk, rasa asamnya membuat lidah yang terasa pahit menjadi lebih segar.
"Sekali lagi, terima kasih," ucap wanita itu. "Aku Kelly, kau?" lanjutnya seraya mengasongkan tangan kanan. Rambut ber-highlight biru yang diikat tinggi di atas kepala bergoyang mengikuti gerakan kepalanya. Eyeshadow abu membuat mata sayunya semakin layu, tapi merah menyala di bibirnya terlihat begitu menantang.
"Carlos," jawab Carlos singkat.
"Apa kau sering kemari?" tanya Kelly, menyipitkan matanya mengamati Carlos.
"Hmm," gumamnya, bibirnya sibuk menghisap batang tembakau yang mengepulkan asap putih di lubang hidung dan mulutnya. Kelly menggigit bibir melihat pemandangan di hadapannya.
Tak dipungkiri, Carlos memang bukan lagi pria muda. Semburat putih terlihat menghiasi rambut coklat tuanya dengan acak. Namun, hidung yang berdiri tegak menjulang di antara kedua mata yang menyorot tajam berhias alis tebal, membuat wajahnya terlihat memesona. Apalagi garis rahang tegas dengan bulu halusnya yang belum dicukur menambah kesan jantan pada pria itu. Satu lagi aset miliknya yang menjadi daya tarik wanita, tubuh tinggi tegap tanpa lemak yang membuat penampilannya begitu gagah.
"Jadi, kau baru saja patah hati. Lalu melampiaskan rasa sakitmu dengan botol alkohol?" tanya Carlos sekali lagi.
"Hmm, dan kau tahu. Rasanya aku mulai jijik sekarang, membayangkan bagaimana dia dan kekasih barunya bercinta. Dia memilih wanita yang salah untuk berselingkuh," ucap Kelly bergidik menahan jijik. Menyambar bungkus rokok di dekat Carlos, mengambil isinya lalu menyalakannya.
"Wanita yang salah?"
Kelly mengembuskan asap dari bibirnya sebelumnya menjawab. "Iya, bayangkan saja dia berselingkuh dengan wanita yang lebih tua sepuluh tahun. Aku yakin dia tidak benar-benar jatuh cinta pada wanita itu." Kelly berbicara sambil meneguk jus jeruk juga kacang mede bergantian. Carlos enggan menanggapi, namun Kelly terus saja berbicara. Mau tak mau dia ikut terpancing, bertanya ala kadarnya.
"Kenapa begitu?" Carlos berbicara sambil berlomba mengeluarkan suara serta asap dari mulutnya berbarengan.
"Wanita itu kaya. Seorang janda dari pengusaha kaya yang meninggalkan banyak warisan." Nada jijik tak bisa ditutupi lagi dari Kelly.
"Yah, uang memang bisa mengubah segalanya. Termasuk cinta," ujar Carlos. Tangannya menggapai gelas anggurnya, meminumnya dalam sekali teguk.
"Kau benar, demi uang dia tega mengkhianatiku." Kali ini wajah Kelly tampak sedih. Benar-benar sedih, seakan air mata yang menggantung itu siap untuk meluncur bebas.
"Kau hanya perlu cari pengganti," ucap Carlos sambil mengerjapkan mata. Tiba-tiba saja kepalanya terasa pening. Berat, seolah batu ribuan ton bertengger di atas kepalanya. Menunggu untuk jatuh.
Dan, batu tak kasat mata itu terjatuh bersamaan dengan ambruknya tubuh Carlos. Berguling ke belakang menghantam lantai berkeramik merah. Pekikan kaget terdengar dari pengunjung wanita yang berada tak jauh dari Carlos. Begitu pun dengan Kelly, dia berusaha membangunkan Carlos. Mengguncang tubuh pria itu sambil sesekali menepuk-nepuk wajah Carlos. Namun, hasilnya nihil. Carlos tetap tak sadarkan diri.
Wah seru. Baru pertama kali buat, sudah bagus @honeydieah
Makasih mba @cicisw, iya baru pertama kali buat genre thriller. Dan lumayan muter otak.
Duh kenapa akhirnya jadi serasa gak selesai ya...hehe
Ini baru prolognya pak @tusroni ^^... Part selanjutnya nanti di posting lagi.