Islam Nusantara
Sumber Gambar: google
Islam sejak dahulu sudah dikenal sebagai sebuah kekuatan revolusioner dalam sejarah. Ia telah berhasil mengembangkan peradaban paling besar dalam perjalanan sejarah bahkan peradaban tersebut dapat kita rasakan sampai saat ini dan masa yang akan datang. Lebih dari satu triliun umat manusia dibelahan bumi memeluk agama Islam. Sebenarnya dunia ingin sekali mengetahui lebih banyak tentang agama yang telah memainkan peranan secara signifikan dalam sejarah peradaban dunia, akan tetapi tidak nampak dan sebanding dengan peran Islam.
Islam dikenal sebagai agama yang universal yang tidak membeda-bedakan suku, ras, bahasa, dan sebagainya, yang membedakan adalah tingkat ketakwaan. Dalam buku An Introduction Begum ‘A ‘isyah Bawany mengutip ungkapan George Bernad Shaw salah seorang pakar sosial Eropa, dia mengatakan “Eropa pada umumnya, dan Inggris secara khusus dalam setengah abad mendatang pasti akan menerima Islam”.
Persebaran Islam di dunia memang tidak terbatas pada wilayah tertentu, Islam berkembang baik diberbagai jengkal tanah di dunia, termasuk di Indonesia. Beberapa waktu yang lalu kita di Indonesia pernah mendengungkan istilah “Islam Nusantara”, sekilas kita mendengar istilah tersebut memang terasa baru dan kurang familiar di telinga kita. Namun pada hakikatnya amaliah dari istilah tersebut telah lama kita terapkan di Nusantara.
Reaksi pro dan kontra berkenaan dengan Islam Nusantara nampak terdengar nyaring, bahkan sempat menjadi trending topik diberbagai media baik itu media lokal, nasional maupun internasional, sehigga banyak orang yang memusatkan perhatian terhadap “Islam Nusantara”, mereka melakukan riset lebih rinci mengenai hal tersebut.
Memang kita harus mengakui, bahwa kaum Nahdiyyin (NU) memiliki saham penting dalam mencetuskan istilah Islam Nusantara, menurut mereka Islam Nusantara yang dimaksud adalah Islam yang melebur dengan adat dan budaya masyarakat setempat, artinya Islam hadir tidak sebagai pembatas antara adat dan agama justru Islam hadir dengan kedamaian dan sangat menghargai adat budaya masyarakat. Sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakat sangat fanatik dengan tradisi leluhur yang sifatnya jauh dari nilai-nilai islam, namun setelah Islam datang maka terjadi Islamisasi tradisi leluhur dan masyarakat menerima itu semua. Inilah kira-kira yang didengunkan kembali dengan istilah “Islam Nusantara”.
Pihak yang kontra juga turut menyumbangkan argumennya. Menurut kaum ini, Islam Nusantara hanya akan menyekat-nyekat Islam menjadi lebih kecil, Islam tetap Islam tanpa membedakan Islam Nusantara, Islam Eropa dan sebagainya. selain itu, hadirnya Islam Nusantara dikhawatirkan akan membuat rasis dan fasis terhadap yang bukan Islam Nusantara.
Menurut hemat penulis, Islam Nusantara menjadi sebuah format yang cocok dengan kondisi umat Islam di Indonesia yang majemuk dan sangat tertarik dengan budaya. Namun dalam hal ini, perlu digaris bawahi bahwa tidak semua harus dinusantarakan, sebagai contoh ketika beberapa waktu yang lalu ada pengajian pada salah satu pembukaan acara dengan menggunakan langgam jawa, azan menggunakan langgam jawa, penulis pikir ini suatu contoh “Islam Nusantara yang gagal” dan jauh dari harapan kita semua. Untuk itu, Islam nusantara hadir sebagai wujud untuk memformulasikan antara Islam dan budaya setempat.
Nyan ka bereh that pak @amarullahyacob hehe
get, ,semoga terpacu utk tatumuleh..