Apa Ti, Sang Buruh Tambang

in #indonesia6 years ago

Apa Ti, Sang Buruh Tambang

Foto: Apa Ti (bukan nama sebenarnya) sedang bekerja

Sahabat steemian...

Malam ini saya nak berbagi cerita tentang pengalaman kami siang tadi bersama anak laki-laki saya. Suatu pengalaman yang menurut kami sangat berharga yang mengajarkan kami dan kita tentang perjuangan hidup, kerja keras, cita-cita dan pengharapan.

Adalah Apa Ti (bukan nama sebenarnya), seorang laki paruh baya, asal Gampong Geulanggang Meunje Kecamatan Kutablang - Bireuen. Sehari-hari bekerja sebagai buruh di sebuah tambang pasir galian C di dekat aliran krueng peusangan, yang melewati gampongnya itu.
Foto: *Tumpukan pasir hasil sedotan mesin dari dasar krueng peusangan*

Seperti hari-hari biasa, tidak terkecuali bulan ramadan, setiap hari Apa Ti menghabiskan waktunya di sana. Ia bekerja bersama teman-teman yang tampak jauh lebih muda darinya. Namun suasana hangat yang tercipta di tempat kerja seakan tak ada pengaruh apapun tentang perbedaan usia mereka itu.

Sebagai pekerja di usaha tambang galian C itu, ia bersama teman-temannya bertugas menaikkan pasir ke dalam mobil truk (baca: dam truk) secara manual dengan mengguna sekop. Untuk satu dam truk, biasanya bekerja dua atau tiga orang dan menghabiskan waktu sekitar 30 - 45 menit. Adapun upah yang didapat untuk menaikkan satu truk pasir adalah sekitar Rp 35.000,- sampai Rp 40.000,-.
Foto: *Apa Ti bersama rekan kerjanya*

Menurut Apa Ti, setiap hari ia sanggup bekerja menaikkan pasir bersama satu atau dua teman untuk sekitar 10 - 15 truk. Penghasilan atau upah yang didapat dari pekerjaan itu perharinya sekitar antara Rp 100.000,- sampai Rp 150.000,-. "Namun jika bulan puasa seperti ini, biasanya kami hanya mampu bekerja untuk lima sampai tujuh truk saja, selebihnya kami beristirahat," katanya di sela-sela beristirahat.
Foto: *Pekerja di tumpukan pasir lainnya di dekat Apa Ti bekerja*

Amatan saya setelah beberapa jam berada di tempat galian itu, hampir rata-rata setiap 20-30 menit masuk satu truk untuk mengambil pasir. Dan dalam satu hari jumlah truk bisa mencapai 40 - 50 truk, kata pekerja tambang lainnya. Pasir tersebut didistribusikan di kawasan Bireuen, Pidie, Lhokseumawe dan Aceh Utara.

Kekayaan alam berupa pasir yang bersumber dari aliran krueng peusangan itu telah memberikan sesuatu harapan bagi mereka. Sesuatu yang menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat di sekitar aliran sungai itu. Paling tidak untuk memenuhi kebutuhan *"peuasap dapu"* mereka sehari-hari.
Foto: *Apa Ti bersama teman-temannya sedang beristirahat*

Harapan lainnya adalah untuk memenuhi tuntutan kebutuhan keluarga mereka. Apalagi menjelang hari raya idul fitri 1439 hijriah ini. Kebutuhan akan biaya meugang (makmeugang) hari raya, pakaian/ baju baru bagi anak-anak, dan berbagai kebutuhan lainnya.

Kita berharap pengelolaan tambang pasir galian C itu bisa dikelola dengan baik. Dengan cara-cara yang baik, ramah lingkungan, dan tetap memperhatikan keseimbangan alam tanpa merusaknya. Semoga saja krueng peusangan itu tetap akan menjadi salah satu tumpuan harapan yang mampu memberikan dan memenuhi asa bagi mereka.
Foto: *Aliran sungai krueng peusangan di gampong Geulanggang Meunjee, Kecamatan Kutablang-Bireuen*

Demikian sahabat steemian. Semoga sajian ini bermanfaat.

Salam,
@farizalm

Sort:  

ka neu peukalon keadaan lingkungan bak sinyak. Bereh nyan SEKOLAH ALAM :)

Alam merupakan madrasah yang setiap saat mendidik kita

Pembelajaran faktual dan kontektual. Hehe bek cok hatee.

Beutoi pak. Real education

Nyan Pembelajaran konstektual, mantap :)

Coin Marketplace

STEEM 0.15
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 53949.09
ETH 2223.84
USDT 1.00
SBD 2.31