Begini Cara Cari Uang Tergampang di Dunia: Petingkah Steemian Kita
Karena terlanjur percaya platform @steemit ini jadi tempat yang bikin orang cepat kaya, tuyul sudah tidak ada lagi yang pelihara. Kasihan dia. Tapi, eh, bukan itu. Kalimatnya pembukanya begini. "Karena terlalu yakin dengan bermain steemit uang bisa datang sendiri, orang-orang jadi agak lupa dengan yang namanya berproses."
Pikirnya dengan punya akun di steemit, upload foto sebiji, bikin tulisan how to cook ini-itu sebiji. Lalu sudah. Tinggal tunggu uang datang dan nyelonong sendiri ke rekening tanpa sedikit pun bunyi kring atau cling atau plup. Oh. Gampang sekali hidup ini. Instannya ngga ketulungan. Lebih instan dari cara nyeduhin mie instan mana pun, lebih gampang dari melihara tuyul sekali pun. Tahu sendirilah, selama tuyul masih berupa makhluk hidup, segaib apa pun ia tetap minta makan juga meski beraknya tak pernah kita tahu di mana.
Nah, kalau steemit? Mana pernah minta makan dia. Cuma foto belalang satu, foto lalat satu, atau kalau ada kambing atau kucing atau anjing, atau kalajengking, atau babi bertaring, yang semuanya tengah kawin. Itu bonus. Ceklek. Ceklek (anggap saja ini bunyi kamera handphone, biar lebih drama dikit). Lalu ya itu. Upload, terus tunggu vote. Uang? Tenang. Ia sedang dalam perjalanan. Oh. Gampang sekali hidup begini, hingga orang-orang jadi kepikiran, "Kalau segampang ini cari uang. Buat apa baca buku? Buat apa sekolah? Buat apa capek-capek ke kampus? Buat apa baca buku lagi?"
Tapi apakah benar segampang itu? Tidak. Sama sekali tidak. Palingan pola steemian yang kadung percaya uang didapat semudah mereka mengetuk-ngetuk touchscreen gawainya, adalah seperti yang bisa kuilustrasikan berikut ini.
Steemiawati. Sehabis kongkow dari sebuah cafe pada satu sore yang cerah, ia pulang kerumah dan mendapati ibunya sedang berkutat dengan baskom hijau muda yang di dalamnya telah bercampur sebuah adonan. Melihat itu si steemiawati kita, langsung punya ide. Alih-alih ganti baju dan turut membantu, ia malah pegang hape, jepret semua aksi ibunya yang kini sudah basah keningnya oleh bulir-bulir keringat. Hingga setelah siap itu adonan jadi semacam getuk atau sejenis lemper atau penganan yang di Aceh biasa disebut leugh'ok, si steemiawati kita juga sudah siap dengan postingannya. Judul postingan kira-kira begini: How to cool leugh'ok like delicious.
Steemiawan. Sebab seharian ini cewek atau gebetennya tidak ngebalas wasapnya (ia tidak peduli kalau cewek juga habis paket internet) steemiawan kita uring-uringan di kamar kostan. Ia nelangsa. Hatinya mencipta kata-kata bertemakan sedih, galau, malam, perih, gelap, hingga sempat juga ia menyematkan frasa bunuh diri dengan cebur dalam sumur. Tapi karena kemudian ia mikir bunuh diri dengan cara itu sangatlah tidak elegan, ia menghapus bagian bunuh diri dan menggantinya dengan diksi-diksi yang sulit dicerna pikiran waras manusia. Ia tulis itu semua di kotak submit a story aplikasi esteem nya. Lalu keluarlah postingannya di beranda new indonesia dengan judul, "Kenapa Tak Kau Balas Pesanku Hari Ini, O Kasih."
