Belajar Pantun Bersama Ibu Asmawati Husen
Pantun adalah jenis puisi asli Indonesia, yang pada tiap- tiap bait terdiri dari empat baris, tiap- tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, dan sajak akhirnya merupakan sajak silang yang dapat dirumuskan ab- ab; sepantun: seperti, bak, bagai. Menurut Widodo, dalam buku Kamus Ilmiah Populer hal: 536.
Sumber: RF (Foto Kegiatan belajar kelas FAMe Aceh Besar ke-4 di Balai Nelayan Lambaro Nejid Kecamatan Peukan Bada, 2018)
Minggu ini kelas belajar menulis kami laksanakan di Kecamatan Peukan Bada tepatnya di Lambadeuk dusun Lambaro Nejid. Pemilihan lokasi bertujuan dengan perkenalan kelas belajar menulis gratis kepada masyarakat dan menindak lanjuti pertemuan di masjid Tuha Indrapuri, karena sebelumnnya ada masjid yang lebih dahulu didirikan yaitu masjid Indrapurwa di Lambadeuk.
Pemaparan materi dalam pertemuan tidak banyak di uraikan oleh ibu Asmawati hanya butuh waktu 25 menit, isi materi sebagai berikut:
Syarat dari penulisan pantun adalah 1 bait terdiri 4 baris, bersajak ab ab atau aa aa tidak boleh aa bb. Dalam 1 baris terdiri dari 8 – 12 suku kata.
2 baris pertama sampiran dan sampiran tidak harus berkenaan dengan isi, tetapi jika berhubungan lebih baik. 2 baris terakhir adalah isi, bagi pemula utamakan isi.
Pantun dapat digunakan untuk meringkas isi materi yang akan disampaikan. Contoh tulisan https://steemit.com/aceh/@cutrahmawati/tiga-kerajaan-hindu-di-aceh, ibu Asmawati meringkas tulisan tersebut dalam bentuk pantun sebagai berikut:
Tiga Kerajaan Hindu di Aceh
Oleh: Asmawati Husen
Assalamu’alaikum kawan semua
Pertemuan ke empat kita bersua
Di tempat bersejarah kita bersua
Di kerajaan Hindu si Indrapurwa
Kerajaan Hindu di Aceh adanya tiga
Indrapurwa, Indrapuri dan Indrapatra
Indrapurwa kerajaan tertua
Marilah kita menelusurinya
Sangat strategis si Indrapurwa
Banyak pedagang bersinggah ria
Karena dekat Samudera India
Lalu lalang kapal di sana
Indrapurwa dari bahasa sansekerta
Pengaruh Hindu ada di sana
Ketika Cina menyerang mereka
Meurah Johan yang membantunya
Indra Sakti nama rajanya
Meurah Johan menikah dengan putrinya
Memeluk Islam semua rakyatnya
Kerajaan Aceh Darussalam kini namanya
Setelah Islam berkembang pesat
Masjid tempat kegiatannya
Atap bersusun dengan tiga tingkat
Sungguh hebat masjid Indrapurwa
Masjid Indrapurwa punya batasan
Utara dengan jalan Selatan perbukitan
Sebelah Barat dengan pesantren
Sedangkan Timur dengan pemukiman
Masjid berpindah sudah dua kali
Lam Pageu, Geubok dan Lam Guron kini
Kita semua harus mengetahui
Situs sejarah menggugah hati
Ketika 2004 dilanda Tsunami
Masjid rusak parah sekali
Masjid tersayang dibangun kembali
Tuk mengenang sejarah yang tiga segi
Balai Nelayan Lambaro Nejid, 27 Mei 2018
Selanjutnya saya langsung membagikan meta plan agar masing- masing peserta menulis pantun, sebagian besar peserta langsung menulis. Setelah semua menulis maka meta plan dikumpulkan dan saya bacakan semua pantun yang ditulis peserta, sebagai apresiasi kepada mereka atas usaha menulis pantun. Inilah hasil karya pertemuan ke-4 tentang menulis pantun.
