Ibu, Malaikat Tak Bersayap Cinta Pertamaku
Seorang ibu memang sosok yang paling berharga dalam kehidupan dunia ini, bagaimana tidak ibu merupakan fondasi dari keutuhan sebuah rumah tangga, sosok ibu menjadi seorang pahlawan dalam kehidupan nyata. Dalam perjalanan kehidupan sang anak ibu menjadi sosok pendorong, menjadi pemberi inspirasi, penyemangat yang tidak pernah menyerah memberikan semangat kepada anak dikala putus asa, dikala semangat yang semakin pada, dan ibu tidak pernah mengharapkan sebuah pujian sebuah balasan.
Kehidupan ibu, seperti seorang malaikat yang terus menjadi pelindung bagi keluarganya, walaupun penuh derai air mata, penuh duka, ibu akan selalu menjadi sosok yang akan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Di dalam kehidupan nyata, ibu menjadi manusia yang sangat istimewa, karena ibu sangatlah mulia, seperti seorang ratu yang layak dihormati oleh anak-anaknya.
Begitu juga sosok ibu dalam perjuanganku meraih impianku, ibu menjadi sosok yang berperan penting dalam hidupku saat ini, karena setelah ayah tiada, ibulah yang terus berusaha menjadi pendorong dan pemberi semangat untuk diriku agar terus meraih apa yang telah saya impikan. Namun, bukanlah persoalan mudah menjadi single parent tentu banyak halangan dan hambatan yang terus menghalangi hal tersebut, akan tetapi ibu terus berjuang dengan penuh kerja keras untuk menjaga harapanku bisa terus terjaga.
Patutlah di dalam Islam ibu menjadi sosok nomor satu yang harus diistimewakan, karena perjuangannya yang tidak akan pernah terbalaskan, pengorbanan sang ibu tidak akan pernah bisa dikembalikan walaupun seumur masa sang anak berusaha untuk membalasnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Ibu, terus memberikan usaha terbaik bagi sang anak, walaupun dia tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Keinginan keluarga terus dia sanggupi tanpa memikirkan kebutuhan yang dia inginkan. Ibu selalu memusatkan perhatian kepada keluarga tanpa memikirkan apa kepentingan dirinya. Dan dengan begitu, kita tentu bisa berpikir dan merenungi bagaimana sebenarnya perjuangan sang ibu mulai dari sang anak dalam kandungan hingga anak menjadi dewasa. Dia hanya berharap anaknya menjadi yang terbaik dan bermanfaat bagi orang lain.
“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.” (Shahih : HR. Abu Dawud (no. 2528), An-Nasa-i (VII/143), Al-Baihaqi (IX/26), dan Al-Hakim (IV/152))
Dan inilah mengapa ibu menjadi sosok yang paling istimewa, karena dalam kondisi apapun sang anak harus berusaha memberikan kebahagiaan bagi orang tuanya terutama sang ibu.
Mantap friska, sukses teruss