Serial Kafe Klandestin: Prabowo Jangan Bertemu Jokowi
“Ampon Wan, sanger dingin satu!”
“Eh, Uni Linda. Dari mana, Uni?”
“Habis menghadiri pertemuan Emak-emak Militan, Ampon.”
“Pantas tampang Uni sangar hari ini.”
“Jangan kau bikin hatiku tambah panas, Ampon!”
“Tapi tambah cantik, kok, Uni. Biar reda amarah Uni yang seperti habis terkena badai Naciro, coba ceritakan hasil pertemuan dengan Emak-emak Militan tadi.”
“Dari dulu aku cantik. Ampon. Tadi kami membahas tentang adanya usulan agar Prabowo yang dikalahkan Mahkamah bertemu Jokowi untuk rekonsiliasi. Tentu saja kami semua menolak.”
“Kan Prabowo belum pernah bilang mau ketemu petahana?”
“Betul. Tapi ini cecunguk-cecunguk baik dari dalam maupun dari luar sudah sibuk mendesak agar beliau secepatnya bertemu sama petahana Sepanyol itu-“
“Sepanyol?”
“Separoh nyolong karena menang dengan curang. Ada yang bilang 60 persen pendukung menerima keputusan Mahkamah Konstipasi. Ada lagi calon menteri petahana menyebut 90 persen rakyat setuju, lah.”
“Dia juga yang mengatakan bahwa sebagai negarawan akan memberikan selamat kepada petahana Sepanyol itu, kan?”
“Itu dia. Memang beda sangat sama almarhum bapaknya.”
“Bagaimana dengan adanya tudingan sebagai buzzer dari salah satu orang dalam, Uni?”
“Itu juga bikin hati ini tambah sakit. Sudah kita mendukung tanpa pamrih, tanpa minta balas jasa, tanpa bayaran, kok tega-teganya muncung si paja bunyi macam itu. Kalaulah dekat, sudah Uni robek-robek temboloknya.”
“Mungkin dia merasa lebih tahu kondisi dan situasi di level atas, Uni.”
“Level atas itu indak ada artinya tanpa kita-kita yang di bawah ini, Ampon Wan! Kalau boleh Uni mengutip dari salah satu politikus Amerika tenar yang Uni lupa namanya, ‘Semuanya BULLSHIT’. Jangan anggap kita yang di bawah ini cirik rendang, indak berarti apa-apa sehingga boleh digratiskan. Kita yang merasakan langsung semua keputusan bodoh yang dilakukan petahana Sepanyol selama periode lalu. Apa harus kita rasakan lima tahun lagi?”
“Tapi Mahkamah Konstitusi menyatakan-“
“Mahkamah Konstipasi menyatakan tidak berhak mengadili kecurangan, bukan berarti kecurangan itu tidak ada. Kecurangan itu ada dan terbukti. Ibarat gunung es, yang tampak hanya pucuk kecilnya saja. MUI sudah mengatakan HARAM memberi selamat kepada kecurangan. Rekonsiliasi berarti mengakui kemenangan mereka padahal mereka curang.”
“Jadi kesimpulannya, Uni?”
“Kami pendukung Prabowo, terutama emak-emak militan, melarang Prabowo bertemu Jokowi. TITIK. Bungkus kue timphan sepuluh. Ini, ambil kembaliannya. ”
Bandung, 5 Juli 2019