Kabupaten Aceh Utara "Jejaring di Orientasi Pasca Penugasan Pengajar Muda:indob
Memperluas Jejaring di Orientasi Pasca Penugasan Pengajar Muda Angkatan XIII
Tanpa terasa pengabdian mengajar selama setahun berlalu dan para Pengajar Muda Angkatan XIII telah kembali ke Jakarta pada Selasa, 5 Desember 2017 lalu. Selama setahun para Pengajar Muda Angkatan XIII telah menjalankan tugasnya di daerah penempatan masing-masing, yaitu Kabupaten Aceh Utara (Provinsi Aceh), Kabupaten Natuna (Provinsi Kepulauan Riau), Kabupaten Nunukan (Provinsi Kalimantan Utara), Kabupaten Banggai (Provinsi Sulawesi Tengah) dan Kabupaten Pegunungan Bintang (Provinsi Papua). Adanya berbagai macam tantangan selama masa penugasan melatih para Pengajar Muda untuk mengembangkan kompetensi kepemimpinan yang dimilikinya.
Setelah menyelesaikan penugasannya, 40 orang Pengajar Muda mengikuti Orientasi Pasca Penugasan (OPP) Pengajar Muda Angkatan XIII yang telah dilaksanakan pada hari Rabu (6 Desember 2017) hingga Jumat (8 Desember 2017) lalu. Program ini diadakan untuk melakukan refleksi bersama atas hasil yang sudah dicapai dalam penugasan sekaligus memberi kesempatan pada para Pengajar Muda untuk menyusun rencana besar selanjutnya masing-masing serta berjejaring lebih luas lagi.
Salah satu kegiatan yang dilakukan pada saat OPP untuk memperluas jejaring Pengajar Muda Angkatan XIII adalah kegiatan Networking Session yang diadakan pada hari Kamis, 7 Desember 2017 di Jakarta. Acara ini dihadiri oleh beberapa inisiator, mitra pendukung, hingga officer Gerakan Indonesia Mengajar. Para mitra dan Pengajar Muda XIII berkesempatan untuk saling berinteraksi dan bertukar informasi. Para mitra dapat mengetahui cerita pengabdian Pengajar Muda selama di daerah penempatan, selain itu Pengajar Muda XIII juga dapat berjejaring dengan para mitra yang telah mendukungnya. Mitra Indonesia Mengajar yang hadir pada Networking Session kali ini adalah Blue Bird Group, Bank Negara Indonesia (BNI), Citibank Indonesia, Compnet, EF English First, Garuda Indonesia, Indika Energy, Kuark, Mitsubishi, Mondelez Indonesia, Orica, PT PP, PwC Indonesia, RSUD, Sinar Mas Land, Tahir Foundation, Tanoto Foundation, dan Telkomsel. Bapak Gandi selaku perwakilan mitra menyampaikan bahwa para Pengajar Muda merupakan anak-anak yang sungguh hebat, hal ini dikarenakan motivasi para Pengajar Muda bukan hanya untuk mengajar tetapi juga untuk belajar.
Melalui OPP Pengajar Muda Angkatan XIII, diharapkan dapat menjadi momen untuk pengembangan diri dan pengembangan jejaring Pengajar Muda Angkatan XIII. Hal ini juga menjadi persiapan bagi para Pengajar Muda untuk kembali melanjutkan perjuangannya di bidang masing-masing, dengan berbekalkan pengalaman berharga bertugas sebagai Pengajar Muda selama setahun kebelakang.
Indonesia Mengajar telah bekerja selama hampir 7 tahun dengan mengirimkan sarjana terbaik ke pelosok negeri untuk menjadi penggerak pendidikan, sebagai Pengajar Muda. Bekerja intensif selama lima tahun di satu daerah, Kami percaya bahwa masyarakat di daerah tersebut adalah orang-orang yang paling mengetahui kondisi daerahnya. Oleh karena itu, tugas utama Pengajar Muda di daerah bukanlah sebagai pemberi solusi, melainkan sebagai penggerak yang mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama merawat anak-anak di tempat mereka.
Terhitung sudah 15 kabupaten Kami nyatakan lulus, tidak lagi ada Pengajar Muda yang Kami tempatkan di daerah tersebut. Kabupaten-kabupaten ini kemudian membuktikan bahwa dirinya berdaya dengan berbagai inisiatif yang mereka lakukan secara mandiri. Salah satu inisiatif yang berkembang dan dilakukan oleh beberapa Kabupaten adalah inisiatif untuk membuat gerakan mengajar, yang serupa pengiriman Pengajar Muda untuk ditempatkan di daerah mereka. Inisiatif ini dikelola oleh pemerintah kabupaten secara mandiri dengan dibantu penggerak daerah. Tulang Bawang Barat di Lampung, Halmahera Selatan di Maluku Utara, Bima di Nusa Tenggara Barat, dan Maluku Tenggara Barat (Tanimbar) di Maluku menjadi contoh kabupaten yang memiliki inisiatif ini.
Jika Indonesia Mengajar punya Pengajar Muda, maka Tulang Bawang Barat punya Pengajar Cerdas, Halmahera Selatan punya Pemuda Penggerak Desa, Bima punya Penggerak Muda Bima, dan Maluku Tenggara Barat punya Penggerak Tanimbar. Masing-masing dari mereka luar biasa dengan ciri khasnya dan yang terpenting, semua punya semangat yang tinggi untuk berkontribusi bagi Indonesia.
- Untuk menuju Aceh Utara ada beberapa alternatif penerbangan: dari Jakarta ke Medan atau dari Jakarta ke Banda Aceh. Jarak antara Medan– Kotamadya Lhokseumawe (sebelumnya merupakan ibukota Kab. Aceh Utara) dengan Banda Aceh – Lhokseumawe relatif sama. Namun, frekuensi penerbangan dari Jakarta ke Medan lebih banyak daripada penerbangan dari Jakarta ke Banda Aceh.
Penerbangan Jakarta-Medan ditempuh selama kurang lebih 2 jam 15 menit. Waktu tempuh yang diperlukan untuk menuju ke Aceh Utara dari Medan diperkirakan sekitar 7 – 8 jam. Ibukota Aceh Utara sekarang adalah Lhoksukon, menggantikan Lhokseumawe yang kini telah berganti status menjadi Kotamadya Lhoksumawe. Namun, berhubung masih dalam transisi, maka berbagai gedung perkantoran pemerintah Kabupaten Aceh Utara masih berlokasi di Kota Lhokseumawe.
WEBSITE ACEH UTARA
Secara keseluruhan, prasarana pendidikan di Aceh Utara relatif baik. Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Bahasa Aceh diajarkan di kebanyakan sekolah. Meskipun begitu, ada beberapa SD yang kekurangan guru. Sinyal telepon (GSM) bisa diterima dengan baik di beberapa tempat. Listrik juga relatif mudah diperoleh. Di daerah yang terdiri dari suku Aceh serta suku lain (termasuk Jawa dan Banjar) ini, sebagian besar warganya memiliki mata pencaharian sebagai petani maupun penggarap kebun.
Congratulation to you.
Thanks you