Bertani Atau Pilih Gengsi
Bagi kebanyakan pemuda sekarang bahasa kerennya pemuda zaman now, umumnya dalam pandangan mereka, bertani adalah pekerjaan tradisional yang kurang bergengsi dan hasilnya yang tidak segera dapat dinikmati, juga jumlahnya yang relatif tak menentu. Parahnya lagi mereka memandangnya sebagai pekerjaan yang kotor, melelahkan, apalagi kulitnya menjadi hitam terbakar terik matahari.
Kalau ditinjau dari luas lahan yang ada di Aceh, dan peluang pertanian benar-benar dimamfaatkan oleh generasi muda, yang namanya pengangguran tidak kita dengar lagi. kecuali Badan Pusat Statistik (BPS) mengatagorikan bahwa petani juga masuk katagori pengangguran. saya sepakat demikian, tapi bagi petani yang tidak fokus. bisa dikatakan petani musiman.
Kebanyakan pemuda sekarang lebih memilih bekerja di kantor, baik itu swasta maupun negeri, bahkan bakti pun jadi walaupun tidak ada gaji ketimbang harus bertani. kalau mereka mempunyai keahlian spesifik, tentu hal ini bukan masalah. Namun, tak sedikit dari mereka yang tak mempunyai keahlian spesifik dan keberuntungan. akhirnya menjadi beban daerah masing-masing karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2017 Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Aceh mencapai 6,57 persen, lebih kurang 120 Ribu pengangguran.
Sadar atau tidak, bonus demografi setiap tahun semakin bertambah. sedang generasi lebih memilih menunggu lowongan yang di buka oleh pihak swasta dan negeri. Sementara, Aceh bukanlah daerah industri (Swasta),dan jika pun menunggu lowongan pegawai negeri apakah keahliannya sudah teruji, baik itu spesifik ilmunya maupun "lobi-lobi", karena yang harus di fahami bukan hanya beberapa orang saja saingannya melainkan puluhan ribu lulusan universitas di Aceh. Belum lagi kita bicarakan masalah KKN yang sudah membudaya di negeri kita.
Jika kondisinya seperti ini terus menerus, sedang investasinya untuk daerah kita kecil, saya yakin angka pengangguran di Sumatra, Aceh mejadi urutan pertama.
Jangan malu untuk bertani, karena anak, istri, dan pacarmu tidak makan gengsi. dan jangan menunggu tua untuk melakukan perkerjaan ini.
"Pang ulee buet ibadat, Pang ulee hareukat meugoe"
Ayo pemuda tani...kibarkan panjimu
Ka upvote coy bek ka coment tok
Bekerjalah sesuai dg hobi.
Devisa negara dari hasil olah tani semakin beekurang bang, sedang industri tidak juga berkembang juga. Persoalan memang bikan utk devisa tapi untuk keluaraga, jika berharap dari pemerintah apa yang bisa diharapkan.