Sejarah Pang Husen Masuk Buku Literasi di Bumi Pasee
"Jiwanya yang mencintai kemerdekaan dan anti penjajahan menandai lekuk liku kehidupannya yang singkat." Itulah ia sosok Teungku Pang Husen pahlawan belia dari tanah Pasai, Aceh.
Gambar: Ilustrasi Teungku Pang Husen.
Setelah beberapa tahun penulis mencari referensi sejarah Teungku Pang Husen dalam buku-buku sejarah, namun belum juga penulis temukan. Beberapa perpustakaan penulis kunjungi mencari jejak sejarah Teungku Pang Husen juga belum ada tanda-tanda bahwa nama Teungku Pang Husen tertulis dalam catatan sejarawan. Pada hal, Teungku Pang Husen merupakan salah seorang pejuang tangguh yang turut bertempur di medan laga mengusir kolonialisme Belanda dari tanah Aceh.
Jasa Teungku Pang Husen terhadap negeri ini tidak diragukan lagi. Ia berjuang dengan suka rela untuk kemerdekaan bangsa, serupa yang dilakukan oleh pahlawan lain seperti Teuku Umar dan Cut Nyak Dien.
Foto: Buku Gerakan Literasi di Bumi Pasee.
Namun, nama Teungku Pang Husen kurang harum bagi kalangan sejarawan dan peneliti sejarah. Ia syahid meninggal dalam usia muda. Teungku Pang Husen gugur pada usia 36 tahun menurut perkiraan sejarawan. Menurut Tgk. Ibrahim Pmtoh seorang pembaca hikayat Aceh memaparkan bahwa Teungku Pang Husen syahid pada tahun 1894. Berdasarkan hasil wawancara dengan Tgk. Ibrahim Pmtoh tersebut, itulah sumber data awal sebagai referensi sejarah Teungku Pang Husen ditulis.
Awalnya sejarah Teungku Pang Husen tidak pernah dimuat media cetak seperti surat kabar, majalah, dan buku. Tidak ada pihak yang berinisiatif mempublikasikan kisah kepahlawan sang pejuang tangguh yang sejarah hidupnya tertecer dari catatan para penulis.
Foto: Cover buku Gerakan Literasi di Bumi Pasee.
Sungguh disayangkan!, sejarah sang pahlawan hanya dianggap sebagai angin lalu. Walaupun demikian penulis tidak pernah surut, terus maju mengoreksi informasi untuk mendapatkan kisah dan fakta yang aktual mengenai sejarah hidup Teungku Pang Husen.
Adakalanya, sejarah pahlawan muda belia ini penulis dengarkan secara turun temurun dari cerita orang tua di kampung, di daerah jejak Kerajaan Islam Samudra Pasai.
Istri Tgk. Budiman Musa bin Muhammad Said salah seorang ibu janda Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia Hj. Anduwah mengisahkan bahwa "Teungku Pang Husen adalah seorang pahlawan yang syahid ketika melawan penjajah Belanda." Kabar tersebut juga menjadi salah satu bukti bahwa kisah Teungku Pang Husen memang benar adanya.
Makam Teungku Pang Husen terdapat di pekuburan umum desa Paya Bili, Kec. Meurah Mulia, Kab. Aceh Utara. Di situlah pahlawan sejati itu berbaring di tempat peristirahatan terakhir. Kisah Teungku Pang Husen yang lebih lengkap dapat dibaca di http://hamdanimulya.blogspot.com ,di media online itulah pertamakali sejarah Teungku Pang Husen pahlawan dari rimba Pasai (hutan Pasee) dipublikasikan.
Setelah penulis rangkum dalam sebuah naskah yang sederhana akhirnya dimuat masuk dalam buku Gerakan Literasi di Bumi Pasee karya para guru yang tergabung dalam program Satu guru satu buku (Sagusaku) di bawah asuhan tutor Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Lhokseumawe dan Kab. Aceh Utara. Buku yang diterbitkan oleh Maghza Pustaka, sebuah penerbit berskala nasional berpusat di Yogyakarta. Buku antologi artikel goresan pena guru ini diterbitkan pada awal Januari 2018. Selamat membaca.(Penulis Hamdani, Kontributor Tulisan Teungku Pang Husen Pahlawan dari Tanah Aceh dalam Buku Gerakan Literasi di Bumi Pasee).
Foto: Buku Gerakan Literasi di Bumi Pasee di tangan Ibu Nurul Hafiza kontributor artikel.
Catatan:
1.Teungku disingkat Tgk.
2.Pasai sama dengan Pasee nama kerajaan Islam pertama di nusantara.
Tulisan yang berguna. Tentu banyak referensi dan juga waktu yang tidak sebentar untuk meniliskannya. Terus bergerak literasi......
Terimakasih sahabatku pak Iman Sembada atas motivasinya.