CEWEK INDONESIA MATRE DALAM MEMILIH PASANGAN
(Foto ilustrasi)
Riset yang dilakukan perusahaan biro jodoh professional asal Singapura, Lunch Actually menunjukkan bahwa wanita Indonesia cenderung lebih menilai pria dari sisi materi.
Kebanyakan wanita di Indonesia lebih memilih pria yang memiliki karir dan penghasilan yang mapan. Hal ini berbeda dengan wanita di negara-negara lain yang lebih tertarik kepada pria yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Lunch Actually melakukan penelitian terhadap 1.659 responden dari tiga negara, yakni Singapura, Malaysia, dan Indonesia, serta Hong Kong.
CEO Lunch Actually Violet Lim mengatakan, hasil survei menunjukkan bahwa terdapat tiga hal besar yang menjadi daya tarik pria dan wanita dalam memilih pasangan. Secara umum, seluruh pria yang disurvei, setuju bahwa kecantikan, daya tarik fisik, serta karakter baik dan humoris merupakan hal menonjol yang membuat mereka tertarik pada pasangan.
"Tidak ada perbedaan signifikan antara pria di Singapura, Hong Kong, Malaysia ataupun Indonesia," ungkap Violet.
Sementara, di mata wanita, kepercayaan diri, karir dan penghasilan yang mapan adalah daya tarik utama. Namun, terdapat hal yang berbeda dalam pandangan wanita Indonesia.
"Wanita Indonesia tertarik pada pria yang memiliki karir dan penghasilan yang mapan di banding wanita di negara lain yang memilih pria karena rasa percaya dirinya,” ujar Violet.
Selain hal tersebut, hasil riset Lunch Actually juga mengungkapkan fakta perilaku mencari jodoh melalui penggunaan aplikasi online dating. Terungkap bahwa 49,09% pria dan 32,72% wanita menggunakan aplikasi
online dating untuk mencari pasangannya.
Dari sisi komposisi umur, pria berusia 21 hingga 30 tahun yang lebih banyak menggunakan aplikasi dibandingkan mereka yang berumur di atas 31 tahun. Sementara untuk wanita, usia 26 hingga 35 tahun yang lebih mayoritas. Hal ini memang wajar mengingat wanita pada usia tersebut sudah mulai merasakan kecemasan psikologis saat belum menemukan jodohnya.
Meski tren menggunakan aplikasi jodoh terus tumbuh, namun mayoritas responden tetap memilih cara konvensional dalam mencari pasangan hidupnya. Menggunakan jasa biro jodoh profesional saat ini tetap menjadi piilihan utama. Salah satu alasan mereka adalah menilai cocok tidaknya calon pasangan haruslah dilihat langsung secara fisik (18,57 %), sementara yang menjawab tidak yakin terhadap profil dan kualitas seseorang jika mengandalkan aplikasi saja mencapai 37,4%.
Sebagai tambahan, lanjut Violet, para responden sangat yakin bahwa setiap orang memiliki pasangan hidupnya masing-masing. Sayangnya mereka ragu apakah mereka bisa menemukan jodohnya. Wanita lebih banyak memiliki keraguan tersebut (43,90 %) dibandingkan pria (39,72 %).
Hal ini disebabkan karena secara psikologis wanita yang ragu tersebut menganggap bahwa mereka tidak seagresif wanita lain dalam mengejar jodoh. Di samping itu pula, keraguan timbul karena mereka memiliki standart yang tinggi dalam memilih calon suami dan tidak ada pria yang memenuhi standar tersebut.
Adapun, masyarakat Indonesia yang masih berorientasi pada hubungan sosial turut mempengaruhi pola pikir terhadap pernikahan. Jika di Hong Kong umur ideal untuk menikah adalah 33 tahun ke atas, maka di Indonesia responden memilih usia lebih muda untuk menikah.
“Pria dan wanita Indonesia belum berubah dalam hal pilihan usia untuk menikah, yaitu 26 hingga 32 tahun. Pada usia seperti ini, biasanya sudah lulus kuliah dan memiliki pekerjaan tetap serta tabungan yang cukup sehingga dianggap ideal untuk menikah,” tuturnya lagi.
Violet Lim mendirikan Lunch Actually bersama suaminya Jamie Lee. Keunggulan konsepnya adalah Short, Sweet and Simple. Biro jodoh ini masuk ke Indonesia sejak 2 Oktober 2014 yang lalu.