Mengapa di Tanahku Terjadi Bencana (Semangat untuk Sahabat dalam Masa-masa Sulit)

in #indonesia6 years ago (edited)

Belum pulih luka dan keterkejutan setelah gempa beruntun yang melanda Lombok selama bulan Agustus 2018, bumi pertiwi kembali berkabung dengan peristiwa gempa, tsunami dan likuifaksi yang melanda sejumlah kawasan di provinsi Sulawesi Tengah dan sekitarnya pada akhir September 2018.

Senja akan segera menjelang. Sebagian orang menikmati santai sore di tepi pantai sebelum berkemas karena shalat maghrib akan segera tiba. Gemuruh dari dalam bumi yang kita kenali sebagai gempa mengguncangkan wilayah Sulawesi Tengah. Seismograf mencatat angka 7,4 SR. Cukup untuk membuat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini tsunami.

Kemudian, sebagaimana yang kita saksikan pada hari itu dari berita-berita di televisi, tsunami terjadi. Juga likuifaksi, sebuah peristiwa kegempaan yang lazim terjadi namun relatif baru kita kenal. Melalui kecanggihan teknologi, para saksi mata berhasil mengabadikan likuifaksi sehingga kita pun dapat memahami pelemahan kekuatan lapisan tanah yang mendadak seakan menjadi bubur dan pasir hisap yang menenggelamkan obyek-obyek yang berdiri di atasnya.

Selama beberapa hari menyaksikan peristiwa dan perkembangan penanganan masa tanggap darurat bencana, yang semula dua minggu lalu kemudian diperpanjang menjadi dua bulan, tak terasa air mata berlinang. Ya, menyaksikan walau hanya dari jauh, seakan membuka kembali duka dan keterkejutan lama, kala mengalami peristiwa tsunami pada akhir tahun 2004. Maka malam itu, saya pun merangkai sejumlah tweet untuk menyampaikan pesan dan harapan saya agar masyarakat Sulawesi Tengah dan sekitarnya yang terdampak bencana dapat tabah menghadapi ujian tersebut.


Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari bencana. Salah seorang pakar mitigasi bencana menyatakan bahwa bencana terjadi ketika kita tidak siap. Artinya dapat dipahami bahwa dengan adanya pengetahuan mitigasi bencana, setidaknya kita dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan bencana tersebut.

Pada kesempatan lainnya, Tgk. Samsul Bahri, M.Ag, dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh, menyampaikan bahwa ketika kita lari menuju tempat yang aman setelah gempa, bukan berarti kita menghindari kematian--yang sudah pasti akan dialami semua manusia. Namun, dengan mencari tempat yang lebih aman berarti kita menghindari potensi dampak bencana yang mungkin terjadi.

Dari televisi di pengungsian di Aceh Besar selama sebulan pertama pasca gempa dan tsunami Aceh, kami menyaksikan bagaimana Presiden dan Wakil Presiden ketika itu, Pak Soesilo Bambang Yudhoyono dan Pak Muhammad Jusuf Kalla yang belum lama terpilih mengomandoi penanganan masa tanggap darurat yang ditetapkan selama tiga bulan. Instruksi mereka jelas: "Evakuasi yang meninggal, selamatkan yang masih hidup!"

Satu atau dua minggu pertama, para pejabat negara tersebut melangsungkan salat Jumat perdana di lapangan Blangpadang Banda Aceh. Tempat di mana sebelumnya berjejer mayat dan tumpukan puing yang tersapu tsunami, namun di sana pula kembali dinyalakan cahaya dan semangat bahwa kehidupan harus terus berjalan. Dalam kurun waktu yang sama pula, pemerintah memastikan layanan perbankan dan pasar tradisional dihidupkan kembali agar kegiatan ekonomi masyarakat kembali menggeliat.

Dari bencana, lahir kepedulian dan kemanusiaan. Perhatian seluruh dunia yang tertuju bagi tsunami Aceh ketika itu diabadikan antara lain di Museum Tsunami dan Lapangan Blang Padang Banda Aceh.

Atas pertimbangan kemanusiaan pula, pemerintah Republik Indonesia dengan kelompok Gerakan Aceh Merdeka bersepakat untuk kembali ke meja perundingan yang melahirkan Memorandum of Understanding (MoU) Helsinski. Difasilitasi Mantan Presiden Finlandia Marti Ahtisaari, pada 15 Agustus 2005 atau belum genap setahun tsunami Aceh, kesepakatan damai itu dikukuhkan. Sehingga proses membangun kembali Aceh dapat berjalan relatif baik hingga saat ini.

Pada peristiwa gempa di Sulawesi Tengah, kita kemudian mengenal sosok kepahlawanan bernama Sutopo, Humas Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) yang aktif menyampaikan perkembangan informasi terkini penanganan bencana di Sulawesi Tengah. Meskipun kemudian diketahui dirinya baru saja keluar dari rumah sakit dengan diagnosa kanker stadium 4B. Semoga Allah Swt memberikan kesembuhan yang paripurna bagi Pak Topo.

Dari bencana kita dapat menyaksikan kemampuan alamiah manusia untuk kembali bangkit dari kemuraman dan keterpurukan. Sebulan setelah musibah gempa dan tsunami, saya dan keluarga kembali ke kota Banda Aceh. Warga di lingkungan tempat kami tinggal juga. Salat berjamaah dihidupkan kembali di musala, tempat di mana interaksi sosial warga kembali dilangsungkan. Semangat untuk bangkit bersama.

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Nias kemudian menjadi pusat penyaluran bantuan kemanusiaan dari nusantara dan seluruh dunia. Kehadiran lembaga nonpemerintah lokal dan asing sempat menimbulkan tekanan lainnya berupa inflasi yang melambung tinggi di kota Banda Aceh, namun syukurlah kondisi tersebut hanya berlangsung sementara.

Banyak juga putra-putri Aceh termasuk para penyintas (survivor) yang memperoleh berkah berupa ilmu, pengalaman bahkan tabungan dan beasiswa yang memadai untuk menuntut ilmu di berbagai belahan dunia setelah tsunami. Aceh pun kemudian menjadi pusat riset mitigasi bencana dan manajemen konflik sedunia.


Akhirnya, kita berharap semoga kondisi di wilayah-wilayah terdampak bencana dapat semakin lebih baik dan semoga para penyintas (survivor) dapat terus bersemangat menjalani masa-masa sulit tersebut. Mari kita senantiasa menyambungkan harapan lewat doa dan sedekah semampu yang kita bisa. Bahkan mungkin lewat kata, jika tidak bisa menyumbangkan tenaga untuk langsung menyambangi mereka.

Sesungguhnya Allah Swt Tuhan Yang Maha Kuasa tidak akan menguji hamba melebihi kemampuannya, dan di balik kesulitan pasti ada kemudahan, di balik kesulitan ada kemudahan. Janji dari-Nya yang tercantum dalam Al-Quran yang menguatkan kita melalui rasa duka dalam kehidupan.

Semoga Lombok, Palu, Donggala, dan wilayah-wilayah lainnya yang terdampak bencana dapat kembali tersenyum ceria.

Aamiin ya Rabbal 'aalamiin.

P_20150420_095348_HDR.jpg

Sebuah diorama tsunami di Museum Tsunami Acehsource

Sort:  

Congratulations @azharpenulis! You received a personal award!

1 Year on Steemit

Click here to view your Board

Support SteemitBoard's project! Vote for its witness and get one more award!

Congratulations @azharpenulis! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 2 years!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.26
JST 0.039
BTC 100104.47
ETH 3619.58
USDT 1.00
SBD 3.10