You are viewing a single comment's thread from:
RE: How to Write Historical Fiction | Tips Menulis Novel Sejarah | #AyoMenulis_17
Menarik sekali. Di Meureudu, Pidie Jaya, ada dua tokoh ternama yang hidup di masa Iskandar Muda. Kedua-duanya diangkat panglima perang dan penasehat panglima perang dalam upaya Aceh merebut kembali Malaka dari tangan Portugis. Sayangnya kisah Teungku Japakeh atau nama aslinya Jalaluddin sedikit sekali referensinya. Kemudian Malem Dagang, referensinya sama sekali nihil. Bagaimana cara menginisiasi perihal tersebut.
Salam kenal Pak @gabrielmiswar.
Salam kenal kembali Pak @jharyadi.
Memang salah satu kesulitan menulis novel sejarah adalah sulitnya mendapatkan referensi dan narasumber yang menguasai kisah tersebut. Cerita yang belum lengkap tersebut, bisa dikembangkan dengan membuat outline dan daftar pertanyaan yang komprehensif. Terkadang, bukan minimnya referensi, tetapi kita belum menemukannya. Bisa jadi, ada hikayat masa lalu (yang juga fiksi) yang bisa dijadikan referensi.
Tapi kalaupun tetap tidak ada atau belum menemukan, saya memilih untuk mengimajinasikannya saja sebagian besar kisah dan tokoh. Biasanya, kalau sudah ditulis sudah ada respon dari pembaca atau pengamat. Nanti bisa dibuat versi revisi.
Menurut saya begitu @gabrielmiswar. Kisah Teungku Japakeh menarik untuk ditulis dan pasarnya sudah ada. Kan ada Batalyon Infanteri Japakeh di Aceh. Bayangkan kalau pihak Yonif Japakeh itu mengambil seribu buku untuk para perwira, pprajurit, dan tamu mereka. Itu bisa jadi buku wajib di Yonif Japakeh. agi penerbit, di tengah kelesuan pasar buku, dengan adanya potensial pembeli sejak awal, akan lebih tertarik untuk menerbitkannya.