Purnama # bag_2
Washington D.C.
Kusibak tirai jendela sambil menguap dan mengucek-ngucek mataku. Kepalaku terasa berat akibat bergadang semalaman suntuk. Kulirik lembaran-lembaran yang bertumpuk di meja belajarku dan itu membuat kepalaku semakin eror.Hampir satu bulan aku berada di Amerika. Aku berjalan tergopoh-gopoh ke kamar mandi, kumuntahkan semua isi perutku, lalu mandi dan siap-siap berangkat ke sekolah. Ops! Bukan sekolah, tapi NERAKA!
Neraka? Kenapa bisa? Ya tentu saja kalau bukan karena Mrs.Gwen Stacy, aku tidak mungkin bisa seperti ini. Oh celaka, aku harus bertemu dengannya lagi hari ini. Ya Allah selamatkanlah aku..
Sudah berapa kali pedang merah bersilat di atas lembaran tugasku. Ada dua belas tanda silang yang tertera di situ. Sekarang aku berada di ruang Mrs.Stacy, dan dia sedang memeriksa artikel sejarahku, bukan, bukan memeriksa melainkan menyilang-nyilang artikel yang kubuat, dia sungguh keterlaluan, itu jerih payahku selama semalaman suntuk, dan sekarang, penuh dengan tanda silang berwarna merah. Aku menggigit bibirku dan menjerit di dalam hati, “ ya Allah, mengapa engkau ciptakan manusia yang tak punya hati walaupun setengah? Tolonglah hamba..!”.
Selesai mengkoreksi artikelku, dia mengembalikan kertas tugasku. Aku tidak berani mengangkat wajahku, dia memanggilku dengan suara mautnya.
Mrs.Stacy : Purnama !
Purnama : Yes Mrs
Mrs.Stacy : Carilah referensi dari sumber-sumber yang terpercaya. Usahakan bahasa yang kamu tulis tidak sama dengan apa yang ada di buku. Saya tidak ingin kamu melakukan kesalahan ini kedepannya. Dan ini untuk yang ketiga kalinya tugasmu hancur berantakan seperti ini. Mengerti!(sambil menatap tajam)
Purnama : Yes Mrs
Mrs.Stacy : Sekarang kamu boleh pergi
Alamak, perangainya tak seindah wajah cantiknya. Aku mengambil artikelku dan lansung beringsut dari ruangannya dan menuju kantin sambil memasang wajah jerut perutku. Bibi Yelena mendekatiku dan membawa jus mangga minuman favoritku. Bibi Yelena adalah penjual di kantin sekolahku, dia sangat baik dan dekat denganku, dia tahu apa saja yang aku suka kalau tentang food and drink.
Bibi Yelena : Are you ok Purnama?(dia memanggilku dengan penuh keibuan)
Purnama : Ya, aku baik. Hanya saja, aku merasa bahwa aku benar-benar tidak mengerti tentang sejarah kebudayaan agamaku. Aku, aku memang tidak berbakat dalam menulis artikel atau semacamnya. Apa yang harus aku lakukan bibi?
Bibi Yelena : Apa masalahmu anakku?
Purnama : Mrs.Gwen Stacy memberi kami tugas untuk mengangkat sebuah artikel yang berisi tentang sejarah apapun itu dan mempresentasikannya ke depan kelas. Masalahnya aku butuh referensi yang lebih rinci dari sumber-sumber yang terpercaya. Semua yang ada di buku tidak rinci. Lihatlah tulisanku! Penuh dengan palang merah, bibi. Aku sangat kesal.
Bibi Yelena : Sejarah apa yang kamu angkat sayang ?
Purnama : Sejarah kebudayaan islam pada masa Badiuzzaman Said Nursi
Bibi Yelena tersenyum dan mengambil notes lalu menulis sesuatu disitu, lalu ia merobek kertas itu dan memberikannya kepadaku sambil menepuk lembut pundakku. Setelah itu ia berlalu dan melayani para penghuni kantin lainnya dan meninggalkanku dengan wajah bingungku. Kubaca isi kertas itu.
“Iqbal Al Faizd Lc”
Maksudnya ?
Rintikan air hujan membasahi kota Washington. Hembusan angin malam menerobos masuk ke tulang dagingku. Kututup jendela kamarku dan kuhidupkan pemanas ruangan. Aku masih kepikiran tentang siapa orang yang dimaksud bibi Yelena? Kenapa bibi Yelena memberi solusi atas masalahku dengan nama seorang pria yang tidak kukenal ? kebingunganku bertambah saat kulihat senyuman bibi Yelena, dan itu suatu ekspresi yang penuh tanda tanya. Bibi Yelena seolah-olah mengatakan bahwa “ Pria itu bisa membantumu”. Sepertinya aku harus mencari alamat pria ini, dan akan kuceritakan masalahku kepadanya. Dan semoga dia benar-benar bisa membantuku.
Kubaringkan tubuhku dikasur, dan baru beberapa menit kututup mataku, ponselku berdering. Saat kubuka ternyata ada pemberitahuan dari group WA dari Mrs.Stacy.
Nyonya Bawel
“ Diharapkan tugas sejarah dikumpulkan awal bulan depan”
Aku lansung bersujud syukur dan berguling-guling di atas kasur. Alhamdulillah, Allah benar-benar menyayangi hamba-hambanya yang bersabar. Aku masih punya waktu untuk mencari pria yang dimaksud bibi Yelena itu. Kuucapkan tasbih, tahlil, dan tahmid, setelah selesai berzikir aku memejam mata dan masuk ke alam mimpi.
Aceh, 02-02-2018