poetry # Sebuah Esai Protes Untuk Tesis Peter L. Berger
ilustrasi (Image Source)
Kepada Orang-Orang Yang Merenung Lalu Menaruh Harapnya Pada Mimpi
sebuah esai protes untuk tesis peter l.berger
orang-orang kalah.
tersisi dari gempuran ombak yang mempias-piaskan
cahaya bulan. kota-kota memperpendek malam.
matahari mereka yang dulu setia telah terikat di
tengah jalan yang selalu sibuk. peradaban ribut
telah memerangi lelap-tidur hingga gugur. mimpi
lalu mati, mimpi terserak. terkubur di waktu.
padahal mimpi adalah tempat terakhir untuk bercinta
maka di kotaku tak ada saat lagi untuk mencipta puisi,
kala sudah membunuh segala sepi dengan terang
dan suara. hening jadi puing kenangan yang
kemudian dimonumenkan
tapi bukan sebagai pahlawan
hanya pecundang yang terelakkan dalam semua
kesempatan cerita
ilustrasi (Image Source)
mari
lantaran luka jadi bersama
kita yang tersisa melangkah menuju hutan
sebelum senja. kita cari telaga yang dulu selalu
dikabarkan berpagar bunga bakung.
bawa sisa keinginan untuk menang atas nama
pencarian yang panjang. lalu bergegas membangun
gubuk perlindungan dari jurang dan lelah.
lalu tidur dan merebut lelap. agar mimpi tak lari lagi
yang masih sedikit tersedia di lembar-lembar daun
**kepahiang, 15 desember 2017**
Baca juga puisi-puisiku lainnya:
- Agar Hari Hari Selalu Berpihak Padaku (For The Days Always Be With Me) Bilingual
- Kafilah, Malam Usai Berbincang dengan Yetti A.K.
- Menunggu (Waiting)
- Kabar Kabar Malam
- Kerangka Naskah Roman Tentang Percintaaan Yang Akhirnya Hanya Jadi Sebuah Puisi, Pun Tak Usai
- Orang-Orang Yang Berperang (The Warring People)
- Sebuah Kolam Kecil Yang Tak Bermata Air (A Small Pond Without Water Spring)