Kosmologi Aceh
Pada kesempatan ini, saya akan melanjutkan review pada bab 15 volume 2 tentang Kosmologi Aceh dari buku Acehnologi karya prof. Kamaruzzaman bustamam Ahmad,Ph.D
Fondasi Acehnologi yang menjadi menjadikan manusia aceh sebagai objek studi tentu tidak terlepas dari kekuatan kosmik yang mengikat masyarakatnya, yang kemudian mengikat mereka dalam suatu kesatuan kosmik apabila masyarakat tidak memiliki pemikiran tentang kosmologi maka dapat di bayangkan masyarakat tersebut tidak memiliki suatu fondasi dalam membangun tata pikir kosmik.
Pada kajian kosmologi modern lebih banyak mengarah pada dunia sains seperti kajian fisika dan astronomi namun sebenarnya kajian kosmologi sangat erat kaitannya dengan studi filsafat.
Hampir semua komunitas suku bangsa memiliki sistem kosmologi tersendiri yang terbangun di dalam masyarakat tersebut, sistem ini di hasilkan sebagai pengetahuan yang kokoh mengenai kepercayaan suku bangsa terhadap alam yang ada di luar diri mereka dan yang ada dalam diri mereka. Kosmologi adalah ilmu yang berhubungan dengan bagaimana asal usul alam, struktur, komponen, aturan serta hukum-hukum, pada persoalan kosmologi sangat berkaitan dengan pembentukan ilmu-ilmu religi yang ada dalam masyarakat. Ilmu kosmologi lebih banyak berlandaskan pada aspek-aspek metafisika atau metateori.Berita tentang kosmologi dalam ajaran islam di jabarkan secara berulang-ulang seperti penciptaan manusia, malaikat, jin iblis syaitan, penciptaan bumi dan langit yang telah Allah jelaskan serta lengkap di dalam Al-qur'an. Sistem kosmologi islam juga pernah muncul di Aceh karena islam telah memberikan Kontribusi yang sangat penting dalam pembentukan fondasi berpikir tentang kajian kosmologi.
Dalam beberapa literatur di temukan bahwa Achaemenia merupakan salah satu bangsa dari persia yang menguasai sebagian dunia dan membawa peradaban keseluruh dunia,bangsa-bangsa besar yang pernah memberikan pengaruh pada sistem peradaban dunia adalah dari Timur tengah dan Asia Minor. Sistem kosmologi yang datang ke Aceh bukanlah sistem yang datang dari bangsa Eropa sebab saat keyakinan di Timur Tengah sedang bangkit sedangkan Eropa masih dalam keadaan zaman kegelapan.Sistem kosmologi yang berkembang di Aceh yakni sistem kosmologi yang menuju Tuhan yang ahad yang melekat dalam sistem kehidupan masyarakat Aceh, adapun dalam sistem gerak kehidupan selalu di anjurkan bertongkat pada Allah maka masyarakat Aceh selalu menyeimbangkan kehidupan mereka baik dengan sesama manusia, alam, dan Tuhan. Oleh karena itu Aktifitas yang di lakukan dalam kehidupan sehari-hari tidak boleh menyalahi ketauhidan.
Untuk mengatur keseimbangan antara hubungan manusia dengan manusia maka di tuturkan dalam hadih madjah yang berisi nasehat-nasehat yang singkat. Dalam konsep-konsep keilmuan filosofis merupakan respon manusia terhadap pemahaman mereka tentang kejadian alam semesta, Tuhan,dan manusia sebagai mikrokosmos, di aceh salah satu kitab yang berusaha menjelaskan bagaimana hubungan manusia dengan alam adalah taj mulk pada prinsipnya rahasia manusia dengan alam dan manusia dengan Allah melalui ilmu hikmah inilah salah satu dampak dari kajian kosmologi, adapun bagi mereka yang memiliki keyakinan kosmologi bahwa bagian dari rencana Tuhan maka mereka akan menyerap informasi yang beredar di dunia kedalam diri mereka yaitu tentang adanya hubungan antara mikro kosmos dan makro kosmos. Ilmu manusia kepada makro kosmos di tandai dengan penafsiran terhadap suatu makna dan simbol-simbol yang mereka dapatakan melalui active intelligence informasi yang diserap oleh manusia lantas di cerna melalui daya akal dan batin, yang kemudian membentuk spirit di dalam jiwa mereka.Hubungan kosmologi dengan spirit (ruh) yang terpatri dalam jiwa manusia yang menciptakan kesadaran bagi manusia itu sendiri sebagai seorang khalifah Allah di muka bumi. Sistem keyakinan, sistem pengetahuan, dan sistem nilai yang didapatkan dari perjalanan batinya ketika menghubungkan antara mikro dan makro kosmos, orang yang mengerti asal usul alam akan mengerti akan jati dirinya sebagai bagian dari alam semesta, proses penyatuan tersebut melahirkan sikap dan sifat ketauhidan yang tidak dapat di pisahkan oleh kekuatan manapun di dunia ini.