Yang Tersisa dari Acara Meet Up KSI Chapter Pidie

Acara Meet Up Komunitas Steemian Indonesia (KSI) Chapter Pidie sudah terlaksana dengan baik di hari kemaren, (18/03/2018). Acara Meet Up perdana ini merupakan buah dari usaha ketua KSI Pidie kanda @rezaacoi beserta “tuha-tuha peuet” stemian Pidie lainnya yang berhasil dalam menggoda para kurator level nasional untuk datang ke Pidie.

Karena itu juga, puja-puji layak kita berikan kepada ketua dan para tuha peuet KSI Pidie ini, mulai dari bang @rezaacoi, Mr @Riodejaksiuro, bang @rastaufik10, bang @akbarrafs, dan segenap panitia pelaksana atau pendukung acara lainnnya, yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

Ada hal menarik dan membekas dimemori saya mengenai acara kemarin, ini terkait dengan segenap manfaat dan juga apa yang sampaikan oleh salah satu kurator ulung yang diundang di hari kemaren, bang @Bahagia-arbi.

Satu poin penting --dari banyak poin penting lainnya-- yang saya bawa pulang dari acara tersebut, yang saya bungkus dengan ikatan rapi, lalu saya simpan disudut celana agar tidak jatuh saat pulang dari acara.

Adalah tentang kehebatan Pidie yang sudah terkenal jauh-jauh hari (tentunya sebelum era Steemit ini muncul). Fakta ini disampaikan oleh bang @Bahagia-arbi dengan menggebu-gebu didepan para Steemian Lainnya.

Pidie memang memiliki peran besar dalam perjalanan sejarah negara kesatuan ini, khususnya Aceh.

Siapa yang tak kenal dengan Abu Daud Beureueh dengan sikap patriotismenya, dan siapa yang belum mengenal akan kehebatan Hasan Tiro dalam membentuk gagasan atau nation Aceh –yang menurutnya sudah hilang di era kolonial Belanda. Dua-duanya merupakan orang Pidie.

Melalui semangat merantaunya, hari ini Pidie juga sudah dikenal luas sampai ke manca negara. Di Malaysia bahkan sudah ada kampung Aceh yang didominasi oleh orang Pidie. Di luar negeri semisal di benua Eropa, Norwegia, Swedia, orang Pidie --Aceh secara keseluruhan-- terkenal dengan persatuan dan kesatuannya.

Hanya saja ketika sudah dikampung halamannya, orang Pidie sudah saling “meukerleng-keurleng” dan “meugeurehem-geurehem”.

Sikap saling “keurleng dan geurehem” ini tentunya menjadi bahaya besar jika seandainya ada dalam ruang lingkup KSI Chapter Pidie. Soalnya, sifat saling “keurleng dan geurehem” tidak baik dipelihara.

Wujud sifat ini adanya individu-individu yang egois, suka untung sendiri, dan tak memiliki sikap memberdayakan yang lain. Sehingga, jika sifat itu ada dalam KSI Chapter Pidie, maka harapan untuk “hudep beusaree, meuhasee beusaban” akan menjadi mimpi belaka.

Namun demikian, saya percaya dalam KSI Chapter Pidie tidak ada sifat saling “keurleng dan geurehem” tersebut. Buktinya, sejauh yang saya kenal, Steemian bersikap ramah dan gemar membagi ilmu atau pengetahuan yang sudah duluan diketahuinya.

Dalam hal ini pula, saya tak ragu menyebutkan jika dalam menakhodai bahtera steemit ini, ada banyak peran steemian Pidie lain yang membuat saya sedikit banyak mulai tahu tentang seluk beluk media sosial steemit, semisal mr @riodejaksiuroe, bang @munawar87, bang @rezaacoi, @bangrully, @fadhilfernanda, @teukumirza.

Salam "tabek" buat anda semua. #nyanban!

---

Senin,19 Maret 2018 || @emsyawall