Galau Antara Baik dan Buruk

sumber

HARIMAU mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, orang mati akan meninggalkan nama! Pepatah ini sering bernari di benakku. Ingin rasanya menjadi bagian orang meninggalkan jejak ‘kebaikan,’ karena saya takut menjadi orang jahat yang bakalan menyisakan riwayat keburukan.

Mungkin pepatah tersebut, pantas menjadi pedoman bagi kita semua, wahai teman steemians ku. Minimal mampu menjadi lampu kuning (peringatan) saat kita sengaja maupun tidak sengaja, akan melakukan sebuah tindakan keburukan. Tentu sikap kejelekan demikian akan menyisakan kesengsaraan terhadap orang-orang yang terzalimin.

Memang sih! Harus diakui sangat sulit menjadi manusia dalam golongan kebaikan, karena bakalan banyak godaan menjerumuskan kita pada tindakan keburukan. Menjadi orang bersifat mulia itu, sangat berat, lantaran harus benar-benar mampu berperang dengan hawa nafsu dan keangkuhan yang bersemayam disetiap sanubari insan. Ini masih sangat manusiawi, bahkan membawa derajat manusia lebih tinggi dari makhluk ciptaan Allah SWT yang lain, sebab kita diberikan; hawa nafsu; akal untuk berpikiran; dan hati nurani.

Di jaman dewasa ini, banyak orang bermental buruk mampu menutupi rupanya dengan sedikit polesan trik kelicikannya. Syarat menjadi orang demikian, terutama harus mampu menjadi sosok “Raja Tega” yang mampu melihat orang lain teraniaya dan tertindas. ”Aduh, mirip macam sinetron saja ya. Tapi jangan salah, masih ada sifat Raja Tega yang mementingkan keegoisan demikian. Jika semua orang baik, tentu Neraka jahanam akan kosong penghuni. ‘Jadi tidak mungkin kosongkan!”Semoga saja kita tidak galau untuk berbuat kebaikan.

Belum ada manusia di muka bumi ini yang luput dari perbuatan dosa, karena kita diciptakan memang tempat khilaf dan kesalahan bersemayam. Bukan berarti orang baik itu tidak memiliki masa lalu kelam dari kesalahan, namun mereka cepat bertobat untuk segera menarik diri masuk kedalam jalan kemuliaan.

Meskipun saya mempostingkan artikel tentang baik dan buruk, tetap saja diri ini tanpa sadar sering terjerumus melakukan sebuah kesalahan. Mungkin sepantasnya, kita tidak menilai kebaikan seseorang berdasarkan ucapan maupun tulisannya, melainkan lebih melihat dari tindakan serta perbuatannya. Mari sama-sama kita senantian berbuat kebaikan. Wassalam rekan Steemians.

sumber