Dari Pesona Alam Sampai Pesona Wanita

Ku pikir sesiapa saja menyukai keindahan, bahkan takjub ketika melihat sebuah keindahan, semisal keindahan yang diperlihatkan alam, atau bahkan keindahan dari seorang wanita. Beberapa kali aku sempat terpana melihat kecantikan wanita-wanita Indonesia. Hal ini tentu relatif sifatnya. Bagiku wanita yang hitam manis, mempunyai gigi ginsul itu cantik. Sering aku memperhatikan wanita yang demikian, rasa takjub pun timbul pada diriku untuknya.

Begitu juga dengan sebuah suara yang dimiliki oleh seseorang, bahkan mampu menghipnotisku sampai berjam-jam lamanya. Baik ketika sedang bernyanyi terlebih melantunkan ayat suci Al-Quran. Jujur saja, sering sekali aku mendengarkan suara Sabyan Gambus jika hendak tertidur. Alunan lagu-lagu religi yang ia bawakan membuatku terhanyut di dalamnya.

Seminggu yang lalu, ketika pikiran butuh santai, aku berniat untuk pergi ke suatu tempat, berharap tempat yang ku kunjungi tersebut mampu menenangkan hati dan pikiranku yang lagi kacau. Tibalah aku disuatu tempat yang memiliki luasnya laut dan sepoi-sepoinya angin, serta riaknya gelombang. Ku pikir tempat ini cocok untuk aku bersemedi dari keramiannya sebuah kota.

Orang-orang menamai tempat itu Alue Naga, banyak anak manusia yang berpergian kesana, mulai dari rombongan keluarga sampai dengan muda-mudi yang membawa pasangannya. Aku memilih sendiri-sendiri, sedang kekasih, ku simpan dalam hati. Ombak sebagai hiburan, kadang kala burung-burung bersiul mesra kepadaku, lantas aku tersenyum merasa bahagia. Ya, burung dan ombak.

Senja mulai menampakkan pesonanya, dengan sunset kemerah-merahan, ku abadikan mereka pada ponsel yang ku genggam. Sejuta keindahan telah senja tawarkan untuk ku tetap menatap padanya, tak ada tatapan selainnya, aku pun menuruti keinginannya, menatap hingga menembus langit merah merona.

Namun, tak lama kemudian ia pun menghilang bersama keindahan malam, aku tersadar dibikin gelamnya sebuah malam, bergegas aku pulang. Aku sudah cukup puas bersamanya, esok petang aku berjanji akan menemuinya kembali, pada hati dan pikiran yang bahagia.