Sorry and Thank You

in #indonesia6 years ago

Ke-hectic-an emak-emak saban pagi memang tak terhindarkan. Mulai dari bangun tidur sampai akhirnya berhasil mengantarkan anak-anak ke sekolah. Beragam pengalaman pun dimiliki emak setiap paginya. Ada pagi yang sempurna di mana semua urusan terasa smooth. Anak-anak mudah dibangunkan, mudah disuruh mandi dan sarapan, cuaca indah dan lain-lain. Namun ada juga pagi yang dilalui dengan sedikit riak dan kadang berlinang air mata bocah ^o^.

Termasuk di suatu hari... Pagi-pagi emak sudah ceramah (bahasa halusnya dari ngomel). Mengingatkan kepada anak-anak bahwa "maaf (sorry)" dan "terima kasih (thank you)" adalah 2 kata yang harus terbiasa mereka ucapkan kepada orang lain...terutama orangtua. Maaf ketika mereka melakukan kesalahan... Dan terima kasih ketika mereka menerima kebaikan.

Ternyata benar bahwa perilaku adalah soal pembiasaan. Sebagaimana ucapan "I love you" atau "aku sayang ummi" yang akan terasa canggung bilamana tidak dibiasakan... Maka ucapan terima kasih pun akan dirasa berlebihan jika diucapkan untuk hal rutin yang dilakukan sehari-hari. Anak terbiasa berterimakasih hanya ketika mereka mendapatkan hadiah. Tidak terbiasa berterimakasih untuk kebaikan rutin orangtua seperti menyiapkan sarapan, mengantar sekolah dsb. Kenapa? Bisa jadi karena anak menganggap bahwa hal tsb adalah wajar dan memang semestinya dilakukan oleh orangtua sehingga mereka merasa itu bukan kebaikan dan tidak perlu berterimakasih untuk itu. Atau bisa jadi kita sebagai orangtua secara tidak sadar juga mencontohkan hal yang sama kepada anak (dalam hal ini emak merasa tertampar). Mungkin seringkali emak pun lupa berterimakasih ketika anak memijat emak setiap hari, karena menganggap itu sebagai hal yang wajar dilakukan oleh anak setelah emak lelah seharian mengurus rumah sendiri. Segala hal mulai dari anak bangun tidur sampai tidur lagi. Mulai dari menyiapkan makan sampai mengganti kran air yang rusak. Mulai dari memikirkan bayaran sekolah sampai cicilan rumah.

Pada akhirnya emak berkesimpulan bahwa kesalahan yang dilakukan anak tetap bersumber kepada orangtuanya. Bisa jadi kelalaian orangtua lah yang menjadikan anak seperti itu. Namun tidak semestinya pula orangtua melulu disalahkan atas kelalaian di masa lalu. Yang terpenting setelahnya adalah orangtua mau belajar dari kesalahan agar kelak bisa menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya.

10457357_10203927199598623_552209929360217926_o.jpg

Sort:  

Congratulations @hesti.dinna! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

You published your First Post
You made your First Vote
You got a First Vote

Click here to view your Board
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Support SteemitBoard's project! Vote for its witness and get one more award!

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.25
JST 0.034
BTC 94608.83
ETH 2652.40
USDT 1.00
SBD 0.69