Cerita Menyedihkan Dibalik Silhouette Abstract
Jika melihat gambar diatas sekilas tampak bayangan hitam seorang wanita berambut panjang menggunakan tongkat berjalan dibelakang seorang lelaki yang berbayang abu-abu melangkahkan kakinya kedepan.
Makna yang terkandung didalamnya ternyata lebih dari itu jika kita ingin memaknainya.
Begini kisahnya . . .
Seorang wanita dan laki-laki saling mencintai di masa lalunya.
Dahulu mereka selalu bersama melewati suka duka suatu hubungan. Tertawa, menangis, bahagia, kepahitan, semua telah dilalui bersama dan mereka memilih untuk tetap bertahan. Tanpa terasa hubungan mereka sudah menginjak usia 4 tahunan. Mereka berencana menikah di awal tahun depan. Berbagai persiapan telah mereka lakukan. Bukannya malah pudar, semakin hari rasa cinta semakin berkembang diantara mereka.
Pada suatu hari sang lelaki hendak pergi keluar kota untuk bekerja, raut wajah mereka sangat bahagia hari itu. Mereka saling berpamitan dan berjanji tetap berkomitmen. Sang lelaki pun pergi.
Selang 2 jam kemudian tiba-tiba terdengar kabar bahwa sang lelaki mengalami kecelakaan maut, kendaraan yang digunakannya menabrak mobil yang melaju berlawanan arah.
Sontak sang wanita menangis histeris, ia menangis terisak-isak, berteriak memanggil-manngil nama sang kekasih, dan bertindak seolah tak percaya bahwa kekasihnya telah pergi selama-lamanya. Ia mengalami syok hingga pingsan.
Seminggu kemudian. . .
Setelah kepergian sang kekasih, hari-hari yang dilewatinya hanyalah duduk dengan tatapan kosong. Tidak nafsuu makan, tidak mengerjakan apapun. Berkali-kali ia mengalami drop dan bolak-balik masuk rumah sakit. Keluarga sangat prihatin melihat kondisinya, keluarga menyarankan untuk membawanya ke psikiater.
Selama 2 tahun ia menjalani perawatan intensif pada psikiater hingga akhirnya ditahun ketiga ia sudah mulai membenahi diri. Ia mulai mencoba beraktifitas. Ia mulai tersenyum walau masih tipis. Ia mulai rutin beribadah lagi. Kepribadiannya banyak yang berubah, ia tak seceria dulu lagi, ia telah menjadi orang yang pendiam.
Banyak lelaki yang mendekatinya, namun ia tak ingin menikahi salah satu diantara mereka. Ia tak ingin menikah dengan siapapun. Ia hanya ingin menjalani hari-harinya dengan mengenang sang kekasih seumur hidupnya. Mengenang kembali kenangan-kenangan yang telah mereka jalani bersama adalah suatu kebahagiaan baginya, ia merasa cinta itu tetap ada dihatinya sampai ia menua dengan sendirinya.
Walau raga sudah tiada, cinta tak akan binasa.
Walau raga sudah renta, masalah hati siapa sangka.
Apa makna yang bisa dipetik dari cerita diatas?
Jika patah hati, depresi, frustasi, minta tolong cari jalan keluar dengan orang-orang terdekat anda. Biasanya gangguan kejiwaan akan dibawa ke psikiater.
Jangan berlarut-larut dalam kesedihan, berserah diri pada Tuhan adalah yang paling utama.
Berlarut-larut dalam kesedihan akan menyebabkan anda drop karena fikiran sangat mempengaruhi kesehatan.
Cinta memang ada yang abadi, tetapi tidak baik meratapi secara abadi kematian seseorang yang belum menjadi suami anda dengan tidak menikahi pria lain.
Lupakan dia,karena dia sudah abu-abu
Semoga bermanfaat