Judul dan kisah di belakangnya
Bertepatan pada hari minggu, 14 januari 2018, keluarga besar @kanotbu mengadakan acara syukuran turun tanah buku “Judul Di Belakang" (JdB). Buku ini lahir dari rahim Tansopako Press. Menurut penuturan @bookrak dan @marxause selaku wali sekaligus pengampu Tansopako Press, JdB adalah buku ke tujuh yang dilahirkan dari rahimnya. Tak diketahui dengan pasti enam buku sebelumnya lahir secara normal ataupun melalui seksio sesarea, tapi yang jelas jangan coba-coba membayangkan bagaimana rupa vagina Tansopako Press setelah melahirkan tujuh anak karena tidak punya. Jangan pula membayangkan bagaimana cara Tansopako Press bersenggama sehingga bisa hamil dan melahirkan 7 buku tersebut karena tak ada manfaatnya. Pesan saya, setelah membaca dua kalimat terakhir tadi, lupakan niat untuk ke kamar mandi. Sayangi sabun anda!
Berbalut desain unik dan menggunakan kertas book paper standar toko buku bonafit, JdB yang lahir di rumah bersalin buku standar BPJS perbukuan; Percetakan Bandar tampak lebih eksotis dan elegan. JdB yang berperawakan mungil jauh berbeda dengan saudara-saudaranya yang lahir di bantu dukun-dukun beranak kelas kampung yang ngetem di kedai fotokopi. Soal tampilan, si bungsu JdB memang jauh lebih menawan. Mengenai isi, silahkan beli lalu baca sendiri. Usaha dikit lah, lagian saya juga malas nulisnya. (yoi guree... saya juga malas ngeditnya! - red)
Si cantik JdB memiliki 8 orang ayah. Mereka adalah @senja.jingga, @zeds, @marxause, @bookrak, @gabrielmiswar, @only.home, @fooart dan @altha15. Kedelapan lelaki itulah yang menebar benih-benih tulisan kedalam rahim Tansopako Press. Mengingat hal ini saya jadi berfikir kalau Tansopako sepertinya diperkosa oleh delapan lelaki tersebut. Semoga Tansopako Press tidak frustrasi dengan kenyataan ini lalu buat vlog seperti awkarin. Kalian semua suci, aku penuh dosa. Sekarang baygon ada kemasan sachetnya.
Meski tak satupun tulisan saya nangkring di sana, tapi saya ikut senang dan bangga buku JdB diluncurkan juga. Mungkin biar sama seperti misil antar benua milik Korea Utara. Dan mumpung mba @mariska.lubis masih berada di Aceh, orang-orang bivak yang memang lihai dalam urusan culik-menculik inipun tidak menyia-nyiakan kesempatan. Mba cantik panglima KSI Bandung itupun langsung diminta kesediannya sebagai pembedah buku JdB. Dan alhamdulillah, beliau mau. Jadilah ia di tamdemkan dengan Putra HIdayatullah sebagai juru bedah. Saya tidak paham si bungsu JdB sakit apa sampai-sampai harus dibedah. Apapun itu, saya berdo'a JdB cepat sembuh. (ampun gureeee... :'( makin lama makin gila aja - red)
Itu pagi yang cerah, tak ada tanda-tanda hujan akan turun, saya sangat senang dan bersemangat. Segera saya ikut membantu menyiapkan apa-apa kebutuhan yang diperlukan untuk acara sore nanti. Saat hari mulai beranjak zuhur, secara tidak sengaja saya melihat ke atas. Segumpal awan hitam mulai menghampiri. Saya mulai merasa resah dan gelisah, tapi tidak geli-geli basah. Soalnya, beberapa kali acara yang di helat @kanotbu pernah digagalkan oleh hujan yang turun keroyokan. Hujan memang begitu sebab kalau turunnya sendiri-sendiri, mungkin dia takut dikira air liur muncrat. Dalam benak (esseh... Benak wak! - red) aku berkata “ hai
reudok bek kajak keuno uroe nyoe jeut? kajak gampong-gampong laen keudeh”. (hai mendung, kamu jangan kesini hari ini ya? Pergi ke kampung lainnya saja).
Jelang sore bang Pan Amroe pun datang dan menampakkan diri di Bivak Emperom. Bang Pan adalah seorang teman kami yang berprofesi sebagai penyanyi, pencipta lagu, desainer grafis, fotografer, film maker, surveyor, pecinta alam, pegiat LSM, relawan bencana, jurnalis, penulis novel, aktivis lingkungan, peternak kambing, sekaligus mahasiswa tingkat paling akhir. Beberapa saat sebelum acara dimulai, saya yang agak khawatir soal cuaca mendongak lagi ke atas, melihat awan hitam yang berada diatas kepala tadi. Ternyata bergulung-gulung awan hitam tadi sudah tak ada. Langit kembali tampak biru cerah dan matahari perlahan tampil kembali. Mulai saat itu, diam-diam saya percaya bang Pan telah menambah satu lagi profesinya yang sudah pasti makin tak muat jika dicantumkan dalam kolom pekerjaan di KTP. Bang Pan kini adalah seorang pawang hujan! Dan oleh karena itu, kegelisah akan turunnya hujan yang sempat menghampiriku kini telah sirna. Alhamdulillah acara peluncuran buku Judul Di Belakang pun berjalan dengan lancar. Terima kasih klinik Tong Fang!
Sudah ke kamar mandi tapi gk ada sabun...
Terakhir pakek odol biar sedikit hangat..😁😂
Disudut kamar mandi lantai dua, masih ada sisa sabun sinsui cair, pakek aja @only.home, saya mah ikhlas. 😁😂
😂😁 follow y bg, up2...
Iya, makasih 😁
ha ha ketularan pikiran kelamin kayak bookrak nih.
bacut bang 😁😁
Sumpe lu bro..keren tulisannya!!
Hahahaha,
panena bang, kon na lom yang leubeh keren!