Lepas sukses meng-upload, si steemiawati lega, si steemiawan juga. Dua-duanya merasa seperti sudah lepas dari jam kerja yang menyesakkan jiwa raga, uang hasil kerja mereka sedang dalam perjalanan tentu saja. Dan kini saatnya berselancar sana-sini atau membalas pesan-pesan di grup wasap. Kau tahu? Kenyataannya kemudian adalah tiap 57 detik sekali (ini sudah termasuk waktu loadingnya) keduanya masuk ke aplikasi esteem, lihat sudah berapa yang upvote, lalu mencet tombol wallet. Kau tahu? Kegiatan mantau atau buka-tutup esteem ini alam berlangsung puluhan kali dalam hitungan 30 menit pertama lepas upload barusan, kemudian berlanjut ratusan kali dalam hitungan sampai tengah malam.
Hasilnya? Selamat. Si steemiawati dapat $0.07 esok harinya. Dan selamat pula bagi steemiawan yang dapat $0.03 atas usaha kegalauannya.
Lantas apa? Tidak ada. Aku hanya mau bilang, lebih baik jadi tuyul sekalian, kalau kau melulu mikir steemit adalah alat tergampang cari uang.
Saya masih baru di Steemit. Terima kasih sudah berbagi pengalaman. Sudah saya follow ya.
Saya juga orang baru @kaoy. Hehehe.. saleum beh. Ka lheuh lon follow balek digata.
Khotbahmu maljum ini bikin steemian lesu. Motivasi mereka, kak bookrak
Tak ada khotbah motivasi pada malam jumat, bung @marxause. Sebagaimana ungkapmu itu, "tak ada kritik di hari libur." Begitu,
Tunggu besok di mesjid! Mimbar membara.
Kalau Setnov jadi khatib, iya. Mimbar akan jadi bara. Haha
Setnov jadi khatib. Mimbar yang khotbah.ada gitu, wak?
Ada wak. tapi lepas Setnov turun khatib, mimbarnya kena cap murtad.
Lebih mending. Daripada setnov jumaatan, mesjidnya yang shalat
Berarti ini sama dengan; kalau Setnov pakai kondom, yang bersenggama pabrik kondomnya itu ya?
Yang upload kopi ada gak bos?
LOL
Ada, bos. Semua ada. Hahaha
True Story ... :D
Sepenggal dua penggal adalah pengalaman pribadi. Ahaha...
Woow keren, tulisannya bagus...
Terima kasih sudah berbagi teman
@bookrak
Hallo @silvia. Terima kasih kembali ya.
Inti tulisan ini mungkin di kalimat pembuka: "Karena terlalu yakin dengan bermain steemit uang bisa datang sendiri, orang-orang jadi agak lupa dengan yang namanya berproses."
Orang-orang, terutama pengguna Steemit, mereka ingin cepat2 menjadi besar tanpa ingin berproses. Dan itu kesalahan terbesar kan bg?
Mana ada sukses datang sendiri dari langit hehe.
Ini tulisan paling natural. Menyoe kheun salah sidroe calon gubernur Aceh yang gagal terpilih barosa "Lagena droe ih ju" :-D
Salam Apa Karya @sammymubarraq. Hahaha..
Hahaha.. Cit ka meuho ju bang @bookrak euh.. :-D
Salam Apa wkwk
this is SUPER hilarious!! Mungkin karena sudah terlanjur percaya itu ya, banyak steemian baru yang langsung bad mood, nyalahin si pulan pulin, pas ga diupvote hehehe...padahal setelah dilihat tulisan2nya ternyata yaaa... bisa dibilang di bawah standar.
Aduh kak @horazwiwik. Capek ku gugling translet hillarious itu apa, nongolnya cuma: riang, gembira, riuh, dll. Tentu padanan arti itu gak cocok dg kalimat di komentarnya kan? Ajarin aku inggris, kak. Hillarious itu, kalo untuk komentar di atas artinya yg pas apa ya? Heuheuheu...😊
aiih mosok sih terjemahan yg keluar riang, gembira, riuh?? harusnya terjemahan pertama yang muncul itu adalah 'lucu'. tp yg bener adalah 'sangat lucu-extremely funny'. narasinya lucu banget pokoknya. like it deh.
