BAB 32 DARI TEUNGKU KE USTAZ

Assalamualaikum Wr.Wb sahabat steeemits semua yang masih setia membaca postingan steemit zana, nah ini merupakan bab terakhir yang terdapat dalam Acehnologi volume ke-3 buku bapak Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, Ph.D, pada sebelumnya zana sudah berceritakan tentang masa depan di dayah Aceh, nah kali ini pembahasan juga menarik ni, pasti teman-teman penasaran dan bertanya-tanya zana mau bahas apa, baiklah pad bab 32 ini zana mau bahas tentang dari Teungku ke Ustadz, menarikan pembahasannya simak terus sampai akhir yaa..

Pada kajian dari Teungku ke Ustaz ini, menggunakan teori sosio-kultural dalam pendidikan Islam di Aceh, mungkin teman-teman sering mendengar teori sosio-kultural tersebut,apa sih teori sosio-kultural itu? Menurut Vygostky teori sosio-kultural ialah proses pencarian yang dilakukan dengan cara melihat asal-usul tindakan seseorang yang dilihat dari interaksi sosial (aktivitas dan bahasa yang digunakan yang didasari latar belakang sejarah hidupnya).

Dalam sebuah perkampungan yang kita lihat sekarang ini proses-proses yang berhubungan dengan ibadah (agama) itu selalu diawasi oleh Teungku, contoh yang sering terjadi sekarang ini, ketika di kampung-kampung itu ada orang yang meninggal maka proses fardhu kifayah dari memandikan hingga menguburkan selalu diawasi oleh Teungku yang berada dalam kampung tersebut, bahkan Talikin (kata-kata maaf)dari pihak keluarga itu pun selalu diwakili oleh Teungku.Kenapa hal yang bernilai ibadah atau agama selalu diawasi oleh Teungku? Salah satu alasannya mungkin karena teungku itu berperan sebagai ulama di setiap kampung, sehingga segala sesuatu yang berbau agama itu teungku yang lebih mengetahui. Perlu kita ketahui bahwa peran teungku dalam sebuah perkampungan bukan hanya mengawasi warga kampung tetapi juga membantu warga kampung.

https://goo.gl/images/pMUqFz

Akan tetapi peran teungku itu bukan hanya di dalam fardu kifayah terhadap jenazah saja, tetapi dalam khanduri dan samadiah di meunasah do’a atau zikir-zikir itu selalu dipimpin oleh Teungku yang berada dalam kampong tersebut.

Salah seorang ustadz yang berasal dari pesantren terpadu atau modern

Dalam kajian Acehnologi juga berbicara tentang ustaz, ustaz disini diartikan sebagai guru, pengajar atau pendidik di dalam suatu pesantren terpadu, dalam tradisi disebuah pesantren terpadu seorang guru ini kerap dipanggil ustadz daripada Teungku, mengapa demikian? Karena ustaz tersebut juga alumni pondok pesantren terpadu, seperti babun najjah, darul ulum, al-falah abu lam u, dan lain sebagainya.

Akan tetapi pemberian gelar Teungku itu diberikan karena seseorang itu memiliki tingkatan ilmu agama yang lebih tinggi, dalam artian teungku ini tingkatannya dibawah ulama, biasanya teungku ini memperoleh ilmu dari ulama, teungku –teungku ini merupakan alumni dayah salafi, seperti dayah seulimuem, dayah ulee titi, dan lain sebagainya.

Dalam masyarakat Aceh, ulama itu sangat berperan dalam sejarah Islam itu sendiri hingga terjadinya penggabungan Republik Indonesia. Pada masa kerajaan Islam dulu ulama-ulama itu menjadi da’i atau pemberi nasehat bagi raja-raja Islam saat itu. Pada terjadinya konflik antara Aceh dengan Belanda ulama juga turut serta dalam membela Aceh atau disebut dengan jihad fi Sabilillah (berperang di jalan Allah),akan tetapi ulama juga ikut melakukan aksi jihad fi sabilillah dalam melawan Pemerintah Indonesia dalam kasus peperangan DI/TII tahun 1950-an, dalam semua aksi para ulama dalam melakukan jihad fi sabillillah berpusat pada dayah-dayah di seluruh Aceh.
Dalam tradisinya masyarakat Aceh biasanya memanggil ulama dengan panggilan abu, abi, waled, abon, panggilan berupa abu itu terkadang dihubungkan dengan tempat tinggal seorang ulama tersebut,seperti Abu Tanoh Mirah, Abu Tanoh Abe,dan lain sebagainya.Penamaan seorang ulama yang menghubungkan dengan sebuah kampung yang ditempati tersebut memiliki makna bahwa ulama tersebut sebagai media kontrol pola hidup keagamaan masyarakat.

Sahabat steemits semuanya sampai disini dulu ya, kapan-kapan zana akan membahas dengan bahasan yang lebih menarik lagi,selanjutnya zana akan bahas tentang etnografi dengan bahasan-bahasan yang lebih menarik lagi simak terus ya jangan ketinggalan sampai jumpa pada episode selanjutnya ya Assalamualaikum