Semangat FAMe Aceh Besar
Oleh: Uswatun Hasanah
Pagi minggu aku tejaga
Aku berjalan melintasi rawa
Menuntut ilmu dimana saja
Hari ini di Indrapurwa
Burung camar berkicauan
Terbang tinggi dengan riang
Bersama kita di balai nelayan
Belajar pantun sungguh senang
Buka puasa dengan ikan bakar
Dimasaknya menggunakan arang
Tetap semangat FAMe Aceh Besar
Meskipun hari ini bapak seorang
Walau bapak hanya seorang
Tapi semangat tak pernah berkurang
Untuk pertemuan yang akan datang
Bapak bawa teman beberapa orang
Balai Nelayan Lambaro Nejid, 27 Mei 2018
Ujung Pancu nan Rupawan
Oleh: Intan Suaida
Jalan- jalan ke kota Mesir
Jangan lupa membeli sisir
Tampan- tampan anak Mesir
Rambut cepak rapi tersisir
Ikut Pramuka jangan lupa pakai kacu
Pakai kacu jangan sembarangan
Ayolah kawan datang ke Ujung Pancu
Duduk bersama di balai nelayan
Balai Nelayan Lambaro Nejid, 27 Mei 2018
Penulis Pantun
Oleh: Fuaida
Belajar berpantun sangatlah santun
Sambil melamun kata tersusun
Belajarlah dengan tekun
In syaa Allah jadi penulis pantun
Kasih anak sepanjang galah
Kasih ibu sepenuh hati
Setiap orang pasti punya masalah
Namun hidup harus tetap dinikmati
Balai Nelayan Lambaro Nejid, 27 Mei 2018
Jaga Budaya
Oleh: Cut Nasriyati
Sungguh indah di Ujung Pancu
Hati bahagia tiba di sana
Sungguh senang melepas rindu
Dalam pertemuan yang istimewa
Banyak sejarah yang ada di sana
Patut kita jaga dan lestarikan
Jaga budaya, adat dan tatakrama
Titipan Allah yang dilupakan
Orang tua, muda dan mudi
Generasi penerus budaya bangsa
Tuntutlah ilmu yang lebih tinggi
Menjaga petua ilmu budaya
Balai Nelayan Lambaro Nejid, 27 Mei 2018
Kegiatan hampir selesai, tiba- tiba saya mendapat telepon dari salah seorang peserta yaitu ibu Fuaida yang sudah jauh berjalan tapi ternyata tempat yang dituju salah. Lalu saya mengarahkan ke lokasi kegiatan yang sedang terlaksana dan hampir selesai. Setibanya ibu Fuaida, bersama kami membuat pantun:
Kesasar ke Ujung Pancu
Oleh: Peserta FAMe Aceh Besar
Panorama indah sekali
Banyak orang datang dan pergi
Karunia alam dari Ilahi
Nikmat yang patut kita syukuri
Dengan kencang motor kupacu
Hingga kesasar ke Ujung Pancu
Dengan hati meenggebu- gebu
Hasrat hati menuntut ilmu
Ujung Pancu di Peukan Bada
Banyak orang pergi ke sana
Menuntut ilmu banyak pahala
Dunia akhirat kita bahagia
Sungguh indah si Indrapurwa
Bangunan nyata berbentuk Masjid
Selamat datang ibu Fuaida
Di balai nelayan Lambaro Nejid
Balai Nelayan Lambaro Nejid, 27 Mei 2018
Sumber: RF(Foto didepan balai nelayan Lambaro Nejid, Kec. Peukan Bada, 2018)
Amanah Harus di Sampaikan
Oleh: Khairiah
Saleum bahagia lon sampaikan
Keu mandum rakan yang na di sino
Amanah yang harus disampaikan
Jeut seujahtera ureung lam nanggroe
Dum na umong tabuka
Dum na uteun tabuka
Meunyo pemerintah hana geuteka
Gadoh semangat rakyat jelata
Balai Nelayan Lambaro Nejid, 27 Mei 2018
Ranup Sigapu
Oleh: Saida Afrida
Assalamu’alaikum warahmatullah
Jaro duablah lon beu ot sapa
Alhamdulillah pujo ke Allah
Salaweut saleum ateuh sayyidina
Ranup sigapoe meuboh lampuan
Meubri ke rakan tanda mulia
Linto baro ngon handai taulan
Meulangkah u dalam bek lee di lua
Kadang na idang yang kureung mangat
Kadang na peungat yang kureung saka
Meuah beurayeuk neubri beu leugat
Karena bandum nyan hana sengaja
Aneuk tiong di cong bak tamsi
Cicem keudidi di cong bak ara
Ban mandum geutanyo berserah diri
Keu sidro Allah azza wa jalla
Balai Nelayan Lambaro Nejid, 27 Mei 2018
Menulis
Oleh: Khaira
Assalamu’alaikum rakan dan taulan
Ayolah kita ke pustaka
Bulan puasa jangan bermalasan
Marilah belajar riang gembira
Niat hati menulis Indrapurwa
Tapi tidak tahu harus menulis apa
Dari pada bingung sambil bersila
Ayo langsung kita ke masjid Indrapurwa
Balai Nelayan Lambaro Nejid, 27 Mei 2018
Terima Kasih
Oleh: Cut Rahmawati
Banyak perempuan pencari tiram
Banyak lelaki menjadi nelayan
Janganlah kita berwajah muram
Semangat dan tekun kita kerjakan
Sejauh mata memandang
Tampak gunung dan lautan
Rasa ingin selalu kukenang
Lambaro Nejid takkan pernah kulupakan
Alhamdulillah ucap di bibir
Acara hari ini cukup sekian
Terima kasih sudah berhadir
FAMe Aceh Besar maju ke depan
Balai Nelayan Lambaro Nejid, 27 Mei 2018
Mulailah menulis
Tidak perlu takut salah, menulis apa saja
Kuncinya hanya ada pada latihan dan sediakan waktu
Selalu belajar menulis.
Salam Literasi… Semangat menulis… Semangat berdakwah
Terima kasih kepada:
Bapak Geuchik dan Ketua Nelayan Lambaro Nejid atas pemakaian tempat kegiatan
Ibu Asmawati Husen atas kesedian berbagi Ilmu sebagai pemateri
Seluruh peserta yang berhadir dan masyarakat