Hehehe... Makasih, kak, buat pelajarannya. Makasih sudah suka tulisanku.
sama sama. you are one of my favorite authors in Steemit. Jempol deh.
Gue suka gaya loe kak @bookrak, hahahaa.
Emang gitu faktanya. Beberapa minggu baru gabung di Steemit aku udah nemuin Steemian yang unik-unik.
Awalnya kukira Steemit ini layaknya sebuah blog pribadi yang bisa menjadi sarana mengasah kemampuan menulis. Tapi semakin kesini aku kok ngelihatnya malah semacam medsos Facebook yang isinya asal jepret, asal update status. Bahkan sehari bisa sampe 3x kayak minum obat, haha
Pertamanya memang gitu, @patriciadian. Hampir semua ngerasa yang penting upload, yang penting upload, tanpa mau tahu isi kontennya. Semua pingin kejar tayang. Serba ingin cepat. Apalagi pas tahu harga bitcoin yg melonjak beberapa pekan kemarin. Semua kayak ngerasa dengan upload 3x1 sehari, itu bitcoin dengan mudah datang sendirinya. Aku diawal beginian juga sebenarnya. Hehe... Jadi sebetulnya ini tulisan buat mengkritik diriku sendiri pas scrolling tulisan2ku pertama bikin akun. Lucu aja dan aku jadi mikir, "sepragmatis inikah aku?" Gila. Hahahah.
Bisa jadi self reminder juga ini @bookrak mengingat aku juga masih awam dan benar-benar baru di Steemit.
Yang ahli-ahli itu muasalnya dari awam, mbak. Cuma kerennya mereka mau upgrade diri terus hingga jadi ahli. Hehe
Hahaha... marah dan kesalmu pun keren... biarlah ini barangkali membuat kesal tetapi begitulah apa adanya... terkadang yang manis itu justru menyesatkan dan pahit itu justru yang sesungguhnya kebenaran.
Sebenarnya ini lebih tertuju buat aku sendiri, mbak. Scrolling tulisan2ku di awal sewaktu pertama bikin akun, bikin aku sadar, "waduhhh..aku sepragmatis ini rupanya ya." Jadi malu dan kesal sendiri. Hehe..
Bagus kamu @bookrak bisa melakukannya... coba tanya levy dan aiqa mereka pun dulu pernah demikian, dan lalu menyadari kesalahan karena menjadi plagiat akan mematikan diri sendiri... yang parah itu yang ngotot dan terlalu malu mengakui sehingga terjebak, pada akhirnya nanti akan rugi sendiri... lebih enak karya original sendiri, toh terbukti karyamu memang patut diacungi jempol.
Iya mbak. Akhirnya semua emang sadar dan percaya, bahwa berproses itu penting. Berproses dalam artian terus belajar untuk meningkatkan kualitas, dan ga melulu mikir ngejar kuantitasnya saja.
Itu dia! Salah satu alasan saya keluar dari dunia media adalah karena saya merasa terkurung diburu oleh kuantitas dan kekakuan yang membuat saya tidak bisa bernafas serta tidak bisa mengekspresikan diri sesuai dengan diri saya, terutama lagi karena media saat ini sudah "terkepung" oleh kapitalisme. Di dalam menulis, tidak ada kata berhenti belajar walau sudah merasa mampu dan hebat, karena kalau berhenti maka habislah semua pemikiran dan kreatifitas.
Apa yang bisa kita harapkan dengan media sekarang, mbak? Hampir tak ada. Untunglah Indonesia ada banyak figur seperti Setnov dan Tiang Listriknya. Kalau tidak, waduh. Tiap hari redaksi media gaduh besok mau nulis apa, mau nulis apa? Haha
steemiawati dan steemiawan ahha lucu sekali sebutannya
Salam @rkb. kewarasan pikiran harus dijaga dengan yang lucu-lucu. Begitu kukira.